Tim Gabungan Kasus Novel Jangan Diseret ke Arah Politik
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Jokowi-Ma’ruf Amin, Moeldoko meminta pembentukan tim gabungan kasus Novel Baswedan tidak dikaitkan dengan politik. Pembentukan tim gabungan itu menjelang pelaksanaan Pilpres 2019.
”Saya pikir harus dihargai dong jangan terus ke politik, jangan buru-buru ke sana,” ujar Moeldoko di Jakarta, Minggu (13/1/2019).
Menurut dia, kasus yang menimpa Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu bukanlah pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Namun, pelaku yang membuat cacat mata Novel Baswedan perlu diungkap. ”Ini hanya peristiwa kriminal. Jadi tolong ini masyarakat menjustifikasi yang tepat,” ucapnya.
Senada diungkapkan Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi), Edi Hasibuan. Dia menilai, pembentukan tim gabungan penanganan kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan sebagai bentuk komitmen Polri untuk mengusut tuntas kasus tersebut. Menurut dia, tim tersebut sangat netral, transparan, dan profesionalisme karena melibatkan para pakar termasuk KPK sendiri.
”Kami melihatnya tidak ada unsur politis karena tim ini hasil rekomendasi Komnas HAM. Kita ambil positifnya saja bahwa Polri memang serius membongkar kasus ini,” tandasnya.
Menurut mantan anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) ini teror terhadap penyidik termasuk pimpinan KPK harus dihentikan karena ini bentuk intervensi penegakan hukum. ”Hukum harus ditegakkan, siapa pun pelakunya harus diungkap,” tegasnya.
Karena itu, Edi meminta masyarakat mendukung dan mendoakan agar tim gabungan kasus Novel bisa segera membuka tabir kasus ini. ”Biarkan tim gabungan ini bekerja, beri kesempatan mereka,” katanya.
Pakar Komunikasi politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Gun Gun Heryanto menilai, satuan tugas (satgas) atau tim khusus untuk pengusutan kasus Novel yang dibentuk kepolisian belum lama ini bisa disebut sebagai langkah antisipasi kubu petahana untuk menangkis pertanyaan dari capres dan cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada debat perdana nanti.
Dia pun tidak menampik bahwa ada yang mengkritik Jokowi karena hanya memanfaatkan pembentukan tim kepolisian itu untuk kepentingan debat pilpres. Kendati demikian, menurut Gun Gun, keputusan semacam itu mungkin lebih baik daripada tidak membentuk tim investigasi sama sekali.
”Kalau tak ada yang dilakukan oleh Pak Jokowi, itu justru jauh merugikan dia. Pembuatan tim gabungan paling tidak nanti Pak Jokowi bisa menjadikan suatu rujukan atau referensi dalam debat nanti,” ucapnya.
Akan tetapi, Gun Gun menduga, Prabowo–Sandi masih bisa mencari celah untuk mengkritik pasangan capres-cawapres nomor urut 01 terkait penanganan kasus Novel Baswedan.
”Saya pikir harus dihargai dong jangan terus ke politik, jangan buru-buru ke sana,” ujar Moeldoko di Jakarta, Minggu (13/1/2019).
Menurut dia, kasus yang menimpa Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu bukanlah pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Namun, pelaku yang membuat cacat mata Novel Baswedan perlu diungkap. ”Ini hanya peristiwa kriminal. Jadi tolong ini masyarakat menjustifikasi yang tepat,” ucapnya.
Senada diungkapkan Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi), Edi Hasibuan. Dia menilai, pembentukan tim gabungan penanganan kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan sebagai bentuk komitmen Polri untuk mengusut tuntas kasus tersebut. Menurut dia, tim tersebut sangat netral, transparan, dan profesionalisme karena melibatkan para pakar termasuk KPK sendiri.
”Kami melihatnya tidak ada unsur politis karena tim ini hasil rekomendasi Komnas HAM. Kita ambil positifnya saja bahwa Polri memang serius membongkar kasus ini,” tandasnya.
Menurut mantan anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) ini teror terhadap penyidik termasuk pimpinan KPK harus dihentikan karena ini bentuk intervensi penegakan hukum. ”Hukum harus ditegakkan, siapa pun pelakunya harus diungkap,” tegasnya.
Karena itu, Edi meminta masyarakat mendukung dan mendoakan agar tim gabungan kasus Novel bisa segera membuka tabir kasus ini. ”Biarkan tim gabungan ini bekerja, beri kesempatan mereka,” katanya.
Pakar Komunikasi politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Gun Gun Heryanto menilai, satuan tugas (satgas) atau tim khusus untuk pengusutan kasus Novel yang dibentuk kepolisian belum lama ini bisa disebut sebagai langkah antisipasi kubu petahana untuk menangkis pertanyaan dari capres dan cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada debat perdana nanti.
Dia pun tidak menampik bahwa ada yang mengkritik Jokowi karena hanya memanfaatkan pembentukan tim kepolisian itu untuk kepentingan debat pilpres. Kendati demikian, menurut Gun Gun, keputusan semacam itu mungkin lebih baik daripada tidak membentuk tim investigasi sama sekali.
”Kalau tak ada yang dilakukan oleh Pak Jokowi, itu justru jauh merugikan dia. Pembuatan tim gabungan paling tidak nanti Pak Jokowi bisa menjadikan suatu rujukan atau referensi dalam debat nanti,” ucapnya.
Akan tetapi, Gun Gun menduga, Prabowo–Sandi masih bisa mencari celah untuk mengkritik pasangan capres-cawapres nomor urut 01 terkait penanganan kasus Novel Baswedan.
(kri)