Prabowo-Sandi Siapkan Strategi Atasi Krisis Energi

Jum'at, 08 Februari 2019 - 22:12 WIB
Prabowo-Sandi Siapkan Strategi Atasi Krisis Energi
Prabowo-Sandi Siapkan Strategi Atasi Krisis Energi
A A A
JAKARTA - Pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyiapkan strategi dorongan besar untuk mengatasi krisis energi di Indonesia. Strategi itu bakal mereka terapkan jika terpilih menjadi presiden dan wakil presiden RI periode 2019-2024 nanti.

"Pak Prabowo punya beberapa pemikiran, dalam jangka pendek yang akan beliau instruksikan adalah harus segera kurangi ketergantungan kepada bensin dan solar dan batu bara. Mungkin kita tidak defisit, tapi kita fikirkan tentang dampak lingkungannya," ujar Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Harryadin Mahardika di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (8/2/2019).

Dia melanjutkan, kendaraan bermotor adalah salah satu konsumen terbesar dari bahan bakar minyak. Prabowo pun dipastikan akan memberikan insentif bagi kendaraan yang menggunakan bahan bakar alternatif serta melakukan konversi bahan bakar untuk kendaraan bermotor.

"Di era SBY pernah ada wacana konversi energi untuk kendaraan bermotor. Namun saat itu belum sepakat siapa yang akan bangun konverter. Langkah ini adalah satu cara yang bisa lebih cepat sehingga subsidi bisa diarahkan bukan hanya untuk subsidi harga, tapi untuk converter," paparnya.

Adapun untuk solusi jangka panjang, Prabowo dipastikan akan membangun industri biofuel. Dia mengatakan, konsep industri biofuel ala Prabowo bertumpu pada visi menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil bioetanol terbesar di dunia.

"Kita punya lahan. Menurut data, ada 10 juta hektare lahan tidak produktif. Prabowo mentargetkan 2 juta hektare dikonversi ke bioetanol estate dengan sekema public private poeple partnership," katanya.

Sehingga, kata dia, rakyat atau petani, pengusaha dan negara terlibat dalam industri itu. "Inilah yang akan menjadi satu dorongan besar untuk energi. Petani akan mendapat kepastian lahan, sudah ada pembelinya yaitu pabrik, pemerintah juga mendapat bagian dari itu," pungkasnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7726 seconds (0.1#10.140)