Cegah Radikalisme dan Terorisme lewat Anugerah Indonesia Damai

Jum'at, 30 November 2018 - 16:09 WIB
Cegah Radikalisme dan Terorisme lewat Anugerah Indonesia Damai
Cegah Radikalisme dan Terorisme lewat Anugerah Indonesia Damai
A A A
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melakukan beberapa inovasi untuk mendukung program pencegahan radikalisme dan terorisme melalui soft power approach atau pendekatan lunak berupa pelibatan masyarakat.

Salah satunya menggelar ajang penghargaan Anugerah Indonesia Damai berupa lomba juru dakwah, film pendek, dan karya jurnalistik tingkat nasional. Acara malam penganugerahan Anugerah Indonesia Damai digelar di Gedung Pusat Perfilman H Usmar Ismail, Jakarta 28 November 2018malam.

“Ini adalah program berkelanjutan BNPT dalam rangka pelibatan masyarakat dalam pencegahan radikalisme dan terorisme. Tahun 2018 ini kita ada tiga bidang yang diperlombakan yaitu juru dakwah, karya jurnalistik, dan film pendek,” kata Kepala BNPT Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius.

Suhardi menjelaskan lomba juru dakwah adalah bidang baru yang diperlombakan dan nantinya dakwah para peserta akan disebarkan di media sosial (medsos).

Tujuannya untuk mendorong masyarakat yang memiliki pemahaman agama yang cenderung rendah menggunakan medsos sebagai tujuan pembelajaran. Dengan demikian dibutuhkan konten-konten dakwah tentang Islam yang damai dan rahmatan lil alamin.

“Masyarakat dengan pemahaman agama yang rendah itu sangat rentan jika salah jalan atau mendapatkan panduan yang menyimpang atau tidak benar. Oleh sebab itu kita butuh para juru dakwah ini untuk memberikan pencerahan, role model, dan apa yang disampaikan juru dakwah ini akan kita sebarkan melalui medsos,” ungkap mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri ini.

Begitu juga pada lomba karya jurnalistik, Komjen Suhardi Alius memberikan apresiasi tinggi karena atensi media, baik cetak maupun online sangat tinggi mengikuti lomba ini.

Dia mengatakan, peran media sangat penting dalam membangun narasi perdamaian dan perspektif nasionalisme. Dia berharap ke depan media bukan menyudutkan, tetapi memberi solusi.

"Media ini memberikan narasi atau berita memiliki perspektif nasionalisme yang tinggi, dan bagaimana pesan-pesan damai ini juga bisa sampai dan betul-betul bisa kita manfaatkan sebagai kontra narasi. Sekarang mereka para jurnalis sudah terlatih untuk memberikan pesan-pesan yang tidak menyudutkan tapi juga memberi solusi untuk menjaga kedamaian,” tuturnya.

Dia juga mengapresiasi peran anak-anak muda yang terlibat dalam perlombaan film pendek. Dia menilai ide-ide cemerlang mereka bisa diformulasikan melalui film pendek yang dapat dimengerti anak-anak muda seumurannya.
Suhardi menjelaskan apa yang dilakukan BNPT adalah upaya untuk menyeimbangkan penanggulangan terorisme secara soft approach dan hard approach.Menurut dia, pola-pola yang dipakai di Indonesia menjadi contoh dan diapresiasi oleh dunia. “Balance antara yang soft power approach dan hard power approach diimplementasikan di Indonesia itu menjadi role model, sehingga banyak pejabat-pejabat dari luar negeri yang datang ke sini untuk melihat apa yang kita kerjakan. Karena tidak selamanya kita menyelesaikan masalah dengan
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8919 seconds (0.1#10.140)