Marak Peretasan Akun Medsos dan WA Jelang Pencoblosan
A
A
A
JAKARTA - Suasana menjelang pencoblosan di Pemilihan Umum (Pemilu) maupun Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2019, diramaikan dengan adanya sejumlah akun Twitter maupun Whatsapp (WA), dan media sosial (medsos) yang diretas.
Hal ini dialami oleh Ustaz Haikal Hassan Baras beberapa waktu lalu, akun Twitter miliknya @haikal_hassan, sekira pukul 21.42 WIB, Minggu 24 Maret 2019 di-hack.
Melalui akun twitter Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak, @Dahnilanzar, ustaz Haikal mengungkapkan, twitternya telah di-hack.
"Saya membantu menyampaikan informasi terkait akun Babe Haikal yang di-hacked pihak yang tak bertanggung jawab," tulis Dahnil, Senin (25/3/2019).
Sementara Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat Imelda Sari mengaku bahwa nomor WA-nya dihack oleh orang tak dikenal.
"Saya baru tahu WA saya dibajak orang lain. Hanya Pengecut yang menggunakan cara fitnah murahan untuk menjatuhkan orang lain dengan membajak WA saya. Saya akan laporkan kepada @CCICPolri," kata Imelda Sari seperti dikutip SINDOnews dari akun Twitter Imelda, @isari68, Kamis (4/4/2019).
"Setelah @WhatsApp saya dini hari tadi dibajak, hingga malam ini ada 13 kader @PDemokrat yang WA-nya dicloning untuk digunakan. 'Pengecut viralkan target secara masif dan sistematis' cc @SBYudhoyono @AgusYudhoyono @prabowo @sandiuno. Adakah perlindungan keamanan komunikasi rakyat jelata?" sambungnya.
Merespons hal ini, politikus Demokrat Andi Arief menambahkan, jika akun twitter Ketua Divisi Hukum dan Advokasi Demokrat Ferdinand Hutahaean, @Ferdinand_Haean juga diretas.
"Lalu ada upaya bajak akun Telegram tapi gagal, terdeteksi dari Singapura. Memang gila ini rezim. Halalkan segala cara. Kita memang butuh perubahan. #2019gantiPresiden," ungkap @AndiArief__
Andi Arief menegaskan, Demokrat tahu batas dalam siasat politik, kita tidak menghalalkan segala cara termasuk penyalahgunaan teknologi secara ilegal.
"Mohon Kominfo, Polri mengambil sikap yang cepat terhadap yg menimpa dua kader Partai Demokrat," pungkasnya.
Hal ini dialami oleh Ustaz Haikal Hassan Baras beberapa waktu lalu, akun Twitter miliknya @haikal_hassan, sekira pukul 21.42 WIB, Minggu 24 Maret 2019 di-hack.
Melalui akun twitter Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak, @Dahnilanzar, ustaz Haikal mengungkapkan, twitternya telah di-hack.
"Saya membantu menyampaikan informasi terkait akun Babe Haikal yang di-hacked pihak yang tak bertanggung jawab," tulis Dahnil, Senin (25/3/2019).
Sementara Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat Imelda Sari mengaku bahwa nomor WA-nya dihack oleh orang tak dikenal.
"Saya baru tahu WA saya dibajak orang lain. Hanya Pengecut yang menggunakan cara fitnah murahan untuk menjatuhkan orang lain dengan membajak WA saya. Saya akan laporkan kepada @CCICPolri," kata Imelda Sari seperti dikutip SINDOnews dari akun Twitter Imelda, @isari68, Kamis (4/4/2019).
"Setelah @WhatsApp saya dini hari tadi dibajak, hingga malam ini ada 13 kader @PDemokrat yang WA-nya dicloning untuk digunakan. 'Pengecut viralkan target secara masif dan sistematis' cc @SBYudhoyono @AgusYudhoyono @prabowo @sandiuno. Adakah perlindungan keamanan komunikasi rakyat jelata?" sambungnya.
Merespons hal ini, politikus Demokrat Andi Arief menambahkan, jika akun twitter Ketua Divisi Hukum dan Advokasi Demokrat Ferdinand Hutahaean, @Ferdinand_Haean juga diretas.
"Lalu ada upaya bajak akun Telegram tapi gagal, terdeteksi dari Singapura. Memang gila ini rezim. Halalkan segala cara. Kita memang butuh perubahan. #2019gantiPresiden," ungkap @AndiArief__
Andi Arief menegaskan, Demokrat tahu batas dalam siasat politik, kita tidak menghalalkan segala cara termasuk penyalahgunaan teknologi secara ilegal.
"Mohon Kominfo, Polri mengambil sikap yang cepat terhadap yg menimpa dua kader Partai Demokrat," pungkasnya.
(maf)