Berisiko Tinggi, Negara Pengguna Harus Jaga Keamanan Selat Malaka
A
A
A
JAKARTA - Selat Malaka memiliki peranan sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi dunia, baik sebagai Sea Lane Of Trade (SLOT) maupun Sea Lane Of Communication (SLOC). Namun di sisi lain menyimpan risiko tinggi terjadinya polusi, kecelakaan, grounding, perdagangan obat terlarang, perompakan, terorisme laut bahkan sampai pada konflik internasional.
Hal itu disampaikan Komandan Sekolah dan Staf Komando Angkatan Laut (Danseskoal) Laksamana Muda TNI Amarulla Octavian, saat menghadiri Seminar Internasional Seskoal 2018 tentang “Konsep Kerjasama Antar Negara Pengguna Selat Malaka Guna Mempertahankan Stabilitas Keamanan Pelayaran Dalam Rangka Mendukung Perekonomian Dunia” di Gedung Jos Soedarso Seskoal-Cipulir, Jakarta Selatan, Rabu (31/10/2018).
Menurut Danseskoal, kondisi tersebut dapat menjadi ancaman utama yang dapat mengganggu perdagangan yang pada gilirannya dapat berpengaruh secara signifikan bagi perekonomian dunia. Ancaman keamanan maritim tradisional (Non State Actor) sebagai “sisi gelap globalisasi” perlu mendapat perhatian walaupun angka kasus piracy, robbery dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan namun tetap menjadi ancaman nyata.
“Dengan terselenggaranya seminar ini diharapkan dapat memberikan pandangan, pengalaman serta fakta yang terjadi di lapangan sehingga melalui seminar kali ini dapat memberikan cakrawala baru dan merumuskan konsep kerjasama antar negara-negara pengguna Selat Malaka guna mempertahankan keamanan pelayaran dalam mendukung perekonomian dunia,” ujar Danseskoal.
Dalam kesempatan itu, Danseskoal juga mengucapkan terima kasih dan selamat datang kepada para Pembicara dan undangan yang hadir, di antaranya Asisten Operasi (Asops) KSAL Laksamana Muda TNI Didik Setiyono, Asisten Perencanaan (Asrena) KSAL Laksamana Muda TNI Arusukmono, Waaspam Kasal Brigjen Mar Suaf Yanu Hardani, Waaspotmar Kasal Laksamana Pertama TNI Ferial Fachroni.
Selain itu kepada para atase pertahanan negara sahabat, dan pejabat Seskoal, Pasis Dikreg Seskoal Angkatan ke-56 TP 2018. Termasuk para dosen dan mahasiswa dari Kampus UI, ITB, IPB, Unhan, Direktur Center For Strategic Internasional Studies serta Pengurus Asosiasi Maritim dan undangan lainnya.
Pada seminar ini hadir sebagai keynote speech adalah Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Siwi Sukma Adji, yang diwakili Asisten Operasi (Asops) KSAL Laksamana Muda TNI Didik Setiyono, membahas topik mengenai Kebijakan KSAL dalam Pelaksanaan Operasi Pengamanan Di Selat Malaka dalam Mendukung Kebijakan Poros Maritim Dunia.
Pembicara lainnya yaitu Eric Frecon dari The S Rajaratnam School of International Studies, NTU, Singapura, memaparkan materi mengenai Kerjasama Internasional Guna Mendukung Kepentingan Regional dalam Pengamanan Selat Malaka. Sementara itu, Kasubdit Patroli dan Pengamanan Pantai Capt Ramadan Hasri Harahap memaparkan materi mengenai aturan IMO dan aturan Nasional untuk pengamanan kapal.
Adapun Staf Ahli Kemenko PMK Sonny Haru Budi yang memaparkan materi mengenai Konsep Kerjasama Antar Negara Pengguna Selat Malaka Guna Peningkatan Keamanan Pelayaran dalam rangka Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional.
Hal itu disampaikan Komandan Sekolah dan Staf Komando Angkatan Laut (Danseskoal) Laksamana Muda TNI Amarulla Octavian, saat menghadiri Seminar Internasional Seskoal 2018 tentang “Konsep Kerjasama Antar Negara Pengguna Selat Malaka Guna Mempertahankan Stabilitas Keamanan Pelayaran Dalam Rangka Mendukung Perekonomian Dunia” di Gedung Jos Soedarso Seskoal-Cipulir, Jakarta Selatan, Rabu (31/10/2018).
Menurut Danseskoal, kondisi tersebut dapat menjadi ancaman utama yang dapat mengganggu perdagangan yang pada gilirannya dapat berpengaruh secara signifikan bagi perekonomian dunia. Ancaman keamanan maritim tradisional (Non State Actor) sebagai “sisi gelap globalisasi” perlu mendapat perhatian walaupun angka kasus piracy, robbery dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan namun tetap menjadi ancaman nyata.
“Dengan terselenggaranya seminar ini diharapkan dapat memberikan pandangan, pengalaman serta fakta yang terjadi di lapangan sehingga melalui seminar kali ini dapat memberikan cakrawala baru dan merumuskan konsep kerjasama antar negara-negara pengguna Selat Malaka guna mempertahankan keamanan pelayaran dalam mendukung perekonomian dunia,” ujar Danseskoal.
Dalam kesempatan itu, Danseskoal juga mengucapkan terima kasih dan selamat datang kepada para Pembicara dan undangan yang hadir, di antaranya Asisten Operasi (Asops) KSAL Laksamana Muda TNI Didik Setiyono, Asisten Perencanaan (Asrena) KSAL Laksamana Muda TNI Arusukmono, Waaspam Kasal Brigjen Mar Suaf Yanu Hardani, Waaspotmar Kasal Laksamana Pertama TNI Ferial Fachroni.
Selain itu kepada para atase pertahanan negara sahabat, dan pejabat Seskoal, Pasis Dikreg Seskoal Angkatan ke-56 TP 2018. Termasuk para dosen dan mahasiswa dari Kampus UI, ITB, IPB, Unhan, Direktur Center For Strategic Internasional Studies serta Pengurus Asosiasi Maritim dan undangan lainnya.
Pada seminar ini hadir sebagai keynote speech adalah Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Siwi Sukma Adji, yang diwakili Asisten Operasi (Asops) KSAL Laksamana Muda TNI Didik Setiyono, membahas topik mengenai Kebijakan KSAL dalam Pelaksanaan Operasi Pengamanan Di Selat Malaka dalam Mendukung Kebijakan Poros Maritim Dunia.
Pembicara lainnya yaitu Eric Frecon dari The S Rajaratnam School of International Studies, NTU, Singapura, memaparkan materi mengenai Kerjasama Internasional Guna Mendukung Kepentingan Regional dalam Pengamanan Selat Malaka. Sementara itu, Kasubdit Patroli dan Pengamanan Pantai Capt Ramadan Hasri Harahap memaparkan materi mengenai aturan IMO dan aturan Nasional untuk pengamanan kapal.
Adapun Staf Ahli Kemenko PMK Sonny Haru Budi yang memaparkan materi mengenai Konsep Kerjasama Antar Negara Pengguna Selat Malaka Guna Peningkatan Keamanan Pelayaran dalam rangka Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional.
(thm)