Pelapor Robertus Diduga Loyalis Prabowo, Hasto: Kami Sering Berdebat
A
A
A
BANDA ACEH - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto angkat suara terkait kasus dugaan penghinaan TNI yang dilakukan Dosen UNJ, Robertus Robet. Hasto berkomentar setelah ditanya awak media di sela-sela safari kebangsaan X menyusuri Aceh, Jumat (8/3/2019).
Kasus penghinaan TNI yang diduga dilakukan Robertus Robet menyita perhatian publik setelah dikabarkan pelapornya adalah mantan Kasum TNI yang juga 'loyalis' Capres nomor 02 Prabowo Subianto, Johanes Suryo Prabowo. Hasto berkomentar mengenai hal ini.
"Kita tahu Pak Suryo Prabowo kami sering berdebat pada Pemilu 2014 lalu," kata Hasto di Banda Aceh. (Baca juga: Pernyataan Robertus Robet Dinilai Tak Bermaksud Hina Institusi)
Terkait dengan kasus yang menjerat Robertus Robet, Hasto meyakini aparat polisi telah menjalankan fungsinya secara profesional. Dalam hal ini, pemerintahan Jokowi akan tetap melindungi seluruh tumpah darah Indonesia.
Adapun terkait ujaran kebencian, fitnah dan tindakan menghujat tidak dapat tempat di bumi Indonesia. "Dari masyarakat aceh seharusnya kita belajar bahwa kata-kata seorang pemimpin mencerminkan kualitas kepribadian pemimpin itu. Jadi semua harus berhati-hati dalam berkata-kata dan berucap," tandasnya.
Kasus penghinaan TNI yang diduga dilakukan Robertus Robet menyita perhatian publik setelah dikabarkan pelapornya adalah mantan Kasum TNI yang juga 'loyalis' Capres nomor 02 Prabowo Subianto, Johanes Suryo Prabowo. Hasto berkomentar mengenai hal ini.
"Kita tahu Pak Suryo Prabowo kami sering berdebat pada Pemilu 2014 lalu," kata Hasto di Banda Aceh. (Baca juga: Pernyataan Robertus Robet Dinilai Tak Bermaksud Hina Institusi)
Terkait dengan kasus yang menjerat Robertus Robet, Hasto meyakini aparat polisi telah menjalankan fungsinya secara profesional. Dalam hal ini, pemerintahan Jokowi akan tetap melindungi seluruh tumpah darah Indonesia.
Adapun terkait ujaran kebencian, fitnah dan tindakan menghujat tidak dapat tempat di bumi Indonesia. "Dari masyarakat aceh seharusnya kita belajar bahwa kata-kata seorang pemimpin mencerminkan kualitas kepribadian pemimpin itu. Jadi semua harus berhati-hati dalam berkata-kata dan berucap," tandasnya.
(kri)