Dubes Arab Saudi Jelaskan soal Hukuman Mati TKI

Rabu, 14 November 2018 - 13:24 WIB
Dubes Arab Saudi Jelaskan soal Hukuman Mati TKI
Dubes Arab Saudi Jelaskan soal Hukuman Mati TKI
A A A
JAKARTA - Pelaksanaan hukuman mati kepada pekerja migran asal Indonesia, Tuti Tursilawati, diyakini tidak memengaruhi hubungan antara Arab Saudi dan Indonesia.

Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi menyatakan hal tersebut saat melakukan kunjungan ke PP Muhammadiyah di Jakarta kemarin. “Hukuman mati tidak akan berpengaruh dalam hubungan kedua negara,” kata Osama di Gedung PP Muhammadiyah, Jakarta.

Terkait tidak adanya pemberitahuan sebelum pelaksanaan eksekusi hukuman mati Tuti, dia mengatakan secara prosedur pihak keluarga di Majalengka, Jawa Barat seharusnya mendapatkan notifikasi.

Meski demikian, Osama mengaku belum mendapatkan penjelasan lebih lanjut mengenai tidak adanya notifikasi soal eksekusi Tuti yang dilaksanakan di Kota Thaif, Arab Saudi pada 29 Oktober lalu.

“Terkait notifikasi, merupakan hak keluarga mendapat info. Tapi saya sendiri menunggu informasi pemerintah kami apakah kedutaan mendapat notifikasi dalam persoalan tersebut,” katanya.

Hingga saat ini, pihak Kedubes Arab Saudi masih membahas persoalan eksekusi mati tersebut. “Masalah itu (notifikasi) kami bahas. Dan kami menunggu (informasi) dari (pemerintah) Saudi,” katanya.

Kedatangan Osama di sambut oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas, Sekretaris Jenderal PP Muhammadiyah Abdul Mukti, dan Ketua Biro Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Pimpinan Pusat Muhammadiyah Muhyiddin Junaidi.

“Acara ini dalam rangka kunjungan silaturahim,” kata Muhyiddin. Dalam pertemuan tersebut, Dubes Arab Saudi dan para pimpinan Muhammadiyah juga mem bahas sejumlah isu, diantaranya tentang larangan warga Palestina pergi berhaji tahun depan, kasus Jamal Khashoggi, masalah Habib Rizieq.

Osama membantah pemberitaan yang menyebut negaranya melarang warga Palestina melaksanakan ibadah haji. “Saya ingin mengklarifikasi bahwa berita itu tidak benar dan disebarkan dengan mengambil sumber yang tidak bertanggung jawab,” tegasnya.

Osama menegaskan bahwa pemberitaan itu tidak benar karena mengutip media Israel. Selain itu, jumlah penduduk Palestina terdampak kebijakan yang mencapai 1 juta dinilai tidak masuk akal.

“Jika kita analogikan dengan Indonesia yang berpenduduk sekitar 240 juta, kuota haji sekitar 220.000 atau dengan perbandingan 1 per seribu. Kuota ini berlaku untuk semua anggota OKI. Penduduk Palestina berjumlah 7 juta dan dengan perhitungan di atas, kuotanya 7.000 orang,” jelas Osama.

Mengenai Habib Rizieq Syihab (HRS) yang sempat diperiksa aparat Arab Saudi berkaitan dengan terpasangnya bendera yang dianggap sebagai bendera ISIS di kediamannya, Osama justru menyatakan bahwa HRS bukan sosok yang menakutkan.

“Saya kira Syekh Habib Rizieq bukan sosok menakutkan. Kalau beliau la ku kan pelanggaran, pasti udah dilakukan proses hukum seperti di Indonesia dan Arab. Secara singkat, saya ingin bilang bahwa HRS mu slim, dan WNI dan beliau dapat atensi dari pemerintahan Indonesia dan Arab Saudi,” tegasnya.

Namun menurut Osama, apa bila ada pelanggaran yang dilakukan oleh HRS, pasti akan ada hu kuman yang menyertai. Kenyataannya, sampai saat ini tak ada hukuman untuk HRS yang mengindikasikan tak adanya pelanggaran. “Kalau beliau lakukan pelanggaran, pasti sudah dilakukan proses hukum seperti di Indonesia dan Arab Saudi,” ungkap Osama.

Sementara Junaidi mengatakan, dari penuturan Osama, sama sekali tidak ada kaitan HRS dengan kriminal. Osama menyebut HRS adalah korban dari kelompok tertentu yang sengaja menciptakan instabilitas.

“Seandainya Habib Rizieq orang jahat, dia sudah dideportasi. Bahkan beliau (Osama) berjanji Habib Rizieq akan diizinkan untuk pergi ke Malaysia menyelesaikan pendidikan S3-nya. Kehidupan Habib Rizieq sudah dijamin oleh kawannya yang berasal dari Arab. Nggak ada masalah izin tinggal, dia berhubungan baik. Dia ada orang menjamin di sana, nggak ada ma salah,” katanya.

Selain itu, Osama menyebutkan bahwa HRS hanya diminta penjelasan mengenai bendera tauhid yang ditempel di belakang rumahnya yang belum diketahui siapa pelaku yang menempelkan bendera itu. (Binti Mufarida)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5942 seconds (0.1#10.140)