Mahfud MD Ajak Masyarakat Antisipasi Gerakan Gagalkan Pemilu 2019
A
A
A
JAKARTA - Pakar Hukum Tata Negara Mohammad Mahfud MD menduga ada sebuah gerakan yang berupaya menggagalkan pemilihan umum (pemilu) 2019 mendatang.
“Sekarang ada teori yang berkembang dari mulut ke mulut, belum ramai, mumpung pemilu, ini ada sebuah gerakan, belum besar, tapi inginnya pemilu ini kacau sehingga nanti gagal, lalu pemerintah tidak ini, tidak itu, kosong,” ujar Mahfud MD di Purwokerto, Jawa Tengah, Selasa, 19 Februari 2019.
Mahfud menambahkan, kondisi tersebut dianggap sebagai peluang untuk memperbaiki negara dan jika pikiran tersebut benar, akan berbahaya karena namanya teori “aduk-aduk ikan di baki”.
Dalam hal ini, ikannya dikeluarkan semua, lalu diganti dengan yang bagus. “Itu tidak boleh. Kita punya proses demokrasi dan itu (teori aduk ikan) berbahaya,” tegasnya.
Terkait dengan hal itu, Mahfud mengajak masyarakat untuk menjaga negara Indonesia dengan sebaik-baiknya karena telah dibangun dengan segala susah payah.
Menurut dia, 60 tahun diperintah oleh pemerintah yang tidak adil itu jauh lebih baik daripada negara kacau sehari saja.
“Begitu negara kacau satu malam, besoknya tidak ada lagi negara. Itulah yang banyak dipakai sebagai rujukan untuk menjaga negara,” pungkasnya.
“Sekarang ada teori yang berkembang dari mulut ke mulut, belum ramai, mumpung pemilu, ini ada sebuah gerakan, belum besar, tapi inginnya pemilu ini kacau sehingga nanti gagal, lalu pemerintah tidak ini, tidak itu, kosong,” ujar Mahfud MD di Purwokerto, Jawa Tengah, Selasa, 19 Februari 2019.
Mahfud menambahkan, kondisi tersebut dianggap sebagai peluang untuk memperbaiki negara dan jika pikiran tersebut benar, akan berbahaya karena namanya teori “aduk-aduk ikan di baki”.
Dalam hal ini, ikannya dikeluarkan semua, lalu diganti dengan yang bagus. “Itu tidak boleh. Kita punya proses demokrasi dan itu (teori aduk ikan) berbahaya,” tegasnya.
Terkait dengan hal itu, Mahfud mengajak masyarakat untuk menjaga negara Indonesia dengan sebaik-baiknya karena telah dibangun dengan segala susah payah.
Menurut dia, 60 tahun diperintah oleh pemerintah yang tidak adil itu jauh lebih baik daripada negara kacau sehari saja.
“Begitu negara kacau satu malam, besoknya tidak ada lagi negara. Itulah yang banyak dipakai sebagai rujukan untuk menjaga negara,” pungkasnya.
(pur)