KKI 2018 Akan Hasilkan Strategi Kebudayaan

Kamis, 06 Desember 2018 - 12:14 WIB
KKI 2018 Akan Hasilkan...
KKI 2018 Akan Hasilkan Strategi Kebudayaan
A A A
JAKARTA - Kemendikbud mengadakan Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) 2018. Targetnya menghasilkan resolusi berisi dasar kebijakan pemerintah dan strategi kebudayaan sampai 20 tahun ke depan.

Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudyaan (Kemendikbud) Hilmar Farid mengatakan, selain untuk merumuskan strategi kebudayaan, KKI 2018 juga memiliki tujuan penting lain, yakni dirumuskannya sebuah resolusi. Hal itu penting karena menyangkut hal-hal praktis yang akan diimplementasikan nanti.

Dia menyampaikan, KKI me rupakan medium untuk menghasilkan keputusan serta tempat untuk belajar dan bertukar pikiran di bidang kebudayaan. Karena itu, capaian yang dicanangkan pun bukan hanya terumuskannya strategi kebudayaan, tetapi juga resolusi. Strategi kebudayaan itu bersifat abstrak, sebagai arah umum kebudayaan sampai 20 tahun mendatang, sementara resolusi lebih konkret dan bisa langsung diterapkan.

“Hasil pertama adalah strategi kebudayaan sebagaimana diatur oleh undang-undang, hasil kedua adalah resolusi kongres,” kata Hilmar saat membuka KKI 2018 di Kantor Kemendikbud, Jakarta, kemarin.

Hilmar menyampaikan, resolusi itu bakal berisi sejumlah poin yang akan diserahkan kepada Presiden Joko Widodo untuk dijalankan oleh kementerian-kementerian dan lembaga-lembaga negara.

Dia juga menjelaskan bahwa proses perumusan strategi kebudayaan dan resolusi itu berbeda. Untuk strategi kebudayaan dirumuskan di tingkat kabupaten dan kota, sementara resolusi merupakan pemikiran para peserta kongres. “Ide-ide awal untuk menjadi bagian dari resolusi disampaikan oleh para peserta setelah kongres dibuka resmi,” katanya.

Hilmar menjelaskan, kongres ini merupakan ruang terbuka yang memberikan kesempatan kepada ribuan orang yang hadir untuk berekspresi tanpa agenda. Dia berharap, pertemuan antara pelestari tradisi akan menarik anak muda untuk berpartisipasi mengembangkan inisiatif-inisiatif yang menarik.

Sekretaris Jenderal Kemendikbud Didik Suhardi menyampaikan, salah satu tonggak sejarah kebudayaan adalah adanya UU Nomor 5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Pendidikan dan kebudayaan menjadi satu kesatuan yang utuh sehingga kebudayaan tidak hanya dirasakan di sekolah, juga lingkungan masyarakat.

KKI ini hendaknya tidak hanya menjadi ajang presentasi makalah, tetapi menjadi perayaan bahwa kebudayaan sudah mempunyai dasar hukum yang kuat. “Agar bisa menjadi tonggak dan panduan bagi kita semua sehingga kebudayaan Indonesia bisa menunjukkan jati dirinya yang lebih kuat lagi,” ujarnya.

Didik mengatakan, dengan adanya strategi kebudayaan, generasi muda bisa lebih kuat dibentengi dari pengaruh asing. Hal ini juga akan memperkokoh identitas kebudayaan saat ini hingga mendatang. Sebagai wujud perhatian langsungnya, mulai 2019 pemerintah menganggarkan dana khusus untuk sanggar dan alat musik tradisional ke sekolah-sekolah.

“Kegiatan kebudayaan yang bisa kita masukkan ke sekolah adalah seni dan budaya. Untuk itu, pemerintah mendukung penuh program itu dengan menganggarkan dana alokasi khusus untuk pemajuan kebudayaan,” paparnya.

Salah satu peserta Kongres Kebudayaan, Hendardji Soepandji, menyambut baik terselenggaranya KKI 2018. Dia menilai kebudayaan adalah sebuah investasi untuk masa depan bangsa yang lebih baik.

“KKI sangat strategis karena membahas dan mengkaji seluruh unsur budaya sebagaimana yang tertuang dalam pasal 5 UU No 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, yang nantinya akan dituangkan pada strategi kebudayaan dan rencana induk pemajuan kebudayaan, sehingga itu akan mengantarkan bangsa ini membangun masa depan dan peradabannya yang berdaya saing global,” ujar Hendardji, yang juga ketua umum Komite Seni Budaya Nusantara. Hendardji juga menyatakan bahwa KKI akan memperkuat jati diri bangsa karena pengembangan kebudayaan berangkat dari kearifan lokal.

Hal yang menarik lain dari KKI kali ini adalah karya instalasi raksasa yang disebut panggung kubah bambu.

Panggung berdiameter sepanjang 20 meter dengan tinggi 10 meter itu merupakan ikon dari KKI 2018. Arsitek Novi Kristiawati Sutono menjelaskan, dipilihnya material bambu karena terlihat lebih klasik. Bambu menemani ma nusia sejak lahir hingga meninggal dunia.

“Material bambu layak dikembalikan menjadi bagian penting kebudayaan Indonesia,” ujarnya Untuk mewujudkan gagasan itu, Novi membutuhkan 1.400 bambu untuk membuat panggung yang menyerupai kubah. Bahkan, dalam proses pemasangan dibutuhkan 17 orang tenaga kerja selama dua pekan. (Neneng Zubaidah)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1208 seconds (0.1#10.140)