Din Syamsuddin Hadiri Pertemuan Rusia-Dunia Islam di Dagestan
A
A
A
JAKARTA - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin mengatakan, kolaborasi Rusia dan Dunia Islam dapat menjadi alternatif terhadap penyelesaian masalah peradaban dewasa ini.
Ini berdasarkan pada kenyataan, bahwa kedua pihak memiliki potensi besar baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam, yang jika dipadukan akan menjadi kekuatan efektif dunia.
Din mengatakan hal tersebut pada Pertemuan Tahunan Ke-4 Grup Visi Strategis Rusia-Dunia Islam yang berlangsung di Makchkala, Republik Dagestan, Federasi Rusia.
"Berbagai krisis yang melanda dunia dewasa ini, sejak krisis pangan, krisis energi, krisis lingkungan, yang sejatinya merupakan krisis moral, memerlukan solusi tepat dan kolaborasi antaragama dan bangsa," kata Din Syamsuddin melalui siaran pers, Senin (12/11/2018).
Din Syamsuddin yang sudah menjadi anggota Grup Visi Strategis tersebut sejak 2007 lebih lanjut menegaskan, kolaborasi Rusia-Dunia Islam perlu mengambil bentuk kerja sama nyata di berbagai bidang peradaban, baik ekonomi dan perdagangan, pendidikan dan budaya, maupun politik dan militer.
"Kerja sama itu sudah dimulai baik secara multilateral maupun bilateral antara Russia dan salah satu negara Islam. Namun, sangat mendesak untuk ditingkatkan terutama dengan pergeseran geopolitik dan geoekonomi dunia, dari Atlantik ke Pasifik dengan munculnya Kawasan Asia Timur," jelas Din Syamsuddin.
Secara khusus sambung Din, kolaborasi Rusia-Dunia Islam perlu mengantisipasi kemunculan China dengan ambisi Belt and Road Iniative-nya. Ambisi tersebut kata Din, perlu direspons positif dan menghalanginya agar tidak menjadi kekuatan hegemonik baru di dunia.
"Hubungan Rusia-Dunia Islam perlu berlanjut pada kerja sama ekonomi dan perdagangan dgn meningkatkan investasi masing dan dalam bidang pendidikan tinggi, terutama dengan saling tukar menukar mahasiswa dan dosen, serta kerja sama dalam bidang pengkajian dan penelitian," tuturnya.
Pertemuan dihadiri sekira 40 tokoh dari 22 negara Muslim dan dari Federasi Rusia. Pada pembukaan hadir Mr Rustam Minikhanov, Presiden Republik Tatarstan yang juga Ketua Group, Mr Vladimir Vasiliev, Presiden Republik Dagestan, dan Sekjen Grup Ambassador Veniamin Popov.
Pertemuan Grup Visi Strategis Rusia-Dunia Islam berlangsung setiap tahun dengan tempat berpindah-pindah. Sebelumnya beberapa kali di Moskow, kemudian di Kazan, Grozny City, dan sekarang di Ibu Kota Dagestan, Makchkala.
Pada kesempatan pertemuan di Makchkala, Din Syamsuddin, yang juga Pengasuh Pesantren Modern Internasional Dea Malela di Sumbawa, juga menawarkan beasiswa bagi anak-anak Muslim Rusia untuk belajar ke Sumbawa (sebelumnya sudah ada empat santri dari Rusia di antara 46 santri dari berbagai negara).
Ini berdasarkan pada kenyataan, bahwa kedua pihak memiliki potensi besar baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam, yang jika dipadukan akan menjadi kekuatan efektif dunia.
Din mengatakan hal tersebut pada Pertemuan Tahunan Ke-4 Grup Visi Strategis Rusia-Dunia Islam yang berlangsung di Makchkala, Republik Dagestan, Federasi Rusia.
"Berbagai krisis yang melanda dunia dewasa ini, sejak krisis pangan, krisis energi, krisis lingkungan, yang sejatinya merupakan krisis moral, memerlukan solusi tepat dan kolaborasi antaragama dan bangsa," kata Din Syamsuddin melalui siaran pers, Senin (12/11/2018).
Din Syamsuddin yang sudah menjadi anggota Grup Visi Strategis tersebut sejak 2007 lebih lanjut menegaskan, kolaborasi Rusia-Dunia Islam perlu mengambil bentuk kerja sama nyata di berbagai bidang peradaban, baik ekonomi dan perdagangan, pendidikan dan budaya, maupun politik dan militer.
"Kerja sama itu sudah dimulai baik secara multilateral maupun bilateral antara Russia dan salah satu negara Islam. Namun, sangat mendesak untuk ditingkatkan terutama dengan pergeseran geopolitik dan geoekonomi dunia, dari Atlantik ke Pasifik dengan munculnya Kawasan Asia Timur," jelas Din Syamsuddin.
Secara khusus sambung Din, kolaborasi Rusia-Dunia Islam perlu mengantisipasi kemunculan China dengan ambisi Belt and Road Iniative-nya. Ambisi tersebut kata Din, perlu direspons positif dan menghalanginya agar tidak menjadi kekuatan hegemonik baru di dunia.
"Hubungan Rusia-Dunia Islam perlu berlanjut pada kerja sama ekonomi dan perdagangan dgn meningkatkan investasi masing dan dalam bidang pendidikan tinggi, terutama dengan saling tukar menukar mahasiswa dan dosen, serta kerja sama dalam bidang pengkajian dan penelitian," tuturnya.
Pertemuan dihadiri sekira 40 tokoh dari 22 negara Muslim dan dari Federasi Rusia. Pada pembukaan hadir Mr Rustam Minikhanov, Presiden Republik Tatarstan yang juga Ketua Group, Mr Vladimir Vasiliev, Presiden Republik Dagestan, dan Sekjen Grup Ambassador Veniamin Popov.
Pertemuan Grup Visi Strategis Rusia-Dunia Islam berlangsung setiap tahun dengan tempat berpindah-pindah. Sebelumnya beberapa kali di Moskow, kemudian di Kazan, Grozny City, dan sekarang di Ibu Kota Dagestan, Makchkala.
Pada kesempatan pertemuan di Makchkala, Din Syamsuddin, yang juga Pengasuh Pesantren Modern Internasional Dea Malela di Sumbawa, juga menawarkan beasiswa bagi anak-anak Muslim Rusia untuk belajar ke Sumbawa (sebelumnya sudah ada empat santri dari Rusia di antara 46 santri dari berbagai negara).
(maf)