Jokowi Ingin 3.000 Balai Latihan Kerja Dibangun Tahun Depan
A
A
A
JAKARTA - Pesiden Joko Widodo (Jokowi) menyaksikan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas Tahap I Tahun 2019, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (20/2/2019).
Dalam sambutannya, Jokowi mengungkapkan pada 2017 pemerintah telah mencoba memulai dengan membangun sedikitnya 50 BLK Komunitas. Kemudian naik menjadi 75 BKL di 2018. Sementara pada 2019 rencananya akan dibangun lagi 1.000 BLK Komunitas.
Namun Presiden menilai, 1.000 itu jumlah yang masih sedikit, tahun depan minimal 3.000 harus terbangun. Sebab jumlah pondok pesantren di Indonesia ini mencapai 29.000.
“Kalau hanya 1.000 (per tahun), 29 tahun nanti baru rampung. Saya sampaikan 3.000, nanti naik dua kali lipat lagi, naik dua kali lipat lagi, biar cepat selesai,” tutur Jokowi seperti ditulis setkab.go.id.
Kepala Negara mengingatkan, pada 2025-2030 Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yang bisa menjadi keuntungan besar dalam bersaing dengan negara-negara lain. Namun jika Indonesia tidak bisa mengelola, menurut Kepala Negara, ini juga bisa menjadi masalah besar bagi negeri ini.
Oleh karena itu, dia mengajak berbagai pihak untuk menyiapkan diri menyongsong bonus demografi karena akan banyak angkatan kerja yang muncul, anak-anak muda yang produktif.
“Jangan sampai yang produktif ini tidak memiliki keterampilan yang memiliki kualifikasi yang baik,” tutur Presiden.
Menurut Presiden, satu BLK itu hanya mencetak sekitar 1.000-2.000 lulusan per tahun. Padahal angkatan kerja di Indonesia berjumlah jutaan. Oleh karena itu BLK juga diperuntukan bagi pondok pesantren.
Mantan Wali Kota Solo ini menilai, BLK Komunitas lebih efektif dan memberikan sebuah dongkrakan angkatan kerja yang terampil dan berkualitas. BLK Komunitas di dalam pondok pesantren misalnya, menurut Presiden, kualitasnya akan lebih baik.
“Bisa dilakukan habis subuh, bisa dilakukan habis dzuhur, bisa dilakukan malam hari, habis isya bisa, karena memang santrinya ada di situ. Ini efektif sekali,” ujarnya
Dia menambahkan, setelah dibangun, tiga sampai empat bulan selesai bangunannya, setelah itu pelatihan instruktur, baru masuk kepada pelatihan-pelatihan.
Jokowi juga meminta agar ada link and match dengan industri yang ada di sekitar pondok pesantren. "Karenanya pondok pesantren boleh memilih, mau pelatihan untuk IT, untuk garmen, untuk industri kreatif, untuk pengolahan pertanian, atau lainnya," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Dalam sambutannya, Jokowi mengungkapkan pada 2017 pemerintah telah mencoba memulai dengan membangun sedikitnya 50 BLK Komunitas. Kemudian naik menjadi 75 BKL di 2018. Sementara pada 2019 rencananya akan dibangun lagi 1.000 BLK Komunitas.
Namun Presiden menilai, 1.000 itu jumlah yang masih sedikit, tahun depan minimal 3.000 harus terbangun. Sebab jumlah pondok pesantren di Indonesia ini mencapai 29.000.
“Kalau hanya 1.000 (per tahun), 29 tahun nanti baru rampung. Saya sampaikan 3.000, nanti naik dua kali lipat lagi, naik dua kali lipat lagi, biar cepat selesai,” tutur Jokowi seperti ditulis setkab.go.id.
Kepala Negara mengingatkan, pada 2025-2030 Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yang bisa menjadi keuntungan besar dalam bersaing dengan negara-negara lain. Namun jika Indonesia tidak bisa mengelola, menurut Kepala Negara, ini juga bisa menjadi masalah besar bagi negeri ini.
Oleh karena itu, dia mengajak berbagai pihak untuk menyiapkan diri menyongsong bonus demografi karena akan banyak angkatan kerja yang muncul, anak-anak muda yang produktif.
“Jangan sampai yang produktif ini tidak memiliki keterampilan yang memiliki kualifikasi yang baik,” tutur Presiden.
Menurut Presiden, satu BLK itu hanya mencetak sekitar 1.000-2.000 lulusan per tahun. Padahal angkatan kerja di Indonesia berjumlah jutaan. Oleh karena itu BLK juga diperuntukan bagi pondok pesantren.
Mantan Wali Kota Solo ini menilai, BLK Komunitas lebih efektif dan memberikan sebuah dongkrakan angkatan kerja yang terampil dan berkualitas. BLK Komunitas di dalam pondok pesantren misalnya, menurut Presiden, kualitasnya akan lebih baik.
“Bisa dilakukan habis subuh, bisa dilakukan habis dzuhur, bisa dilakukan malam hari, habis isya bisa, karena memang santrinya ada di situ. Ini efektif sekali,” ujarnya
Dia menambahkan, setelah dibangun, tiga sampai empat bulan selesai bangunannya, setelah itu pelatihan instruktur, baru masuk kepada pelatihan-pelatihan.
Jokowi juga meminta agar ada link and match dengan industri yang ada di sekitar pondok pesantren. "Karenanya pondok pesantren boleh memilih, mau pelatihan untuk IT, untuk garmen, untuk industri kreatif, untuk pengolahan pertanian, atau lainnya," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
(dam)