Alumni Organisasi Kepemudaan Ciputat Dukung Deklarasi Tolak Orba
A
A
A
JAKARTA - Rencana deklarasi Alumni Ciputat Bersatu dalam menolak Orde Baru di Pilpres 2019 pada 19 Januari 2019 mendatang disambut baik sejumlah eks pimpinan organisasi kepemudaan di Ciputat seperti PMII, IMM, HMI, serta GMNI.
Mantan Ketua Cabang PMII Muhammad Faizin mengaku sangat mendukung deklarasi tolak orba kembali di Pilpres 2019 yang dilakukan Alumni Ciputat Bersatu. Menurut pria yang akrab disapa Faiz ini, mahasiswa Ciputat sejak 1998 ikut berjuang dalam menumbangkan otoritarianisme. "Jalan Ir H Juanda, Ciputat, dulu adalah saksi sejarah perjuangan mahasiswa Ciputat dalam melawan Orba. Kita tegas, tidak mau Orba kembali berkuasa," katanya.
Dia juga mengaku bersama alumni PMII lain siap hadir sebagai wujud komitmen dalam menolak kembalinya Orba. "Orba harus dilawan, dulu, kini, hingga kapan pun. Kami siap hadir," ucapnya.
Mantan Ketua Keorganisasian IMM Cabang Ciputat, Muhammad Isya menilai Deklarasi Tolak Orba adalah wujud sikap dan konsistensi mahasiswa Ciputat sejak 1998 hingga saat ini. Orde Baru itu, katanya, melekat sifat tirani, otoriter, KKN, dan mempolitisasi agama.
"Tak bisa dibayangkan jika Indonesia kembali ke era Orde Baru. Kebebasan berpendapat, beragama pasti akan direnggut kembali, rakyat tidak akan diperkenankan kritis, dan pemerintah pasti akan kembali korup," katanya.
Mahasiswa Ciputat yang dikenal kritis dengan diskusi-diskusinya, sudah pasti akan diberangus. "Jika ada potensi kejahatan di depan mata, maka kita harus bergerak untuk menghentikan. Kita semua harus bergerak," katanya.
Eks Ketua Cabang GMNI Ciputat, Muhammad Fadlullah di tempat berbeda mengaku sangat setuju dengan mendukung deklarasi tersebut. Pasalnya, saat ini alumni Ciputat yang dahulu sangat kritis dan keras melawan Orba, setelah lulus disibukkan dengan kegiatan masing-masing.
"Jika dulu kita dipertemukan Orba. Kini ancaman kembalinya Orba mempersatukan kita lagi. Sudah saatnya Alumni Ciputat kembali 'turun gunung'. Dulu, menjatuhkan Soeharto dan Orba adalah perjuangan yang tidak mudah. Ada pengorbanan jiwa dan raga, kembalinya Orba tidak bisa dibiarkan," katanya.
Senada, mantan Ketua Cabang HMI Kuntum, Khairu Basa juga mendukung deklarasi Alumni Ciputat Bersatu. Kuntum mengatakan, saat ini kondisi beragama masyarakat tengah berada di titik nadirnya. Agama dipermainkan, dipolitisasi demi kepentingn sesaat salah satu calon presiden.
"Agama saat ini dipermainkan, hoaks disebarkan untuk menciptakan keresahan. Sudah tepat alumni Ciputat yang notabene alumni UIN berdiri tegak, menjaga agama dari orang-orang yang merusaknya," katanya.
Menurutnya, saat ini sangat kentara terjadi pembodohan terhadap masyarakat, dengan penyebaran hoaks dan dalil-dalil agama yang dipotong-potong sehingga menyesatkan. "Keberagamaan dan keberagaman masyarakat Indonesia harus segera diselamatkan," katanya.
Sebelumnya, eks aktivis UIN Syahid Jakarta dari sejumlah organisasi seperti Forum Kota, Famred, KAMJAK, Kompak, LSADI, UKM, Formaci, dana lain-lain siap hadir di dalam deklarasi tersebut.
Mantan Ketua Cabang PMII Muhammad Faizin mengaku sangat mendukung deklarasi tolak orba kembali di Pilpres 2019 yang dilakukan Alumni Ciputat Bersatu. Menurut pria yang akrab disapa Faiz ini, mahasiswa Ciputat sejak 1998 ikut berjuang dalam menumbangkan otoritarianisme. "Jalan Ir H Juanda, Ciputat, dulu adalah saksi sejarah perjuangan mahasiswa Ciputat dalam melawan Orba. Kita tegas, tidak mau Orba kembali berkuasa," katanya.
Dia juga mengaku bersama alumni PMII lain siap hadir sebagai wujud komitmen dalam menolak kembalinya Orba. "Orba harus dilawan, dulu, kini, hingga kapan pun. Kami siap hadir," ucapnya.
Mantan Ketua Keorganisasian IMM Cabang Ciputat, Muhammad Isya menilai Deklarasi Tolak Orba adalah wujud sikap dan konsistensi mahasiswa Ciputat sejak 1998 hingga saat ini. Orde Baru itu, katanya, melekat sifat tirani, otoriter, KKN, dan mempolitisasi agama.
"Tak bisa dibayangkan jika Indonesia kembali ke era Orde Baru. Kebebasan berpendapat, beragama pasti akan direnggut kembali, rakyat tidak akan diperkenankan kritis, dan pemerintah pasti akan kembali korup," katanya.
Mahasiswa Ciputat yang dikenal kritis dengan diskusi-diskusinya, sudah pasti akan diberangus. "Jika ada potensi kejahatan di depan mata, maka kita harus bergerak untuk menghentikan. Kita semua harus bergerak," katanya.
Eks Ketua Cabang GMNI Ciputat, Muhammad Fadlullah di tempat berbeda mengaku sangat setuju dengan mendukung deklarasi tersebut. Pasalnya, saat ini alumni Ciputat yang dahulu sangat kritis dan keras melawan Orba, setelah lulus disibukkan dengan kegiatan masing-masing.
"Jika dulu kita dipertemukan Orba. Kini ancaman kembalinya Orba mempersatukan kita lagi. Sudah saatnya Alumni Ciputat kembali 'turun gunung'. Dulu, menjatuhkan Soeharto dan Orba adalah perjuangan yang tidak mudah. Ada pengorbanan jiwa dan raga, kembalinya Orba tidak bisa dibiarkan," katanya.
Senada, mantan Ketua Cabang HMI Kuntum, Khairu Basa juga mendukung deklarasi Alumni Ciputat Bersatu. Kuntum mengatakan, saat ini kondisi beragama masyarakat tengah berada di titik nadirnya. Agama dipermainkan, dipolitisasi demi kepentingn sesaat salah satu calon presiden.
"Agama saat ini dipermainkan, hoaks disebarkan untuk menciptakan keresahan. Sudah tepat alumni Ciputat yang notabene alumni UIN berdiri tegak, menjaga agama dari orang-orang yang merusaknya," katanya.
Menurutnya, saat ini sangat kentara terjadi pembodohan terhadap masyarakat, dengan penyebaran hoaks dan dalil-dalil agama yang dipotong-potong sehingga menyesatkan. "Keberagamaan dan keberagaman masyarakat Indonesia harus segera diselamatkan," katanya.
Sebelumnya, eks aktivis UIN Syahid Jakarta dari sejumlah organisasi seperti Forum Kota, Famred, KAMJAK, Kompak, LSADI, UKM, Formaci, dana lain-lain siap hadir di dalam deklarasi tersebut.
(amm)