Relawan Sosial Jadi Ujung Tombak Penanganan Kemiskinan
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah memberikan apresiasi kepada relawan sosial yang selama ini menjadi ujung tombak bagi Kementerian Sosial (Kemensos) dalam menangani kemiskinan.
Dalam melaksanakan Undang-Undang Kesejahteraan Sosial, kehadiran relawan sosial seperti tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK), pekerja sosial atau pilar sosial masyarakat (PSM), dan karang taruna sangat penting dan strategis.
“Globalisasi tidak bisa kita hindarkan. Akan tetapi kita jangan sampai meninggalkan akar budaya bangsa. Untuk itu, relawan sosial harus mengambil peran yang membawa nilai-nilai kebajikan, spiritualitas kebangsaan, solidaritas sosial, kearifan budaya lokal, dan etos kerja yang produktif dan disiplin serta gotong royong,” kata Menteri Sosial (Mensos) Agus Gumiwang Kartasasmita di Tangerang, Banten, kemarin.
Tangerang menjadi titik kedua lokasi peningkatan peran serta masyarakat sebagai mitra pemerintah dalam pembangunan Indonesia setelah Kota Makassar. Mensos mengingatkan, di era milenial yang ditandai dengan adanya revolusi industri 4.0, sangat penting berpegang teguh pada jati diri bangsa agar tidak terbawa arus negatif budaya asing.
Sehingga pilar sosial diharapkan dapat menjadi jembatan kemajuan dan budaya Indonesia di masyarakat. Menurut Agus Gumiwang, saat ini di era keterbukaan sudah menjadi keharusan sikap cekatan membangun jejaring kerja, bertukar informasi untuk membangun aliansi dalam menangani berbagai permasalah sosial.
“Diperlukan aliansi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan pemangku kepentingan lain,” imbuhnya. Kerja sama yang kuat antara pemerintah, relawan sosial, dan masyarakat akan dapat membendung ide-ide negatif yang berupaya memecah belah bangsa seperti berbagai berita bohong atau hoaks yang saat ini sedang marak.
“Oleh karena itu kami menyambut baik dilakukannya deklarasi anti-hoaks karena hoaks memang sangat kontraproduktif dalam usaha kita membangun bangsa,” urainya.
Mensos mengaku optimistis dengan tingginya komitmen relawan sosial untuk mencegah masalah sosial dan melindungi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), bahaya pengaruh hoaks akan mudah ditangkal.
Lebih jauh lagi Agus Gumiwang berharap agar kemitraan dan kerja sama dengan pilar sosial dapat diperluas dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Sesungguhnya relawan sosial adalah agent of community sebagai mitra pemerintah mewujudkan kemandirian dan pembangunan,” ungkapnya.
Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kemensos Pepen Nazaruddin menyatakan, pihaknya berusaha meningkatkan partisipasi masyarakat sebagai mitra pemerintah dalam pembangunan. Diantaranya melalui kegiatan peningkatan kapasitas dan pengetahuan pilar-pilar sosial dan restorasi sosial. (Binti Mufarida)
Dalam melaksanakan Undang-Undang Kesejahteraan Sosial, kehadiran relawan sosial seperti tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK), pekerja sosial atau pilar sosial masyarakat (PSM), dan karang taruna sangat penting dan strategis.
“Globalisasi tidak bisa kita hindarkan. Akan tetapi kita jangan sampai meninggalkan akar budaya bangsa. Untuk itu, relawan sosial harus mengambil peran yang membawa nilai-nilai kebajikan, spiritualitas kebangsaan, solidaritas sosial, kearifan budaya lokal, dan etos kerja yang produktif dan disiplin serta gotong royong,” kata Menteri Sosial (Mensos) Agus Gumiwang Kartasasmita di Tangerang, Banten, kemarin.
Tangerang menjadi titik kedua lokasi peningkatan peran serta masyarakat sebagai mitra pemerintah dalam pembangunan Indonesia setelah Kota Makassar. Mensos mengingatkan, di era milenial yang ditandai dengan adanya revolusi industri 4.0, sangat penting berpegang teguh pada jati diri bangsa agar tidak terbawa arus negatif budaya asing.
Sehingga pilar sosial diharapkan dapat menjadi jembatan kemajuan dan budaya Indonesia di masyarakat. Menurut Agus Gumiwang, saat ini di era keterbukaan sudah menjadi keharusan sikap cekatan membangun jejaring kerja, bertukar informasi untuk membangun aliansi dalam menangani berbagai permasalah sosial.
“Diperlukan aliansi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan pemangku kepentingan lain,” imbuhnya. Kerja sama yang kuat antara pemerintah, relawan sosial, dan masyarakat akan dapat membendung ide-ide negatif yang berupaya memecah belah bangsa seperti berbagai berita bohong atau hoaks yang saat ini sedang marak.
“Oleh karena itu kami menyambut baik dilakukannya deklarasi anti-hoaks karena hoaks memang sangat kontraproduktif dalam usaha kita membangun bangsa,” urainya.
Mensos mengaku optimistis dengan tingginya komitmen relawan sosial untuk mencegah masalah sosial dan melindungi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), bahaya pengaruh hoaks akan mudah ditangkal.
Lebih jauh lagi Agus Gumiwang berharap agar kemitraan dan kerja sama dengan pilar sosial dapat diperluas dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Sesungguhnya relawan sosial adalah agent of community sebagai mitra pemerintah mewujudkan kemandirian dan pembangunan,” ungkapnya.
Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kemensos Pepen Nazaruddin menyatakan, pihaknya berusaha meningkatkan partisipasi masyarakat sebagai mitra pemerintah dalam pembangunan. Diantaranya melalui kegiatan peningkatan kapasitas dan pengetahuan pilar-pilar sosial dan restorasi sosial. (Binti Mufarida)
(nfl)