Genderuwo Hukum dan Intelijen Bergentayangan di Tahun Politik
A
A
A
SEMARANG - Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno Sudirman Said meminta para relawan untuk mewaspadai adanya genderuwo hukum dan intelijen yang berseliweran di tahun politik 2019.
“Kan Genderuwo ini segala sesuatu yang tidak nampak, tapi dirasakan menakutkan. Jadi itu bisa berasal dari mana saja, kemarin Pak Sandi bicara genderuwo ekonomi, tapi jangan lupa ada genderuwo hukum juga, orang-orang yang harusnya netral kemudian menggunakan kewenangannya untuk menekan,” kata dia usai deklarasi relawan pendukung Prabowo-Sandi se-Karesidenan eks Semarang di Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu (11/11/2018).
Dia mengungkapkan, maksud dari adanya genderuwo hukum bisa datang dari berbagai kalangan, utamanya aparat keamanan, penegak hukum, aparat intelijen. “Kita ingin mengingatkan Pemilu hasilnya baik kalau aparat, baik aparat keamanan, penegak hukum dan intelijen itu netral. Kita itu pemberi warning (peringatan), juga memberi semangat pada masyarakat,” katanya.
Sudirman meminta, aparat berhati-hati dengan sikap memanfaatkan aparat hukum dan intelejen untuk kepentingan politik. Karena hal itu tidak sejalan dengan prinsip demokrasi.
"Demokrasi akan sehat jika aparat negara netral. Hukum dan intelijen harus digunakan untuk kepentingan negara. Bukan kepentingan kelompok atau kandidat tertentu," tandasnya.
Dalam kesempatan itu Sudirman kembali menyatakan optimistismenya, Prabowo-Sandi bisa memenangkan Pilpres, utamanya di Jateng. Sambutan masyarakat Jateng terhadap pasangan nomor urut 02 sangat luar biasa.
"Insya Allah perolehan suaranya lebih besar dari hasil Pilgub 2018 lalu," katanya. Di Pilgub Jateng lalu Sudirman Said dan pasangannya memperoleh suara sekitar 42 persen.
Para relawan dari 25 komunitas di se-eks Karesidenan Semarang tidak saja melakukan deklarasi dukungan, mereka juga melakukan saweran untuk membantu perjuangan Prabowo-Sandi di Jateng.
Setelah melakukan saweran, para relawan kemudian menyerahkan jumlah total sebanyak Rp5.617.000 tersebut kepada Sudirman Said.
“Tadi ada inisatif relawan untuk saweran. Meskipun hasilnya tak seberapa, namun poinnya adalah semangat mendukung perjuangan, karena demokrasi adalah partisipasi dari warga. Ini menjadi energi untuk Prabowo-Sandi, tadi spontan dan itu dimana-mana ada,” pungkasnya.
“Kan Genderuwo ini segala sesuatu yang tidak nampak, tapi dirasakan menakutkan. Jadi itu bisa berasal dari mana saja, kemarin Pak Sandi bicara genderuwo ekonomi, tapi jangan lupa ada genderuwo hukum juga, orang-orang yang harusnya netral kemudian menggunakan kewenangannya untuk menekan,” kata dia usai deklarasi relawan pendukung Prabowo-Sandi se-Karesidenan eks Semarang di Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu (11/11/2018).
Dia mengungkapkan, maksud dari adanya genderuwo hukum bisa datang dari berbagai kalangan, utamanya aparat keamanan, penegak hukum, aparat intelijen. “Kita ingin mengingatkan Pemilu hasilnya baik kalau aparat, baik aparat keamanan, penegak hukum dan intelijen itu netral. Kita itu pemberi warning (peringatan), juga memberi semangat pada masyarakat,” katanya.
Sudirman meminta, aparat berhati-hati dengan sikap memanfaatkan aparat hukum dan intelejen untuk kepentingan politik. Karena hal itu tidak sejalan dengan prinsip demokrasi.
"Demokrasi akan sehat jika aparat negara netral. Hukum dan intelijen harus digunakan untuk kepentingan negara. Bukan kepentingan kelompok atau kandidat tertentu," tandasnya.
Dalam kesempatan itu Sudirman kembali menyatakan optimistismenya, Prabowo-Sandi bisa memenangkan Pilpres, utamanya di Jateng. Sambutan masyarakat Jateng terhadap pasangan nomor urut 02 sangat luar biasa.
"Insya Allah perolehan suaranya lebih besar dari hasil Pilgub 2018 lalu," katanya. Di Pilgub Jateng lalu Sudirman Said dan pasangannya memperoleh suara sekitar 42 persen.
Para relawan dari 25 komunitas di se-eks Karesidenan Semarang tidak saja melakukan deklarasi dukungan, mereka juga melakukan saweran untuk membantu perjuangan Prabowo-Sandi di Jateng.
Setelah melakukan saweran, para relawan kemudian menyerahkan jumlah total sebanyak Rp5.617.000 tersebut kepada Sudirman Said.
“Tadi ada inisatif relawan untuk saweran. Meskipun hasilnya tak seberapa, namun poinnya adalah semangat mendukung perjuangan, karena demokrasi adalah partisipasi dari warga. Ini menjadi energi untuk Prabowo-Sandi, tadi spontan dan itu dimana-mana ada,” pungkasnya.
(pur)