Proses Pergantian Taufik Kurniawan di DPR Diharapkan Demokratis
A
A
A
JAKARTA - Pengamat Politik Boni Hargens melihat dugaan ada skenario dari Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais terkait Wakil Ketua Taufik Kurniawan dan KPK, untuk meloloskan anaknya, Ahmad Hanafi Rais menjadi pimpinan DPR.
Menurut Boni, persepsi ini akan sulit dihindari jika Amies Rais terus mendorong Hanafi Rais menjadi pimpinan DPR. "Patut diduga Amien Rais sengaja menjerumuskan Taufik Kurniawan untuk meloloskan anaknya jadi pimpinan DPR. Persepsi ini akan sulit dihindar kalau Amien terus berambisi mendorong anaknya menjadi pimpinan DPR," ujar Boni dalam keterangannya, Minggu (4/11/2018).
Tak hanya itu kata Boni, Amien akan dianggap otoriter dan dominan jika menentukan secara sepihak pengganti Taufik. Bahkan, menurut dia, PAN akan dituduh sebagai partai keluarga sebagaimana pernah dituduhkan kepada Partai Demokrat.
"Akibat tuduhan tersebut, suara Demokrat anjlok di pemilu 2014. PAN bisa mengalami hal sama kalau Amien tetap berambisi mendorong anaknya menjadi pengganti Taufik," tuturnya.
Boni mendorong, agar pengganti Taufik diputuskan melalui mekanisme demokratis internal partai. Dia berharap PAN harus mempraktikan demokrasi mulai dari internalnya.
"Zulkifli sebagai ketua umum harus mengundang rapat untuk menjaring pendapat para fungsionaris partai. Siapa yang disepakati melalui mekanisme demokratis partai, dialah menjadi pengganti Taufik. Bukan ditentukan sepihak oleh Amien Rais," pungkas dia.
Lebih lanjut Boni menilai, banyak kader PAN yang mumpuni untuk menjadi Wakil Ketua DPR, menggantikan posisi Taufik Kurniawan. Salah satunya adalah Mulfachri Harahap. Menurut Boni, Politisi PAN yang mewakili dapil Sumatera I tersebut merupakan kader PAN yang lebih pantas jadi pimipinan DPR.
"Mulfachri Harahap yang lebih cocok dan pantas menjadi pimpinan DPR darisegi kualitas dan integritas. Harahap mempunya kemampuan lobi dan manajemen politik yang bagus," ungkap dia.
Selain itu kata Boni, Harahap bisa memberi kontribusi positif terhadap perubahan kinerja DPR. Harahap jugarelatif lebih bersih dari segi integritas dan tidak tersandung masalah korupsi atau sejenisnya.
"Saya yakin Harahap mampu menyatukan PAN yang saat ini tercerai berai, setelah sejumlah kader mendeklarasikan diri untuk tidak mendukung capres pilihan partai," ujar dia.
Sebagaimana diketahui, KPK menetapkan Taufik Kurniawan dan Ketua DPRD Kebumen Cipto Waluyo sebagai tersangka. Taufik diduga menerima sekurang-kurangnya Rp 3,65 miliar dari Yahya Fuad selaku Bupati Kebumen.
Fuad memberikan suap itu kepada Taufik terkait perolehan anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik pada APBN-P 2016. KPK kemudian memanggil Taufik sebanyak dua kali untuk diperiksa, tapi dia tak hadir.
Lewat pengacara, dia pun meminta penjadwalan ulang pada 8 November 2018.Namun Taufik tiba-tiba hadir di gedung KPK pada Jumat (2/11). Setelah diperiksa KPK, Taufik akhirnya ditahan. Dia sempat berbicara tentang rekayasa manusia saat menuju mobil tahanan.
Menurut Boni, persepsi ini akan sulit dihindari jika Amies Rais terus mendorong Hanafi Rais menjadi pimpinan DPR. "Patut diduga Amien Rais sengaja menjerumuskan Taufik Kurniawan untuk meloloskan anaknya jadi pimpinan DPR. Persepsi ini akan sulit dihindar kalau Amien terus berambisi mendorong anaknya menjadi pimpinan DPR," ujar Boni dalam keterangannya, Minggu (4/11/2018).
Tak hanya itu kata Boni, Amien akan dianggap otoriter dan dominan jika menentukan secara sepihak pengganti Taufik. Bahkan, menurut dia, PAN akan dituduh sebagai partai keluarga sebagaimana pernah dituduhkan kepada Partai Demokrat.
"Akibat tuduhan tersebut, suara Demokrat anjlok di pemilu 2014. PAN bisa mengalami hal sama kalau Amien tetap berambisi mendorong anaknya menjadi pengganti Taufik," tuturnya.
Boni mendorong, agar pengganti Taufik diputuskan melalui mekanisme demokratis internal partai. Dia berharap PAN harus mempraktikan demokrasi mulai dari internalnya.
"Zulkifli sebagai ketua umum harus mengundang rapat untuk menjaring pendapat para fungsionaris partai. Siapa yang disepakati melalui mekanisme demokratis partai, dialah menjadi pengganti Taufik. Bukan ditentukan sepihak oleh Amien Rais," pungkas dia.
Lebih lanjut Boni menilai, banyak kader PAN yang mumpuni untuk menjadi Wakil Ketua DPR, menggantikan posisi Taufik Kurniawan. Salah satunya adalah Mulfachri Harahap. Menurut Boni, Politisi PAN yang mewakili dapil Sumatera I tersebut merupakan kader PAN yang lebih pantas jadi pimipinan DPR.
"Mulfachri Harahap yang lebih cocok dan pantas menjadi pimpinan DPR darisegi kualitas dan integritas. Harahap mempunya kemampuan lobi dan manajemen politik yang bagus," ungkap dia.
Selain itu kata Boni, Harahap bisa memberi kontribusi positif terhadap perubahan kinerja DPR. Harahap jugarelatif lebih bersih dari segi integritas dan tidak tersandung masalah korupsi atau sejenisnya.
"Saya yakin Harahap mampu menyatukan PAN yang saat ini tercerai berai, setelah sejumlah kader mendeklarasikan diri untuk tidak mendukung capres pilihan partai," ujar dia.
Sebagaimana diketahui, KPK menetapkan Taufik Kurniawan dan Ketua DPRD Kebumen Cipto Waluyo sebagai tersangka. Taufik diduga menerima sekurang-kurangnya Rp 3,65 miliar dari Yahya Fuad selaku Bupati Kebumen.
Fuad memberikan suap itu kepada Taufik terkait perolehan anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik pada APBN-P 2016. KPK kemudian memanggil Taufik sebanyak dua kali untuk diperiksa, tapi dia tak hadir.
Lewat pengacara, dia pun meminta penjadwalan ulang pada 8 November 2018.Namun Taufik tiba-tiba hadir di gedung KPK pada Jumat (2/11). Setelah diperiksa KPK, Taufik akhirnya ditahan. Dia sempat berbicara tentang rekayasa manusia saat menuju mobil tahanan.
(maf)