Waspada Berwisata di Pesisir Selatan-Barat

Kamis, 27 Desember 2018 - 07:54 WIB
Waspada Berwisata di Pesisir Selatan-Barat
Waspada Berwisata di Pesisir Selatan-Barat
A A A
JAKARTA - Masyarakat diimbau agar menghindari wisata di kawasan pantai untuk sementara waktu. Hal ini mengingat masih adanya potensi bahaya yang mengancam.

Imbauan itu disampaikan Tim Tourism Crisis Center (TCC) Kementerian Pariwisata (Kemenpar) guna merespons Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) yang mengeluarkan peringatan adanya gelombang tinggi mulai 22 Desember hingga 29 Desember 2018 nanti.

Tim TCC pun menyatakan terus melakukan monitoring pascatsunami Lampung dan Banten pada Sabtu lalu (22/12). Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), peristiwa tersebut menewaskan 430 orang dan ratusan orang masih hilang.

“BMKG telah mengeluarkan peringatan gelombang tinggi di sejumlah wilayah pantai Indonesia. Masyarakat dan wisatawan diharapkan tidak abai atas imbauan dari pemerintah,” ujar Ketua Tim TCC Kemenpar Guntur Sakti di Jakarta kemarin.

Dia menambahkan, wisatawan dan masyarakat yang ingin menghabiskan libur Natal dan Tahun Baru 2019 diminta agar mematuhi imbauan dari pemerintah.

Saat konferensi pers Selasa lalu (25/12), BMKG menyatakan, masyarakat diimbau agar menghindari wilayah pesisir atau bibir pantai sekitar Selat Sunda. Hal ini menyusul masih adanya aktivitas tremor di Gunung Anak Krakatau serta cuaca ekstrem dan gelombang tinggi diperkirakan masih terjadi dalam beberapa hari ke depan.

BMKG menyatakan gelombang dengan tinggi 1,25–2,5 meter berpeluang terjadi di perairan utara Sabang, perairan Sabang-Banda Aceh, perairan barat Aceh, juga di perairan barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, perairan Enggano-Bengkulu, perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Sumatera dan Selat Sunda bagian selatan.

Selain itu gelombang tinggi berpeluang terjadi di perairan selatan Jawa hingga Pulau Sumba, Selat Bali hingga Selat Lombok dan Selat Alas bagian selatan, perairan Pulau Sawu hingga Pulau Rote Kupang, Laut Timor Selatan NTT, Laut Sawu hingga Selat Ombai, perairan selatan Flores, Samudera Hindia selatan Jawa hingga NTT, laut Natuna bagian Utara.

BMKG juga mendeteksi potensi gelombang tinggi di perairan utara kepulauan Anambas hingga kepulauan Natuna, laut Jawa bagian barat, laut Flores, perairan kepulauan Baubau hingga kepulauan Wakatobi, Laut Banda bagian barat, perairan selatan Kepulauan Sermata hingga Kepulauan Tanimbar, Laut Arafuru bagian barat, Laut Sulawesi, perairan utara Sulawesi, perairan Kepulauan Sangihe hingga Kepulauan Talaud.

Selain itu perairan Bitung Manado, laut Maluku bagian utara, perairan Halmahera, Laut Halmahera, perairan utara Papua Barat hingga Papua dan Samudra Pasifik utara Halmahera hingga Papua juga berpeluang menghadapi gelombang tinggi.

"Dengan ini kami meminta agar warga masyarakat tetap waspada dan menghindari lokasi pesisir atau pantai radius 500 meter–1 kilometer (km)," ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, Selasa (25/12).

Merujuk pada peringatan dari BMKG tersebut, tim TCC Kemenpar menyarankan agar untuk sementara memilih liburan selain ke pantai.

“Upayakan untuk selalu update info cuaca melalui akun media sosial atau mobile aplikasi Info BMKG" kata Guntur.

Dia menambahkan, saat ini jalur wisata di kawasan Pantai Anyer hingga Tanjung Lesung sudah berangsur normal. Jalur yang sebelumnya tertutup pasca tsunami di Selat Sunda yang menerjang kawasan pesisir Banten dan Lampung pada Sabtu (22/12), sudah dilintasi baik dari arah Cilegon ataupun Pandeglang.

“Sudah normal. Tidak ada puing-puing yang melintang di badan jalan. Hal itu berkat kerja keras tim gabungan TNI, Polri, Basarnas, dan K/L terkait” ujarnya.

Dari pantauan tim TCC di sepanjang Pantai Anyer hingga Tanjung Lesung, beberapa bangunannya yang terdampak tsunami perlahan mulai dibersihkan. Adapun dermaga untuk kapal dan speedboat yang berada di kawasan sekitar Pantai Carita masih rusak.

“Untuk kelistrikan memang dalam proses normalisasi, sedangkan untuk telekomunikasi tidak ada masalah,” kata Guntur.

Terkait bencana tsunami akhir pekan lalu yang menelan banyak korban jiwa dan kerusakan fasilitas pariwisata, kalangan pelaku usaha meminta pemerintah agar secara efektif melakukan penanggulangan risiko bencana alam.

Menurut Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani, penelitian lebih lanjut diperlukan, termasuk pemberdayaan manusia dan pemasangan alat deteksi tsunami (tsunami early warning system) secara efektif. Langkah tersebut dinilai penting sebagai langkah mitigasi bencana apalagi di daerah pariwisata.

“Posisi Tanjug Lesung misalnya dekat dengan Anak Gunung Krakatau sehingga sensornya harus ada sehingga jika ada gempa atau apa pun fungsinya dapat berguna secara efektif. Efektivitas alat deteksi tsunami juga dapat digunakan untuk cepat tanggap dalam hal evakuasi,” kata Hariyadi saat dihubungi kemarin.

Selain itu, menurut dia, pemetaan jalur evakuasi di daerah wisata juga harus jelas sehingga tidak ada bangunan yang didirikan di jalur evakuasi. Tak hanya itu, ketinggian jalur evakuasi juga harus dibangun dengan matang.

Dia meminta pemerintah dapat mencontoh Jepang terkait sistem antisipasi bencana. Menurutnya, Jepang memiliki sistem antisipasi yang sangat baik sehingga dapat meminimalkan korban jiwa.

Ketua PHRI Banten Achmad Sari Alam mengatakan, di wilayahnya terdapat sejumlah hotel yang rusak akibat tsunami Selat Sunda. Tak hanya itu, kawasan wisata di seperti Tanjung Lesung, Pantai Carita dan Pantai Cinangka mengalami kerusakan.

Achmad tidak memungkiri, bencana tsunami tersebut berdampak pada kunjungan wisatawan pada Tahun Baru 2019 mendatang. Menurutnya, sebelum tsunami terjadi tingkat pemesanan hotel telah mencapai 85%. Namun dengan kejadian ini kemungkinan besar pemesanan dibatalkan. Dia berharap kerusakan akibat tsunami dapat segera teratasi.

“Kami akan terus bergotong-royong dan semua bisa diperbaiki sehingga tahun baru bisa dipulihkan,” tuturnya.

Berdasarkan data TCC Kemenpar, di Kabupaten Pandeglang tercatat 69 hotel dan vila serta 60 warung makan dan toko rusak. Hotel dan penginapan di sekitar Carita mengalami kerusakan paling parah, di antaranya di Hotel Mutiara Carita 35 cottage dan 24 kamar hotel rusak dengan kerusakan bangunan sekitar 85%. Kerusakan lain di Sambolo Beach Bungalow dari 31 bungalo yang tersisa 3 bungalo dengan kerusakan bangunan 90%. Selanjutnya Villa Rika Sambolo dengan kerusakan 90%; Lucia Cottage dengan kerusakan bangunan 70%.

Pada kesempatan terpisah, Bupati Pandeglang Irna Narulita mengatakan, pemerintah daerah saat ini masih fokus pada penanganan korban dan pengungsi hingga BMKG menyatakan kondisi relatif aman.

Menurut dia, di Kabupaten Pandeglang tercatat 284 korban meninggal dunia, 271 menderita luka ringan/berat, dan 42 orang dinyatakan masih hilang. Sementara itu untuk nilai kerusakan dan kerugian masih terus dilakukan evaluasi bersama BNPB.

“Untuk rumah mengalami kerusakan sekitar 457 rumah yang akan dibangun. Pemerintah harus hadir, khususnya dalam 14 hari ke depan dan setelahnya,” ujar Irna.

Berdasarkan data BNPB, wilayah Pandeglang yang terdampak tsunami adalah Kecamatan Carita, Panimbang, Sumur, Labuan, Menes, Cibaliung, Jibut, Cimanggu, Pagelaran, dan Cigeulis. Kecamatan Sumur termasuk wilayah paling parah kerusakannya meliputi tujuh desa, yakni Desa Ujung Jaya, Taman Jaya, Kertajaya, Cikorondong, Tunggal Jaya, Kerta Mukti, dan Sumber Jaya.

Sebelumnya pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, yakni PT Jababeka Tbk, melaporkan membutuhkan sekitar Rp150 miliar untuk membangun kembali fasilitas wisata di kawasan Tanjung Lesung.

"Sebanyak 70% sisanya tinggal dibersihkan dan bisa diperbaiki lagi. Tapi itu baru pandangan mata, belum hitung secara detail," ujarnya.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution optimistis, investasi di KEK Tanjung Lesung tetap akan berjalan pascatsunami Selat Sunda. Sementara terkait dengan kerugian yang dialami PT Jababeka selaku pengelola KEK Tanjung Lesung, dia meyakini semuanya telah terlindungi asuransi.

Pesisir Jakarta Aman
BNPB mengatakan, wilayah pesisir Jakarta termasuk Pantai Ancol aman pascatsunami Sabtu (22/12) yang menerpa wilayah Serang, Pandeglang, dan Lampung Selatan.

Menurut Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, untuk memastikan informasi tersebut Manajemen Ancol Taman Impian melakukan koordinasi dengan BNPB.

“Tsunami Selat Sunda tidak akan sampai ke Ancol. Jika gelombang tinggi itu pengaruh dari cuaca dan laut. Info gelombang dapat melihat website BMKG,” kata Sutopo di Jakarta kemarin.

Peringatan dini gelombang tinggi yang terdapat pada website BMKG menunjukkan bahwa wilayah Indonesia yang diprediksi akan mengalami gelombang tinggi pada hari ini ada di wilayah selatan Sumatera selatan Jawa, utara Kalimantan, utara Sulawesi hingga utara Papua. Adapun di wilayah utara Jawa diprediksi mengalami slight sea atau gelombang antara 0,5 meter hingga 1,25 meter.

Vice President Taman Impian Jaya Ancol Sunarto mengatakan, pihaknya memiliki prosedur standar operasional terkait dengan keadaan darurat salah satunya apabila terjadi bencana alam. Pada masa gelombang pasang seperti ini pula, para lifeguard senantiasa memberikan imbauan kepada pengunjung dengan pengeras suara agar memperhatikan batas aman berenang termasuk mengawasi anak-anak yang sedang berenang.

“Keamanan dan kenyamanan pengunjung dalam berekreasi merupakan prioritas bagi kami, untuk itu kami selalu berupaya yang terbaik dan mempersiapkan apabila terjadi hal-hal yang tidak diharapkan,” ucapnya.

Dia menambahkan, pada libur panjang Natal lalu, kawasan wisata Taman Impian Jaya Ancol tetap menjadi salah satu pilihan liburan keluarga oleh masyarakat. Menurut data yang dihimpun pengelola Ancol, pada periode 22–25 Desember 2018 lalu tercatat sekitar 233.000 orang yang berwisata di kawasan ini. (Nanang Wijayanto/Hafid Fuad/Sindonews)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6023 seconds (0.1#10.140)