Dua Rekor Muri Tercipta di Harlah ke-73 Muslimat NU
A
A
A
JAKARTA - Museum Rekor Indonesia (MURI) mencatat dua rekor sekaligus dalam peringatan Maulidurasul 1440 H, Hari Lahir (Harlah) ke-73 Muslimat NU, dan Doa Bersama untuk Keselamatan Bangsa di Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, hari ini.
Kedua rekor tersebut yakni rekor tarian sufi dengan jumlah peserta terbanyak mencapai 999 penari dan rekor 2.000 kali khatam membaca Alquran 30 juz yang dilakukan kader Muslimat NU di seluruh Indonesia.
Di antara kegiatan yang dilakukan dalam Harlah ke-73 Muslimat NU tersebut yakni khataman Alquran yang diikuti oleh warga NU khususnya Muslimat di seluruh Indonesia.
"Kegiatan khataman Alqur'an ini sudah dilaksanakan secara serentak seluruh Indonesia sejak bulan November lalu," tutur Ketua Panitia Harlah ke-73 Muslimat NU Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid, Minggu (27/1/2019).
"Harapan kami agar saat Indonesia memasuki tahun politik 2019, semua kehidupan bangsa tetap berjalan guyup rukun saling menghormati dan saling menghargai, jauh dari fitnah dan ujaran kebencian yang berpotensi memecah belah persaudaraan dan persatuan bangsa," tambahnya.
Puncak dari kegiatan khataman Alquran tersebut dilakukan Minggu (27/1) usai salat Subuh berjamaah di Stadion GBK. Ratusan ribu kader Muslimat NU secara serentak melakukan khataman membaca Alquran.
Sebelumnya sejak sekitar pukul 02.30, mereka juga melakukan salat tahajud dan hajat, dilanjutkan dengan membaca istigasah di dalam stadium untuk keselamatan bangsa. Dan yang mengharukan, para jamaah tetap melanjutkan salat Subuh berjamaah di dalam stadium ytang terbuka meski di tengah guyuran hujan.
Selain rekor MURI untuk khataman Alquran terbanyak, juga tercipta rekor MURI tarian sufi dengan jumlah peserta sebanyak 999 orang. "Sebenarnya totalnya ada 1.048 penari karena kita siapkan cadangannya. Jadi yang menari ada 999 orang," tutur Yenny Wahid.
Para penari sufi tersebut merupakan santri dan santriwati dari Pondok Pesantren (Ponpes) Sabilil Muttaqien, Takeran, Magetan, Jawa Timur. Mereka menari di tengah stadium GBK sambil diiringi lantunan lagu-lagu religi dan salawat Nabi yang dilantunkan penyanyi religi Hadad Alwi dan juga Tompi.
Selain khataman Alquran, tarian sufi, dalam rangkaian Harlah Muslimat NU ini juga dilakukan santunan 1.000 anak yatim. "Kami juga terjunkan Tim Santri Ramah Lingkungan sekitar 1.500 orang dari Pesantren As Shiddiqiyah Jakarta yang membantu membersihkan sampah," pungkas Yenny Wahid.
Kedua rekor tersebut yakni rekor tarian sufi dengan jumlah peserta terbanyak mencapai 999 penari dan rekor 2.000 kali khatam membaca Alquran 30 juz yang dilakukan kader Muslimat NU di seluruh Indonesia.
Di antara kegiatan yang dilakukan dalam Harlah ke-73 Muslimat NU tersebut yakni khataman Alquran yang diikuti oleh warga NU khususnya Muslimat di seluruh Indonesia.
"Kegiatan khataman Alqur'an ini sudah dilaksanakan secara serentak seluruh Indonesia sejak bulan November lalu," tutur Ketua Panitia Harlah ke-73 Muslimat NU Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid, Minggu (27/1/2019).
"Harapan kami agar saat Indonesia memasuki tahun politik 2019, semua kehidupan bangsa tetap berjalan guyup rukun saling menghormati dan saling menghargai, jauh dari fitnah dan ujaran kebencian yang berpotensi memecah belah persaudaraan dan persatuan bangsa," tambahnya.
Puncak dari kegiatan khataman Alquran tersebut dilakukan Minggu (27/1) usai salat Subuh berjamaah di Stadion GBK. Ratusan ribu kader Muslimat NU secara serentak melakukan khataman membaca Alquran.
Sebelumnya sejak sekitar pukul 02.30, mereka juga melakukan salat tahajud dan hajat, dilanjutkan dengan membaca istigasah di dalam stadium untuk keselamatan bangsa. Dan yang mengharukan, para jamaah tetap melanjutkan salat Subuh berjamaah di dalam stadium ytang terbuka meski di tengah guyuran hujan.
Selain rekor MURI untuk khataman Alquran terbanyak, juga tercipta rekor MURI tarian sufi dengan jumlah peserta sebanyak 999 orang. "Sebenarnya totalnya ada 1.048 penari karena kita siapkan cadangannya. Jadi yang menari ada 999 orang," tutur Yenny Wahid.
Para penari sufi tersebut merupakan santri dan santriwati dari Pondok Pesantren (Ponpes) Sabilil Muttaqien, Takeran, Magetan, Jawa Timur. Mereka menari di tengah stadium GBK sambil diiringi lantunan lagu-lagu religi dan salawat Nabi yang dilantunkan penyanyi religi Hadad Alwi dan juga Tompi.
Selain khataman Alquran, tarian sufi, dalam rangkaian Harlah Muslimat NU ini juga dilakukan santunan 1.000 anak yatim. "Kami juga terjunkan Tim Santri Ramah Lingkungan sekitar 1.500 orang dari Pesantren As Shiddiqiyah Jakarta yang membantu membersihkan sampah," pungkas Yenny Wahid.
(maf)