Ini Elektabilitas Parpol di Bawah PDIP Berdasarkan Survei LRP
A
A
A
JAKARTA - Lembaga Riset Publik (LRP) merilis hasil survei terkait elektabiltas partai politik (parpol) yang akan bertarung pada kontestasi Pemilu 2019. Dijelaskan LRP berdasarkan elektabilitas parpol, PDIP paling banyak dipilih seandainya pemilu dilaksanakan saat survei dengan dukungan mencapai 31,2%.
"Disusul Partai Gerindra 17%, Golkar 7,2%, Demokrat 5,3%, PKB 2,5%, Nasdem 3,3 %, PKS 3%, PAN 2,9%, PPP 2,8%, PBB 2,5%, Hanura 1,9%, Perindo 1,5%, PSI 1,2%, PKPI 0,8%, Berkarya 0,5% dan Garuda 0,4%," ujar Manajer Riset LRP Arvan Maulana saat jumpa pers di Hotel Sofyan, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (6/1/2019).
Arvan menjelaskan sejumlah alasan pemilih menentukan pilihan parpolnya. Untuk PDIP dipilih responden karena dianggap berpihak kepada rakyat kecil, Gerindra dan Golkar dianggap memiliki visi-misi dan program yang bagus.
"Responden memilih Demokrat dan PBB karena suka dengan ketua umumnya dan PKB dipilih karena dianggap mewakili kepentingan umat Islam dan banyak responden memilih Perindo karena sering muncul diberbagai media baik televisi, surat kabar hingga media online," jelas Arvan.
Untuk tren elektabilitas parpol, PDIP mengalami kenaikan yang cukup signifikan dalam dua bulan terakhir dari Oktober hingga Desember 2018 dengan 2,7%. Sedangkan partai lainnya mengalami kenaikan hanya 1-1,2%.
"Adapun partai yang justru mengalami penurunan elektabilitas adalah Gerindra, PKB, Nasdem, dan Perindo," terang Arvan.
Survei tersebut melibatkan 1.200 responden di 34 Provinsi di Indonesia yang telah memiliki hak pilih dengan teknik multistage random sampling. Margin of error survei tersebut diperkirakan kurang lebih 2,9% dengan tingkat kepercayaan 95% dan pengumpulan data lapangan dilakukan pada pekan keempat Desember 2018.
"Disusul Partai Gerindra 17%, Golkar 7,2%, Demokrat 5,3%, PKB 2,5%, Nasdem 3,3 %, PKS 3%, PAN 2,9%, PPP 2,8%, PBB 2,5%, Hanura 1,9%, Perindo 1,5%, PSI 1,2%, PKPI 0,8%, Berkarya 0,5% dan Garuda 0,4%," ujar Manajer Riset LRP Arvan Maulana saat jumpa pers di Hotel Sofyan, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (6/1/2019).
Arvan menjelaskan sejumlah alasan pemilih menentukan pilihan parpolnya. Untuk PDIP dipilih responden karena dianggap berpihak kepada rakyat kecil, Gerindra dan Golkar dianggap memiliki visi-misi dan program yang bagus.
"Responden memilih Demokrat dan PBB karena suka dengan ketua umumnya dan PKB dipilih karena dianggap mewakili kepentingan umat Islam dan banyak responden memilih Perindo karena sering muncul diberbagai media baik televisi, surat kabar hingga media online," jelas Arvan.
Untuk tren elektabilitas parpol, PDIP mengalami kenaikan yang cukup signifikan dalam dua bulan terakhir dari Oktober hingga Desember 2018 dengan 2,7%. Sedangkan partai lainnya mengalami kenaikan hanya 1-1,2%.
"Adapun partai yang justru mengalami penurunan elektabilitas adalah Gerindra, PKB, Nasdem, dan Perindo," terang Arvan.
Survei tersebut melibatkan 1.200 responden di 34 Provinsi di Indonesia yang telah memiliki hak pilih dengan teknik multistage random sampling. Margin of error survei tersebut diperkirakan kurang lebih 2,9% dengan tingkat kepercayaan 95% dan pengumpulan data lapangan dilakukan pada pekan keempat Desember 2018.
(kri)