Operasi Lilin 2018, Jumlah Kecelakaan Menurun 30 Persen
A
A
A
JAKARTA - Korlantas Polri melakukan analisa dan evaluasi pada Operasi Kepolisian Terpusat Lilin 2018 ini. Hasilnya, jumlah kecelakaan mengalami penurunan 30 persen di tahun 2018 ini dibandingkan tahun 2017.
"Jumlah kecelakaan pada Operasi Kepolisian Terpusat Lilin 2018 dibandingkan tahun 2017 mengalami penurunan sebanyak 292 kasus atau 30 persennya," ujar Kakorlantas Polri, Irjen Pol Refdi Andri pada wartawan, Jumat (4/1/2019).
Adapun rinciannya kata dia, jumlah kecelakaan di tahun di tahun 2018 ada 673 kejadian dan di tahun 2017 ada 965 kejadian. Jumlah korban meninggal di tahun 2018 ada 176 orang dan di tahun 2017 ada 250 orang.
Lalu, jumlah korban luka berat di tahun 2018 ada 150 orang dan di tahun 2017 ada 232 orang. Sedang jumlah korban luka ringan di tahun 2018 ada 813 orang dan di tahun 2017 ada 1.139 orang.
Dari sisi kerugian materil, di tahun 2018 mencapai Rp1 milyar dan di tahun 2017 mencapai Rp3 miliar. "Kendaraan yang terlibat kecelakaan di tahun 2018 paling banyak motor ada 789, angkutan umum 182, bus 26, dan mobil barang 179 dengan total 1.174 kendaraan," tuturnya.
Lalu, ungkapnya, di tahun 2017 totalnya ada 1.743 kendaraan, paling banyak motor 1.180, angkutan umum ada 299, bus ada 41, dan mobil barang ada 223. Dari sisi profesi korban yang terlibat kecelakaan di tahun 2018 paling banyak karyawan atau swasta 328 dan pelajar atau mahasiswa 216, disusul PNS, disusul PNS, sopir, TNI, Polri, dan profesi beragamainnya dengan total korban 1.136.
Sedang di tahun 2017 paling banyak karyawan atau swasta 648, pelajar atau mahasiswa 425, sopir 102, disusul PNS, TNI, Polri, dan profesi lainnya dengan total korban 2.454. Lalu dari sisi usi korban di tahun 2018 paling banyak di usia 60 tahun keatas sebanyak 310 korban, 16-20 tahunan, ada 140 korban, dan di usia 21-25 tahunan, ada 125 korban.
"Di tahun 2017, paling banyak korban di usia 60 tahun keatas sebanyak 856 korban, 16-20 tahunan ada 285 korban dan 21-25 tahunan ada 266 korban," imbuhnya.
Dari sisi Pelaku yang terlibat kecelakaan di tahun 2018 total ada 558, paling banyak karyawan atau swasta 174 dan pelajar atau mahasiswa 62. Di tahun 2017 total ada 951 pelaku, paling banyak karyawan atau swasta 227 dan mahasiswa atau pelajar 121.
Dari sisi usia pelaku di tahun 2018 paling banyak 60 tahun keatas 174, 21-25 tahunan ada 61 dan usia 16-20 tahunan 49, usia 26-30 tahunan ada 51. Sedang di tahun 2017 paling banyak usia 60 tahun keatas ada 462, 21-25 tahun ada 107, dan 16-20 tahun ada 83.
"Penyebab penurunan laka lantas terjadi karena kesiapsiagaan anggota di lapangan dalam menjaga daerah-daerah rawan laka dan optimalisasi pos-pos PAM dan pos yan sepanjang jalur mudik, baik pada ruas tertentu sepanjang Tol maupun Jalan Alteri," paparnya.
Lalu, ungkapnya, sosialisasi pada para pemudik untuk berhati-hati dalam perjalanan (penyampaian pesan keselamatan secara terus menerus dengan memanfaatkan media). Selain itu,
sarana & prasarana jalan yang juga semakin lebih baik pada jalan Tol dan non tol atau arteri.
"Kita juga melakukan pengecekan gabungan bus-bus angkutan umum serta wisata (ramp check), baik dari sisi kelaikan kendaraan maupun kesehatan pengemudinya. Lalu penindakan dengan mitra kerja terkait utamanya pelanggaran over dimensi & over load," jelasnya.
Dari situ, tambahnya, dapat dilihat pula kalau masyarakat secara umum telah sadar akan keselamatan dalam berlalu lintas dan patuh pada peraturan lalu lintas. Pasalnya, jumlah kendaraan bertambah, tapi angka kecelakaan menurun.
"Jumlah kecelakaan pada Operasi Kepolisian Terpusat Lilin 2018 dibandingkan tahun 2017 mengalami penurunan sebanyak 292 kasus atau 30 persennya," ujar Kakorlantas Polri, Irjen Pol Refdi Andri pada wartawan, Jumat (4/1/2019).
Adapun rinciannya kata dia, jumlah kecelakaan di tahun di tahun 2018 ada 673 kejadian dan di tahun 2017 ada 965 kejadian. Jumlah korban meninggal di tahun 2018 ada 176 orang dan di tahun 2017 ada 250 orang.
Lalu, jumlah korban luka berat di tahun 2018 ada 150 orang dan di tahun 2017 ada 232 orang. Sedang jumlah korban luka ringan di tahun 2018 ada 813 orang dan di tahun 2017 ada 1.139 orang.
Dari sisi kerugian materil, di tahun 2018 mencapai Rp1 milyar dan di tahun 2017 mencapai Rp3 miliar. "Kendaraan yang terlibat kecelakaan di tahun 2018 paling banyak motor ada 789, angkutan umum 182, bus 26, dan mobil barang 179 dengan total 1.174 kendaraan," tuturnya.
Lalu, ungkapnya, di tahun 2017 totalnya ada 1.743 kendaraan, paling banyak motor 1.180, angkutan umum ada 299, bus ada 41, dan mobil barang ada 223. Dari sisi profesi korban yang terlibat kecelakaan di tahun 2018 paling banyak karyawan atau swasta 328 dan pelajar atau mahasiswa 216, disusul PNS, disusul PNS, sopir, TNI, Polri, dan profesi beragamainnya dengan total korban 1.136.
Sedang di tahun 2017 paling banyak karyawan atau swasta 648, pelajar atau mahasiswa 425, sopir 102, disusul PNS, TNI, Polri, dan profesi lainnya dengan total korban 2.454. Lalu dari sisi usi korban di tahun 2018 paling banyak di usia 60 tahun keatas sebanyak 310 korban, 16-20 tahunan, ada 140 korban, dan di usia 21-25 tahunan, ada 125 korban.
"Di tahun 2017, paling banyak korban di usia 60 tahun keatas sebanyak 856 korban, 16-20 tahunan ada 285 korban dan 21-25 tahunan ada 266 korban," imbuhnya.
Dari sisi Pelaku yang terlibat kecelakaan di tahun 2018 total ada 558, paling banyak karyawan atau swasta 174 dan pelajar atau mahasiswa 62. Di tahun 2017 total ada 951 pelaku, paling banyak karyawan atau swasta 227 dan mahasiswa atau pelajar 121.
Dari sisi usia pelaku di tahun 2018 paling banyak 60 tahun keatas 174, 21-25 tahunan ada 61 dan usia 16-20 tahunan 49, usia 26-30 tahunan ada 51. Sedang di tahun 2017 paling banyak usia 60 tahun keatas ada 462, 21-25 tahun ada 107, dan 16-20 tahun ada 83.
"Penyebab penurunan laka lantas terjadi karena kesiapsiagaan anggota di lapangan dalam menjaga daerah-daerah rawan laka dan optimalisasi pos-pos PAM dan pos yan sepanjang jalur mudik, baik pada ruas tertentu sepanjang Tol maupun Jalan Alteri," paparnya.
Lalu, ungkapnya, sosialisasi pada para pemudik untuk berhati-hati dalam perjalanan (penyampaian pesan keselamatan secara terus menerus dengan memanfaatkan media). Selain itu,
sarana & prasarana jalan yang juga semakin lebih baik pada jalan Tol dan non tol atau arteri.
"Kita juga melakukan pengecekan gabungan bus-bus angkutan umum serta wisata (ramp check), baik dari sisi kelaikan kendaraan maupun kesehatan pengemudinya. Lalu penindakan dengan mitra kerja terkait utamanya pelanggaran over dimensi & over load," jelasnya.
Dari situ, tambahnya, dapat dilihat pula kalau masyarakat secara umum telah sadar akan keselamatan dalam berlalu lintas dan patuh pada peraturan lalu lintas. Pasalnya, jumlah kendaraan bertambah, tapi angka kecelakaan menurun.
(maf)