Pariwisata Jadi Pendorong Pembangunan Infrastruktur Kabupaten Lembata
A
A
A
JAKARTA - Sektor pariwsata menjadi lokomotif pembangunan Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT). Hasil pendapatan dari sektor tersebut memengaruhi sektor lainnya."Pariwisata meningkat dan infrastruktur pun ikut berkembang. Hal itu juga mensejahterahkan masyarakat, misal dengan kemarin ada Festival 3 Gunung Lembata bisa menghasilkan Rp13 juta perhari, dan itu sangat lumayan untuk pendapatan," tutur Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur dalam acara Indonesia Visionary Leader (IVL) Season 3 di Gedung SINDO, Rabu (31/10/2018).
Eliaser menjelaskan, tiga gunung yang dijadikan tempat festival adalah Gunung Ile Lewotolok, Gunung Batu Tara dan Gunung Ile Werung.
Menurut dia, pengembangan dari sektor pariwisata juga turut membantu kementerian terkait dalam membangun infratruktur yang lebih baik.
Dalam mengelola pariwisata, Eliaser juga melibatkan masyarakat. Menurut dia, peran pemerintah hanya sebagai pendamping.
"Pariwisata ini juga didukung filosofi masyarakat Lembata yang sangat menghargai tamu. Semua tamu datang dipanggil untuk ngopi dan makan pisang bareng untuk sekedar ngobrol. Jadi masyrakat sudah bisa dibilang sangat welcome dengan pendatang," tuturnya.
Eliaser juga menfokuskan pada penanaman bawang, agar bawang yang ditanam itu hasilnya digunakan untuk menunjang di sektor pariwisata di antaranya sebagai bahan dasar makanan di tempat wisata dan juga sebagai oleh-oleh.
"Termasuk ikan teri dari hasil laut kita, yang lebih bagus dari daerah lain. Karena laut kita tidak terkontaminasi oleh limbah industri dan tidak dilewati lalu lintas kapal laut," katanya.
Eliaser menjelaskan, tiga gunung yang dijadikan tempat festival adalah Gunung Ile Lewotolok, Gunung Batu Tara dan Gunung Ile Werung.
Menurut dia, pengembangan dari sektor pariwisata juga turut membantu kementerian terkait dalam membangun infratruktur yang lebih baik.
Dalam mengelola pariwisata, Eliaser juga melibatkan masyarakat. Menurut dia, peran pemerintah hanya sebagai pendamping.
"Pariwisata ini juga didukung filosofi masyarakat Lembata yang sangat menghargai tamu. Semua tamu datang dipanggil untuk ngopi dan makan pisang bareng untuk sekedar ngobrol. Jadi masyrakat sudah bisa dibilang sangat welcome dengan pendatang," tuturnya.
Eliaser juga menfokuskan pada penanaman bawang, agar bawang yang ditanam itu hasilnya digunakan untuk menunjang di sektor pariwisata di antaranya sebagai bahan dasar makanan di tempat wisata dan juga sebagai oleh-oleh.
"Termasuk ikan teri dari hasil laut kita, yang lebih bagus dari daerah lain. Karena laut kita tidak terkontaminasi oleh limbah industri dan tidak dilewati lalu lintas kapal laut," katanya.
(dam)