Master C19 Dorong Kommari Berdayakan Masyarakat Maritim
A
A
A
JAKARTA - Ketua Dewan Pembina Master C19 Portal KMA, Ahmad Syauqi Ma’ruf Amin (Gus Oqi) melaunching Komunitas Masyarakat Maritim Indonesia (Kommari) di RM Menara Kudus, Kalipasung, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu 16 Maret 2019.
Kommari diharapkan jadi mesin pemberdayaan ekonomi masyarakat maritim. Gus Oqi mengatakan, Kommari merupakan organisasi strategis untuk mengimplementasi gagasan cawapres KH Ma'ruf Amin yakni Arus Baru Ekonomi Indonesia (ABEI).
"Sejak 2016 lalu, Abah telah mencanangkan ini (ABEI). Ini gagasan yang harus diimplementasikan. Salah satu implementasi dari ABEI adalah pemberdayaan ekonomi umat," tandas Gus Oqi, melalui siaran pers, Minggu (17/3/2019).
"Dengan menguatkan yang lemah tanpa melemahkan yang kuat. Jadi kita membangun sinergi antara pengusaha, pemerintah dan masyarakat agar semua sama-sama mendapat untung, mendapat berkah dari usaha kemitraan yang dijalankan," tambahnya.
Lebih lanjut menurut Gus Oqi, Kommari nantinya ikut mengawal percepatan pembangunan di bidang maritim dengan sinergi, kemitraan berbasis profesionalisme, proporsionalisme dan prinsip maslahat berkeadilan.
"Dengan sistem yang baik, terkawal dan proporsional. Proporsional ini dalam bahasa santrinya, tidak boleh dzalim. Semua pihak harus diuntungkan. Pengusaha sebagai pemilik modal maupun masyarakat sebagai mitra yang membangun ekonomi mikro harus sama-sama untung. Kebijakan pemerintah didorong untuk mendukung program ini," imbuhnya.
Pembentukan Kommari ini, kata Gus Oqi menjadi sinyal positif, untuk menjadi intermediasi, membangun komunikasi antara pengusaha, pemerintah dan masyarakat. Karena, banyak niatan baik, yang kadang tak terealisasi, hanya karena komunikasinya kurang baik.
"Terutama di bidang perikanan. Dengan sudah diberantasnya asing di Indonesia di 5 tahun ini, perairan Indonesia sudah sangat bersih dari illegal fishing. Sekarang tinggal bagaimana masyarakat maritim fokus memaksimalkan potensi sumber daya laut yang ada," tuturnya.
Ketua Umum Kommari Hendry Sutioso menambahkan, potensi kemaritiman sudah sangat bagus dan meningkat. Namun, kata Hendry, pemberdayaan masyarakat dan pelaku usaha di bidang kemaritiman masih belum maksimal.
"Menurut saya perlu dirembukan antara pengusaha, masyarakat dan pihak-pihak terkait. Agar menghasilkan kemaritiman yang menguntungkan segala pihak untuk Indonesia. Untuk kemaritiman fokus pada kedaulatan dan keberlanjutan sudah terjadi dan potensi sumber daya alam sudah meningkat," kata Hendry.
"Sekarang tinggal menjalankan pillar kesejahteraan untuk memanfaatkan pondasi kokoh yang telah dibangun untuk mencapai pemaksimalan ekonomi kemaritiman dengan menghubungkan seluruh pelaku kemaritiman dan pemerintah duduk bersama dan menemukan solusi dan formula yang menguntungkan semua pihak," sambungnya.
Kommari diharapkan jadi mesin pemberdayaan ekonomi masyarakat maritim. Gus Oqi mengatakan, Kommari merupakan organisasi strategis untuk mengimplementasi gagasan cawapres KH Ma'ruf Amin yakni Arus Baru Ekonomi Indonesia (ABEI).
"Sejak 2016 lalu, Abah telah mencanangkan ini (ABEI). Ini gagasan yang harus diimplementasikan. Salah satu implementasi dari ABEI adalah pemberdayaan ekonomi umat," tandas Gus Oqi, melalui siaran pers, Minggu (17/3/2019).
"Dengan menguatkan yang lemah tanpa melemahkan yang kuat. Jadi kita membangun sinergi antara pengusaha, pemerintah dan masyarakat agar semua sama-sama mendapat untung, mendapat berkah dari usaha kemitraan yang dijalankan," tambahnya.
Lebih lanjut menurut Gus Oqi, Kommari nantinya ikut mengawal percepatan pembangunan di bidang maritim dengan sinergi, kemitraan berbasis profesionalisme, proporsionalisme dan prinsip maslahat berkeadilan.
"Dengan sistem yang baik, terkawal dan proporsional. Proporsional ini dalam bahasa santrinya, tidak boleh dzalim. Semua pihak harus diuntungkan. Pengusaha sebagai pemilik modal maupun masyarakat sebagai mitra yang membangun ekonomi mikro harus sama-sama untung. Kebijakan pemerintah didorong untuk mendukung program ini," imbuhnya.
Pembentukan Kommari ini, kata Gus Oqi menjadi sinyal positif, untuk menjadi intermediasi, membangun komunikasi antara pengusaha, pemerintah dan masyarakat. Karena, banyak niatan baik, yang kadang tak terealisasi, hanya karena komunikasinya kurang baik.
"Terutama di bidang perikanan. Dengan sudah diberantasnya asing di Indonesia di 5 tahun ini, perairan Indonesia sudah sangat bersih dari illegal fishing. Sekarang tinggal bagaimana masyarakat maritim fokus memaksimalkan potensi sumber daya laut yang ada," tuturnya.
Ketua Umum Kommari Hendry Sutioso menambahkan, potensi kemaritiman sudah sangat bagus dan meningkat. Namun, kata Hendry, pemberdayaan masyarakat dan pelaku usaha di bidang kemaritiman masih belum maksimal.
"Menurut saya perlu dirembukan antara pengusaha, masyarakat dan pihak-pihak terkait. Agar menghasilkan kemaritiman yang menguntungkan segala pihak untuk Indonesia. Untuk kemaritiman fokus pada kedaulatan dan keberlanjutan sudah terjadi dan potensi sumber daya alam sudah meningkat," kata Hendry.
"Sekarang tinggal menjalankan pillar kesejahteraan untuk memanfaatkan pondasi kokoh yang telah dibangun untuk mencapai pemaksimalan ekonomi kemaritiman dengan menghubungkan seluruh pelaku kemaritiman dan pemerintah duduk bersama dan menemukan solusi dan formula yang menguntungkan semua pihak," sambungnya.
(maf)