Pimpin Pemuda Muhammadiyah, Ini yang Akan Dilakukan Sunanto
A
A
A
JAKARTA - Sunanto terpilih sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah periode tahun 2018-2022 melalui Muktamar XVII di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pria yang akrab disapa Cak Nanto ini pun ingin menjaga khittah dan marwah Persyarikatan Muhammadiyah.
Namun, menurutnya perlu juga mengisi ruang politik dengan keadaban dan kebajikan. Sebab, menurutnya, jangan pernah berpangku tangan dan menunggu untuk berkemajuan.
Selain itu, Cak Nanto akan memperkokoh gerakan Pemuda Muhammadiyah di bawah tenda besar tauhid, ilmu, dan amal. Sebab, bagi dirinya, Pemuda Muhammadiyah kan terus bergerak memajukan bangsa.
“Kemajuan, dalam komitmen saya juga terletak pada kemajuan dan kesuksesan dalam berkepribadian,” kata Cak Nanto dalam keterangan tertulisnya, Kamis (29/11/2018).
Dia menambahkan, semua kader harus menjaga khittah Persyarikatan Muhammadiyah di tahun politik ini, yaitu harus menjaga kedekatan yang sama dengan semua partai politik dan calon presiden. Hal tersebut, kata dia, sesuai dengan amanah Ketua Umum Muhammadiyah Pak Haedar Nashir.
Sebab, Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah dan kultural. Sehingga, tidak boleh menyeretnya kepada kepentingan politik pragmatis. "Individu-Individu silakan, itu pilihan, tapi jangan bawa-bawa nama besar Muhammadiyah," ujarnya.
Adapun Cak Nanto, pria kelahiran Sumenep, Jawa Timur itu merupakan kader otentik persyarikatan yang tumbuh dan berkembang dari proses perkaderan Muhammadiyah. Dia dibesarkan di Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) Sumenep.
Alumni Pondok Pesantren Sobron, Jawa Tengah ini berjuang memupuk kapasitas dirinya dengan aktif bergiat di ortom; IPM, IMM, dan Pemuda Muhammadiyah. Sebelum terpilih menjadi ketua umum, Cak Nanto merupakan Ketua Hikmah dan Hubungan Antar Lembaga Pemuda Muhammadiyah.
Di kalangan aktivis demokrasi, Cak Nanto sangat tersohor. Ia tokoh muda yang merawat demokrasi. Hari-hari Cak Nanto selain berdakwah di persyarikatan juga bekerja di dunia kepemiluan. 10 tahun sudah ia di Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR). Hingga kini, Cak Nanto adalah Koordinator Nasional JPPR.
Namun, menurutnya perlu juga mengisi ruang politik dengan keadaban dan kebajikan. Sebab, menurutnya, jangan pernah berpangku tangan dan menunggu untuk berkemajuan.
Selain itu, Cak Nanto akan memperkokoh gerakan Pemuda Muhammadiyah di bawah tenda besar tauhid, ilmu, dan amal. Sebab, bagi dirinya, Pemuda Muhammadiyah kan terus bergerak memajukan bangsa.
“Kemajuan, dalam komitmen saya juga terletak pada kemajuan dan kesuksesan dalam berkepribadian,” kata Cak Nanto dalam keterangan tertulisnya, Kamis (29/11/2018).
Dia menambahkan, semua kader harus menjaga khittah Persyarikatan Muhammadiyah di tahun politik ini, yaitu harus menjaga kedekatan yang sama dengan semua partai politik dan calon presiden. Hal tersebut, kata dia, sesuai dengan amanah Ketua Umum Muhammadiyah Pak Haedar Nashir.
Sebab, Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah dan kultural. Sehingga, tidak boleh menyeretnya kepada kepentingan politik pragmatis. "Individu-Individu silakan, itu pilihan, tapi jangan bawa-bawa nama besar Muhammadiyah," ujarnya.
Adapun Cak Nanto, pria kelahiran Sumenep, Jawa Timur itu merupakan kader otentik persyarikatan yang tumbuh dan berkembang dari proses perkaderan Muhammadiyah. Dia dibesarkan di Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) Sumenep.
Alumni Pondok Pesantren Sobron, Jawa Tengah ini berjuang memupuk kapasitas dirinya dengan aktif bergiat di ortom; IPM, IMM, dan Pemuda Muhammadiyah. Sebelum terpilih menjadi ketua umum, Cak Nanto merupakan Ketua Hikmah dan Hubungan Antar Lembaga Pemuda Muhammadiyah.
Di kalangan aktivis demokrasi, Cak Nanto sangat tersohor. Ia tokoh muda yang merawat demokrasi. Hari-hari Cak Nanto selain berdakwah di persyarikatan juga bekerja di dunia kepemiluan. 10 tahun sudah ia di Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR). Hingga kini, Cak Nanto adalah Koordinator Nasional JPPR.
(maf)