Maruarar Sirait: Jawa Barat Kini Milik Jokowi, Tak Lagi Prabowo
A
A
A
BANDUNG - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin (Jokowi-Ma'ruf) mengapresiasi kinerja Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma'ruf Jawa Barat yang dinilai sukses mengubah peta politik di Jabar jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Influencer TKN Jokowi-Ma'ruf, Maruarar Sirait mengatakan, TKD Jokowi-Ma'ruf Jabar telah berhasil mengubah peta politik terkait raihan suara Pilpres 2014 di Jabar. Pria yang akrab disapa Ara itu mengungkapkan, berdasarkan hasil survei internalnya, peta suara di Jabar kini tak lagi milik Prabowo Subianto, melainkan Jokowi, meskipun selisihnya masih tipis.
Ara menyebutkan, Pada Pilpres 2014, Jokowi hanya meraih 40% suara di Jabar, sedangkan Prabowo Subianto mencapai 60% dengan selisih suara sekitar 4,7 juta suara."Kita kalah, sekitar 20 persen selisihnya pada 2014 lalu. Sekarang sudah bisa mengungguli, itu bukan perkara yang mudah, TKD sudah mengubah kondisi pilihan masyarakat," tutur Ara dalam keterangan tertulis yang diterima SINDONews, Sabtu (2/3/2019).
Politikus PDIP itu menyebut, masyarakat Jabar adalah masyarakat yang objektif dan rasional. Mereka, lanjut Ara, melihat adanya perubahan-perubahan yang signifikan di era pemerintahan Jokowi, baik berupa pembangunan fisik maupun non-fisik.
"Pak Jokowi yang dikenal bijak dan santun juga sangat diapresiasi masyarakat Jawa Barat dan kerjanya juga terbukti. Jadi, antara objektivitas, rasionalitas, dan kepribadian yang baik dan rendah hati itu itulah yang memberikan nilai positif," jelasnya.
Kondisi tersebut, lanjut Ara, didukung upaya TKD Jokowi-Ma'ruf Jabar yang menyosialisasikan Jokowi-Ma'ruf dengan cara-cara yang sesuai kultur masyarakat Jabar serta efektif dan tidak menyalahi aturan. "Dan saya senang sekali teman-teman di TKD ini bekerja gotong royong dan semangat," katanya.
Sementara itu, Ketua TKD Jokowi-Ma'ruf Jabar Dedi Mulyadi mengungkapkan, survei terakhir menunjukkan bahwa raihan suara Jokowi-Ma'ruf di Jabar kini sudah merata. Meski begitu, kata Dedi, raihan suara tersebut mesti terus digenjot.
"Kemenangan sudah merata, namun kita tidak harus terlena dengan kemenangan ini, secara politis kekhawatiran itu pasti ada," katanya. Oleh karenanya, kata Dedi, upaya pemenangan terus dilakukan di seluruh wilayah di Jabar. Pihaknya tidak memberikan perhatian khusus pada daerah tertentu. Pasalnya, kata Dedi, jika hal itu dilakukan maka daerah lain akan terlupakan.
"Jadi malah sibuk ngurus tetangga dan melupakan rumah sendir. Makanya, perhatian itu harus sama di setiap daerah, tidak ada yang diistimewakan," tegasnya.
Disinggung selisih raihan suara Jokowi dan Prabowo Subianto berdasarkan hasil survei internalnya, Dedi menjelaskan, pihaknya tidak mempersoalkan berapa selisih suara tersebut. Yang pasti, kata Dedi, tren raihan suara Jokowi yang terus meningkat menjadi semangat dan kekuatan tim.
"Jadi, keunggulan ini bukan lantas kita menjadi jumawa, menjadi terlena, dan menganggap sudah menang. Saya selalu mengingatkan pada semua, sampai tanggal 17 April nanti, jangan pernah merasa menang," ucapnya.
Influencer TKN Jokowi-Ma'ruf, Maruarar Sirait mengatakan, TKD Jokowi-Ma'ruf Jabar telah berhasil mengubah peta politik terkait raihan suara Pilpres 2014 di Jabar. Pria yang akrab disapa Ara itu mengungkapkan, berdasarkan hasil survei internalnya, peta suara di Jabar kini tak lagi milik Prabowo Subianto, melainkan Jokowi, meskipun selisihnya masih tipis.
Ara menyebutkan, Pada Pilpres 2014, Jokowi hanya meraih 40% suara di Jabar, sedangkan Prabowo Subianto mencapai 60% dengan selisih suara sekitar 4,7 juta suara."Kita kalah, sekitar 20 persen selisihnya pada 2014 lalu. Sekarang sudah bisa mengungguli, itu bukan perkara yang mudah, TKD sudah mengubah kondisi pilihan masyarakat," tutur Ara dalam keterangan tertulis yang diterima SINDONews, Sabtu (2/3/2019).
Politikus PDIP itu menyebut, masyarakat Jabar adalah masyarakat yang objektif dan rasional. Mereka, lanjut Ara, melihat adanya perubahan-perubahan yang signifikan di era pemerintahan Jokowi, baik berupa pembangunan fisik maupun non-fisik.
"Pak Jokowi yang dikenal bijak dan santun juga sangat diapresiasi masyarakat Jawa Barat dan kerjanya juga terbukti. Jadi, antara objektivitas, rasionalitas, dan kepribadian yang baik dan rendah hati itu itulah yang memberikan nilai positif," jelasnya.
Kondisi tersebut, lanjut Ara, didukung upaya TKD Jokowi-Ma'ruf Jabar yang menyosialisasikan Jokowi-Ma'ruf dengan cara-cara yang sesuai kultur masyarakat Jabar serta efektif dan tidak menyalahi aturan. "Dan saya senang sekali teman-teman di TKD ini bekerja gotong royong dan semangat," katanya.
Sementara itu, Ketua TKD Jokowi-Ma'ruf Jabar Dedi Mulyadi mengungkapkan, survei terakhir menunjukkan bahwa raihan suara Jokowi-Ma'ruf di Jabar kini sudah merata. Meski begitu, kata Dedi, raihan suara tersebut mesti terus digenjot.
"Kemenangan sudah merata, namun kita tidak harus terlena dengan kemenangan ini, secara politis kekhawatiran itu pasti ada," katanya. Oleh karenanya, kata Dedi, upaya pemenangan terus dilakukan di seluruh wilayah di Jabar. Pihaknya tidak memberikan perhatian khusus pada daerah tertentu. Pasalnya, kata Dedi, jika hal itu dilakukan maka daerah lain akan terlupakan.
"Jadi malah sibuk ngurus tetangga dan melupakan rumah sendir. Makanya, perhatian itu harus sama di setiap daerah, tidak ada yang diistimewakan," tegasnya.
Disinggung selisih raihan suara Jokowi dan Prabowo Subianto berdasarkan hasil survei internalnya, Dedi menjelaskan, pihaknya tidak mempersoalkan berapa selisih suara tersebut. Yang pasti, kata Dedi, tren raihan suara Jokowi yang terus meningkat menjadi semangat dan kekuatan tim.
"Jadi, keunggulan ini bukan lantas kita menjadi jumawa, menjadi terlena, dan menganggap sudah menang. Saya selalu mengingatkan pada semua, sampai tanggal 17 April nanti, jangan pernah merasa menang," ucapnya.
(whb)