KJRI Tangani Jemaah Umrah yang Meninggal di Bandara Jeddah
A
A
A
JAKARTA - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah menangani jenazah seorang jamaah umrah yang meninggal di Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi Rabu 2 Januari 2019. Jemaah bernama Harjanto ini menghembuskan napas terakhir menjelang penerbangan lanjutan dari Istambul, Turki transit Jeddah.
Kabar meninggalnya jamaah kelahiran Madiun 1943 ini diperoleh dari pihak keluarga yang berada dalam dalam satu rombongan.
"Ketika mendarat Jeddah beliau pingsan, keluarga panik dan dibantu pihak maskapai ke klinik bandara King Abdul Aziz," tutur Umar Badarsyah, Pelaksana Fungsi Konsuler(PFK)-5 KJRI yang langsung meluncur ke TKP untuk memberikan pendampingan sepertin dalam keterangan tertulisnya, kemarin.
"Saat pemeriksaan, almarhum sudah no response. Sesuai taqrir tibbi (laporan medis) yang bersangkutan meninggal sekitar 8.40 malam (waktu setempat)," imbuh Umar.
Berdasarkan penuturan pihak keluarga yang berada dalam satu rombongan bersama almarhum, mendiang Harjanto telah menunaikan ibadah umrah. Saat tiba di Turki, dia tampak lemah karena suhu yang dingin. Ia kemudian dibawa ke sebuah rumah sakit. Berdasarkan hasil diagnosis dokter rumah sakit, dia mengalami masalah di paru-paru dan memerlukan perawatan. Namun, dia enggan untuk dirawat dan meminta agar bisa melanjutkan penerbangan ke tanah air. Pihak rumah sakit memberikan dia clearence untuk melanjutkan perjalanan.
KJRI berkoordinasi dengan Saudia Airlines, maskapai yang mengangkut rombongan keluarga jenazah, untuk pengurusan visa khusus guna memperoleh izin tinggal terbatas selama tiga hari. Selain, itu KJRI membantu pengurusan perubahan jadwal (reschedule) kepulangan rombongan menyesuaikan dengan penyelesaian pengurusan pemakaman.
"Untuk sementara, keluarga almarhum kami inapkan di Wisma Konjen," ujar Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah, Mohamad Hery Saripudin.
Terkait peristiwa ini, Konjen Hery mengingatkan kepada para calon jemaah umrah agar mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum melakukan perjalanan ibadah, khususnya yang menyangkut kesehatan.
"Arab Saudi saat ini memasuki musim dingin. Khusunya di Madinah, suhu dingin mencapai 13 derajat celcius dan diperkirakan beberapa pekan ke depan akan semakin dingin," terang Konjen.
Selain itu, Konjen mengimbau para calon jemaah agar fokus kepada ibadah sebagaimana niat awal berangkat ke tanah suci, yaitu menunaikan ibadah umrah.
"Jangan sampai karena terlalu cape mengikuti agenda sampingan, seperti ziarah, kegiatan inti (ibadah umrah), terlewatkan akibat kondisi fisik yang drop," tambah Konjen.
Sebelumnya, Jenazah Mendiang Harjanto disemayamkan di rumah sakit umum King Fahad Jeddah, semantara Tim Pelindungan KJRI mengupayakan surat izin dari kepolisian untuk pemindahan janazah dari rumah sakit ke magsalah al-amwat (pusat pemandian dan pengkafanan jenazah) dengan berkoordinasi dengan ragm muwahhad (pelayanan ambulans pengangkut jenazah).
Selanjutnya, jenazah dimandikan dan disalatkan di Masjid Alamoudi, Khalidiyah, dan dikebumikan di Jeddah, Arab Saudi.
Kabar meninggalnya jamaah kelahiran Madiun 1943 ini diperoleh dari pihak keluarga yang berada dalam dalam satu rombongan.
"Ketika mendarat Jeddah beliau pingsan, keluarga panik dan dibantu pihak maskapai ke klinik bandara King Abdul Aziz," tutur Umar Badarsyah, Pelaksana Fungsi Konsuler(PFK)-5 KJRI yang langsung meluncur ke TKP untuk memberikan pendampingan sepertin dalam keterangan tertulisnya, kemarin.
"Saat pemeriksaan, almarhum sudah no response. Sesuai taqrir tibbi (laporan medis) yang bersangkutan meninggal sekitar 8.40 malam (waktu setempat)," imbuh Umar.
Berdasarkan penuturan pihak keluarga yang berada dalam satu rombongan bersama almarhum, mendiang Harjanto telah menunaikan ibadah umrah. Saat tiba di Turki, dia tampak lemah karena suhu yang dingin. Ia kemudian dibawa ke sebuah rumah sakit. Berdasarkan hasil diagnosis dokter rumah sakit, dia mengalami masalah di paru-paru dan memerlukan perawatan. Namun, dia enggan untuk dirawat dan meminta agar bisa melanjutkan penerbangan ke tanah air. Pihak rumah sakit memberikan dia clearence untuk melanjutkan perjalanan.
KJRI berkoordinasi dengan Saudia Airlines, maskapai yang mengangkut rombongan keluarga jenazah, untuk pengurusan visa khusus guna memperoleh izin tinggal terbatas selama tiga hari. Selain, itu KJRI membantu pengurusan perubahan jadwal (reschedule) kepulangan rombongan menyesuaikan dengan penyelesaian pengurusan pemakaman.
"Untuk sementara, keluarga almarhum kami inapkan di Wisma Konjen," ujar Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah, Mohamad Hery Saripudin.
Terkait peristiwa ini, Konjen Hery mengingatkan kepada para calon jemaah umrah agar mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum melakukan perjalanan ibadah, khususnya yang menyangkut kesehatan.
"Arab Saudi saat ini memasuki musim dingin. Khusunya di Madinah, suhu dingin mencapai 13 derajat celcius dan diperkirakan beberapa pekan ke depan akan semakin dingin," terang Konjen.
Selain itu, Konjen mengimbau para calon jemaah agar fokus kepada ibadah sebagaimana niat awal berangkat ke tanah suci, yaitu menunaikan ibadah umrah.
"Jangan sampai karena terlalu cape mengikuti agenda sampingan, seperti ziarah, kegiatan inti (ibadah umrah), terlewatkan akibat kondisi fisik yang drop," tambah Konjen.
Sebelumnya, Jenazah Mendiang Harjanto disemayamkan di rumah sakit umum King Fahad Jeddah, semantara Tim Pelindungan KJRI mengupayakan surat izin dari kepolisian untuk pemindahan janazah dari rumah sakit ke magsalah al-amwat (pusat pemandian dan pengkafanan jenazah) dengan berkoordinasi dengan ragm muwahhad (pelayanan ambulans pengangkut jenazah).
Selanjutnya, jenazah dimandikan dan disalatkan di Masjid Alamoudi, Khalidiyah, dan dikebumikan di Jeddah, Arab Saudi.
(mhd)