Danseskoal: Wilayah Sengketa Bisa Diubah Jadi Zona Ekonomi Maritim

Jum'at, 02 November 2018 - 14:42 WIB
Danseskoal: Wilayah...
Danseskoal: Wilayah Sengketa Bisa Diubah Jadi Zona Ekonomi Maritim
A A A
JAKARTA - Sengketa maritim yang terjadi di Laut Cina Timur, Laut Cina Selatan dan bahkan Blok Ambalat disebabkan klaim sejarah dan/atau klaim hukum beberapa negara.

Hasil penelitian Seskoal menunjukkan bahwa sebagian besar klaim yang dilakukan secara unilateral memicu konflik maritim yang dapat berakibat perlombaan senjata dan rivalitas militer. Jika kondisi ini berlarut maka tidak menutup kemungkinan meletusnya perang terbuka.

Hal itu diungkapkan Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Laut (Danseskoal) Laksamana Muda TNI Amarulla Octavian saat menjadi keynote speaker pada seminar internasional yang diselenggarakan oleh Universitas Diponegoro (Undip) dengan judul Maritime Disputes in the Indo-Pacific Region: Indonesia’s New Strategic Blue Print.

Menurut Octavian, peluang baru adalah merubah sengketa menjadi kerja sama atas wilayah sengketa maritim untuk kepentingan bersama para pihak yang bersengketa. "Wilayah sengketa maritim dapat diubah menjadi zona ekonomi maritim yang dikelola bersama demi kesejahteraan antar negara di kawasan sehingga otomatis ketegangan bersenjata di laut dapat diminimalisir," ujarnya.

Seperti diketahui, seminar tersebut diselenggarakan dalam rangka Dies Natalis 2018 dengan tema Maritime Conflict and National Integration in the Indo-Pacific Region. Bertindak mewakili Rektor Undip, Direktur Kerjasama Riset dan Industri Bambang Purwanggono selaligus membuka secara resmi seminar yang dihadiri sekitar 150 mahasiswa, dosen, pakar, pemerhati dan undangan lainnya.

Seminar terbagi ke dalam dua sesi dengan menampilkan pembicara para akademisi dari New York University Ismail Fajrie Alatas, Ph.D, National University of Singapore. Maitrii V Aung-Thwin dan DR Donna Brunero, University of Brunei Darussalam Diotima Chattoraj,
University of the Philippines Matthew C Maglana, National Cheng Kung University dari Taiwan Frank Dhon, dan Guangxi Normal University dari Cina Xiaodong.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9365 seconds (0.1#10.140)