Gagasan Soal Dana Abadi Riset Dinilai Terobosan Tepat
A
A
A
JAKARTA - Penjelasan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01, Ma'ruf Amin mengenai perhatian pemerintah terhadap riset saat debat ketiga Pilpres 2019 dinilai patut diacungi jempol.
Selain akan menyiapkan dana abadi riset yang dikoordinasi oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), pembentukan Badan Riset Nasional yang merupakan bagian dari Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) diyakini akan semakin menguatkan keberadaan riset dalam mendukung pembangunan nasional.
Hal itu disampaikan anggota Komisi X DPR Marlinda Poernomo Puteh menanggapi penjelasan Ma'ruf Amin saat debat cawapes yang berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu 17 Maret 2019 malam.
"Berbagai kebijakan yang disampaikan cawapres cukup membumi. Tinggal bagaimana riset yang akan jadi perhatian pemerintah mendatang bisa menjawab tantangan menyambut industri 4.0 untuk kesejahteraan, berkontribusi bagi pembangunan, dan juga solusi atas kebutuhan masyarakat," tutur anggota Fraksi Partai Golkar ini.(Baca juga: Ma'ruf Amin Janji Sedikan Dana Abadi Riset )
Saat debat cawapres, Ma'ruf menjelaskan riset merupakan ukuran kemajuan sebuah bangsa. Rencana integrasi lembaga riset dalam satu Badan Riset Nasional (BRN) yang bertujuan menjawab 10 year challenge menjadi sebuah langkah terobosan yang akan dilakukan Jokowi pada periode kedua pemerintahannya, 2019-2024.
Paling tidak pembentukan BRN untuk lebih memaksimalkan alokasi dana riset yang tersebar di banyak kementerian yang jumlahnya mencapai Rp24,9 triliun di tahun 2018.
"Memang jumlah tersebut masih kurang. Oleh karena itu, keterlibatan BUMN dan swasta sangat penting. Negara maju di bidang riset, tidak ada yang mengandalkan dana APBN atau dana pemerintah. Justru di Korea, Jepang, China, atau Jerman, pihak swasta lebih banyak melakukan riset yang menggandeng universitas," ungkap Marlinda.
Selain akan menyiapkan dana abadi riset yang dikoordinasi oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), pembentukan Badan Riset Nasional yang merupakan bagian dari Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) diyakini akan semakin menguatkan keberadaan riset dalam mendukung pembangunan nasional.
Hal itu disampaikan anggota Komisi X DPR Marlinda Poernomo Puteh menanggapi penjelasan Ma'ruf Amin saat debat cawapes yang berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu 17 Maret 2019 malam.
"Berbagai kebijakan yang disampaikan cawapres cukup membumi. Tinggal bagaimana riset yang akan jadi perhatian pemerintah mendatang bisa menjawab tantangan menyambut industri 4.0 untuk kesejahteraan, berkontribusi bagi pembangunan, dan juga solusi atas kebutuhan masyarakat," tutur anggota Fraksi Partai Golkar ini.(Baca juga: Ma'ruf Amin Janji Sedikan Dana Abadi Riset )
Saat debat cawapres, Ma'ruf menjelaskan riset merupakan ukuran kemajuan sebuah bangsa. Rencana integrasi lembaga riset dalam satu Badan Riset Nasional (BRN) yang bertujuan menjawab 10 year challenge menjadi sebuah langkah terobosan yang akan dilakukan Jokowi pada periode kedua pemerintahannya, 2019-2024.
Paling tidak pembentukan BRN untuk lebih memaksimalkan alokasi dana riset yang tersebar di banyak kementerian yang jumlahnya mencapai Rp24,9 triliun di tahun 2018.
"Memang jumlah tersebut masih kurang. Oleh karena itu, keterlibatan BUMN dan swasta sangat penting. Negara maju di bidang riset, tidak ada yang mengandalkan dana APBN atau dana pemerintah. Justru di Korea, Jepang, China, atau Jerman, pihak swasta lebih banyak melakukan riset yang menggandeng universitas," ungkap Marlinda.
(dam)