Penjelasan Ma'ruf Amin Soal Ajakan untuk Akui Prestasi Jokowi
A
A
A
JAKARTA - Calon wakil presiden nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin, menjelaskan pernyataannya yang menyebut bahwa yang tak bisa mengakui kinerja Presiden Jokowi sebagai 'orang buta' dan 'orang budek'. Bahwa terminologi itu juga sudah lazim digunakan di Alquran.
Kiai Ma'ruf sapaan akrabnya menyampaikan hal itu untuk menjelaskan tentang capain yang sudah dilakukan Presiden Jokowi selama memimpin seperti pembangunan infrastruktur, bandara baru yang tampak kasat mata secara fisik.
Selain itu, di bidang pendidikan, Jokowi juga mengeluarkan program Kartu Indonesia Pintar dan di sektor pendidikan kesehatan dikenal program Kartu Indonesia Sehat.
"Itu sudah jelas bisa dilihat dan didengar. Jadi kalau ada yang menafikan, tak mau melihat kenyataan itu, tak mau mendengar kenyataan itu, kan jadinya seperti orang buta, kayak orang budek, yang tak mau melihat kenyataan, mendengar informasi soal prestasi itu," ungkap Kiai Ma'ruf saat menjawab pertanyaan wartawan di kediamannya, Menteng, Jakarta, Sabtu (10/11/2018).
Kiai Ma'ruf pun menjawab terkait dirinya yang dianggap marah-marah.
"Saya tidak marah, dan bukan sedang menuduh siapa-siapa. Saya cuma bilang, kalau ada yang yang menafikan kenyataan, yang tak mendengar dan melihat prestasi, nah sepertinya orang itu yang dalam Alquran disebut ṣummum, bukmun, 'umyun. Budek, bisu, dan tuli," jawab Ma'ruf kepada wartawan.
Siapa yang anda maksud seperti itu?" tanya wartawan lagi."Saya tak menuduh siapapun," jawab Kiai Ma'ruf. Kiai Ma'ruf mengatakan, bila ada anggapan sejumlah orang yang menyebut bahwa pernyataan itu tidak pantas diucapkan seorang ulama, Ketua Umum MUI itu mengungkapkan bahwa hal ini sebenarnya telah dijelaskan dalam Al Qur'an yakni ṣummum, bukmun, 'umyun', yang tertera di surat QS al-Baqarah (2):18.
"Artinya orang yang tak mendengar, orang yang tak mau melihat, yang tak mau mengungkapkan kebenaran itu namanya bisu, budek, buta.Jadi itu bahasa 'kalau' ya. Saya tak menuduh orang, atau siapa-siapa. Saya heran, kenapa jadi ada yang tersinggung. Tak menuduh dia kok."Kecuali kalau saya menuduh, kamu itu (pelakunya), nah baru itu (masalah). Jadi tak ada yang salah dengan kalimat itu " ujarnya sambil tersenyum.
Lebih jauh, Kiai Ma'ruf juga menjawab ketika ada yang menuduhnya telah menyindir orang yang secara fisik adalah buta maupun budek."Tak ada konteks buta (fisik). Saya cuma bilang, yang tak mengakui itu kayak orang buta karena tak mau melihat. Kayak orang budek karena tak mau mendengar. Kayak orang bisu yang tak mau ungkapkan kebenaran. Itu saja sebenarnya. Kalimat itu juga biasa bunyi di Alquran. Lihat saja di Alquran kalau tak percaya," urai Kiai Ma'ruf.
Sebelumnya, dalam peresmian rumah relawan Barisan Nusantara (Barnus), di Jalan Cempaka Putih Timur, Nomor 8, Jakarta Pusat, Sabtu (10/10), Kiai Ma'ruf menyebut Jokowi telah berhasil membuat daerah makin maju. Sehingga hanya orang yang 'budek dan buta' yang tak menyadari prestasi itu.
"Orang yang sehat bisa lihat kelas prestasi yang ditorehkan, kecuali orang budek dan buta yang tak bisa melihat dan mendengar realitas kenyataan," kata Kiai Ma'ruf. Pernyataan Kiai Ma'ruf itu lalu langsung diserang oleh Tim Sukses Prabowo-Sandi, yang menuding Ma'ruf telah marah-marah dan menunjukkan dirinya bukanlah ulama besar.
Kiai Ma'ruf sapaan akrabnya menyampaikan hal itu untuk menjelaskan tentang capain yang sudah dilakukan Presiden Jokowi selama memimpin seperti pembangunan infrastruktur, bandara baru yang tampak kasat mata secara fisik.
Selain itu, di bidang pendidikan, Jokowi juga mengeluarkan program Kartu Indonesia Pintar dan di sektor pendidikan kesehatan dikenal program Kartu Indonesia Sehat.
"Itu sudah jelas bisa dilihat dan didengar. Jadi kalau ada yang menafikan, tak mau melihat kenyataan itu, tak mau mendengar kenyataan itu, kan jadinya seperti orang buta, kayak orang budek, yang tak mau melihat kenyataan, mendengar informasi soal prestasi itu," ungkap Kiai Ma'ruf saat menjawab pertanyaan wartawan di kediamannya, Menteng, Jakarta, Sabtu (10/11/2018).
Kiai Ma'ruf pun menjawab terkait dirinya yang dianggap marah-marah.
"Saya tidak marah, dan bukan sedang menuduh siapa-siapa. Saya cuma bilang, kalau ada yang yang menafikan kenyataan, yang tak mendengar dan melihat prestasi, nah sepertinya orang itu yang dalam Alquran disebut ṣummum, bukmun, 'umyun. Budek, bisu, dan tuli," jawab Ma'ruf kepada wartawan.
Siapa yang anda maksud seperti itu?" tanya wartawan lagi."Saya tak menuduh siapapun," jawab Kiai Ma'ruf. Kiai Ma'ruf mengatakan, bila ada anggapan sejumlah orang yang menyebut bahwa pernyataan itu tidak pantas diucapkan seorang ulama, Ketua Umum MUI itu mengungkapkan bahwa hal ini sebenarnya telah dijelaskan dalam Al Qur'an yakni ṣummum, bukmun, 'umyun', yang tertera di surat QS al-Baqarah (2):18.
"Artinya orang yang tak mendengar, orang yang tak mau melihat, yang tak mau mengungkapkan kebenaran itu namanya bisu, budek, buta.Jadi itu bahasa 'kalau' ya. Saya tak menuduh orang, atau siapa-siapa. Saya heran, kenapa jadi ada yang tersinggung. Tak menuduh dia kok."Kecuali kalau saya menuduh, kamu itu (pelakunya), nah baru itu (masalah). Jadi tak ada yang salah dengan kalimat itu " ujarnya sambil tersenyum.
Lebih jauh, Kiai Ma'ruf juga menjawab ketika ada yang menuduhnya telah menyindir orang yang secara fisik adalah buta maupun budek."Tak ada konteks buta (fisik). Saya cuma bilang, yang tak mengakui itu kayak orang buta karena tak mau melihat. Kayak orang budek karena tak mau mendengar. Kayak orang bisu yang tak mau ungkapkan kebenaran. Itu saja sebenarnya. Kalimat itu juga biasa bunyi di Alquran. Lihat saja di Alquran kalau tak percaya," urai Kiai Ma'ruf.
Sebelumnya, dalam peresmian rumah relawan Barisan Nusantara (Barnus), di Jalan Cempaka Putih Timur, Nomor 8, Jakarta Pusat, Sabtu (10/10), Kiai Ma'ruf menyebut Jokowi telah berhasil membuat daerah makin maju. Sehingga hanya orang yang 'budek dan buta' yang tak menyadari prestasi itu.
"Orang yang sehat bisa lihat kelas prestasi yang ditorehkan, kecuali orang budek dan buta yang tak bisa melihat dan mendengar realitas kenyataan," kata Kiai Ma'ruf. Pernyataan Kiai Ma'ruf itu lalu langsung diserang oleh Tim Sukses Prabowo-Sandi, yang menuding Ma'ruf telah marah-marah dan menunjukkan dirinya bukanlah ulama besar.
(whb)