Bantuan Perontok Padi untuk Nenek Ratem, Mentan Amran: Dulu Saya Pernah Miskin
A
A
A
INDRAMAYU - Suka cita terpancar dari raut wajah nenek Ratem. Pasalnya, perempuan sepuh asal Desa Tegal Girang, Kabupaten Indramayu yang usainya sekitar 75 tahun ini mendapat bantuan mesin perontok gabah oleh Kementerian Pertanian.
Nenek Ratem adalah anggota Kelompok Tani (Poktan) Dewi Sri yang berbasis di Indramayu. Meski tak lagi muda, namun semangat Nenek Ratim sangat menggebu, utamanya pada bidang cocok tanam sektor pertanian.
Atas semangatnya itu, Kamis (4/3/2019) kemarin, Nenek Ratem dihadiahi mesin perontok yang diberikan langsung oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam kunjungan kerjanya ke Desa Tambi, Kecamatan Sliyeg.
Alat ini diharapkan Amran bisa menjadi penopang ekonomi bagi Nenek Ratem dan keluarganya. Selain itu, melalui bantuan ini aktivitas Ratem yang sehari-hari mengais rejeki dengan cara mengambil padi sisa panen orang lain bisa sedikit kendor.
Kepada Amran, Ratem mengaku dalam sehari ia hanya mampu menghasilkan Rp20 ribu dari hasil mengais rezeki. Uang itu biasanya ia gunakan untuk keperluan belanja dapur.
"Penghasilanya Rp20 ribu per hari," kata Ratem dengan mata berkaca-kaca.
Mendengar jawaban tersebut, Amran mengaku bangga karena masih ada semangat yang keluar dari jiwa Ratem. Ia bercerita, bahwa aktivitas Ratem pernah ia lakukan semasa kecil di kampung halamanya, di Sulawesi.
"Saya pernah merasakan seperti Nenek Ratim, saya pernah miskin. Untuk itu, dengan perontok padi ini Nenek Ratim diharapkan bisa dapat penghasilan kotor 200 ribu per hari," katanya.
Di saat bersamaan, Amran yang didampingi sejumlah Dirjen langsung menugaskan beberapa pegawai Kementan untuk mengantarkan Ibu Ratem serta satu unit alat perontok padi ke rumahnya.
Nenek Ratem adalah anggota Kelompok Tani (Poktan) Dewi Sri yang berbasis di Indramayu. Meski tak lagi muda, namun semangat Nenek Ratim sangat menggebu, utamanya pada bidang cocok tanam sektor pertanian.
Atas semangatnya itu, Kamis (4/3/2019) kemarin, Nenek Ratem dihadiahi mesin perontok yang diberikan langsung oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam kunjungan kerjanya ke Desa Tambi, Kecamatan Sliyeg.
Alat ini diharapkan Amran bisa menjadi penopang ekonomi bagi Nenek Ratem dan keluarganya. Selain itu, melalui bantuan ini aktivitas Ratem yang sehari-hari mengais rejeki dengan cara mengambil padi sisa panen orang lain bisa sedikit kendor.
Kepada Amran, Ratem mengaku dalam sehari ia hanya mampu menghasilkan Rp20 ribu dari hasil mengais rezeki. Uang itu biasanya ia gunakan untuk keperluan belanja dapur.
"Penghasilanya Rp20 ribu per hari," kata Ratem dengan mata berkaca-kaca.
Mendengar jawaban tersebut, Amran mengaku bangga karena masih ada semangat yang keluar dari jiwa Ratem. Ia bercerita, bahwa aktivitas Ratem pernah ia lakukan semasa kecil di kampung halamanya, di Sulawesi.
"Saya pernah merasakan seperti Nenek Ratim, saya pernah miskin. Untuk itu, dengan perontok padi ini Nenek Ratim diharapkan bisa dapat penghasilan kotor 200 ribu per hari," katanya.
Di saat bersamaan, Amran yang didampingi sejumlah Dirjen langsung menugaskan beberapa pegawai Kementan untuk mengantarkan Ibu Ratem serta satu unit alat perontok padi ke rumahnya.
(akn)