Jokowi: Tingkatkan Kemitraan untuk Atasi Masalah Laut
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya kemitraan dalam mengatasi masalah kelautan global. Hal ini disampaikan presiden saat membuka Our Ocean Conference 2018 di Nusa Dua, Bali.
Saat ini, kata presiden, dunia menghadapi berbagai permasalahan laut mulai dari pencurian ikan, perompak, perdagangan manusia penyelundupan obat-obatan, perbudakan, hingga masalah sampah di laut. Presiden Jokowi menekankan betapa pentingnya laut bagi Indonesia dan dunia.
"Saya sadar bahwa bangsa kami adalah bangsa bahari. Saya sadar wilayah air kami lebih besar dari wilayah darat. Kita semua sadar bahwa wilayah air di bumi kita lebih besar dari wilayah darat. Kita semua sadar bahwa laut adalah adalah masa depan kita, our ocean, our future," kata Presiden Jokowi, Selasa (30/10/2018).
Jokowi juga berharap Our Ocean Conference (OOC) mampu menjadi motor penggerak untuk kesehatan laut yang sangat memprihatinkan akibat sampah plastik, polusi air, rusaknya terumbu karang, pemanasan suhu air air laut dan naiknya permukaan air laut.
"Jangan terlambat berbuat untuk laut kita. Satu negara tidak dapat menangani tantangan yang kita hadapi. Satu negara tidak dapat mengoptimalkan manfaat laut bagi masyarakat dunia. Pemerintah saja tidak mungkin menyelesaikan semuanya," ucapnya.
"Oleh karena itu diperlukan kerja sama. cooperation, collaboration. We need multi-stakeholder partnership, We need global partnership. Sebuah kerja sama global untuk mencapai Sustainable Development Goals khususnya terkait perlindungan laut," tambah Jokowi.
Our Ocean Conference dihadiri oleh berbagai tokoh penting dunia mulai dari Kepala Negara, pejabat pemerintah, organisasi internasional hingga petinggi perusahaa global.
Salah satu pimpinan perusahaan global yang hadir adalah Emmanuel Faber, CEO Danone yang sempat berbincang dengan presiden Jokowi pada saat presiden berkunjung ke area pameran di Our Ocean Conference 2018.
Danone merupakan salah satu perusahaan yang mendukung upaya pengurangan sampah di laut melalui kerja sama multipihak.
Indonesia memiliki program pengurangan polusi laut dengan target pengurangan sampah plastik di laut sebesar 70% pada tahun 2025. Serta tercapainya kawasan konservasi perairan seluas 20 juta hektar pada tahun 2018 atau dua tahun lebih cepat dari target 2020.
Presiden Jokowi menjelaskan dengan luas wilayah lautan yang lebih besar dari daratan, dan lebih dari 90 persen perdagangan dunia melalui laut dan diperkirakan kekayaan laut dunia mencapai USD 24 triliun.
Sekitar 3,2 miliar penduduk dunia tergantung pada sektor perikanan dan rantai pasokannya. "Belum lagi sumber alam lain yang terkandung di dalam laut. Itulah gambaran penting arti laut bagi kehidupan kita dan masa depan umat manusia," tambah Jokowi.
Saat ini, kata presiden, dunia menghadapi berbagai permasalahan laut mulai dari pencurian ikan, perompak, perdagangan manusia penyelundupan obat-obatan, perbudakan, hingga masalah sampah di laut. Presiden Jokowi menekankan betapa pentingnya laut bagi Indonesia dan dunia.
"Saya sadar bahwa bangsa kami adalah bangsa bahari. Saya sadar wilayah air kami lebih besar dari wilayah darat. Kita semua sadar bahwa wilayah air di bumi kita lebih besar dari wilayah darat. Kita semua sadar bahwa laut adalah adalah masa depan kita, our ocean, our future," kata Presiden Jokowi, Selasa (30/10/2018).
Jokowi juga berharap Our Ocean Conference (OOC) mampu menjadi motor penggerak untuk kesehatan laut yang sangat memprihatinkan akibat sampah plastik, polusi air, rusaknya terumbu karang, pemanasan suhu air air laut dan naiknya permukaan air laut.
"Jangan terlambat berbuat untuk laut kita. Satu negara tidak dapat menangani tantangan yang kita hadapi. Satu negara tidak dapat mengoptimalkan manfaat laut bagi masyarakat dunia. Pemerintah saja tidak mungkin menyelesaikan semuanya," ucapnya.
"Oleh karena itu diperlukan kerja sama. cooperation, collaboration. We need multi-stakeholder partnership, We need global partnership. Sebuah kerja sama global untuk mencapai Sustainable Development Goals khususnya terkait perlindungan laut," tambah Jokowi.
Our Ocean Conference dihadiri oleh berbagai tokoh penting dunia mulai dari Kepala Negara, pejabat pemerintah, organisasi internasional hingga petinggi perusahaa global.
Salah satu pimpinan perusahaan global yang hadir adalah Emmanuel Faber, CEO Danone yang sempat berbincang dengan presiden Jokowi pada saat presiden berkunjung ke area pameran di Our Ocean Conference 2018.
Danone merupakan salah satu perusahaan yang mendukung upaya pengurangan sampah di laut melalui kerja sama multipihak.
Indonesia memiliki program pengurangan polusi laut dengan target pengurangan sampah plastik di laut sebesar 70% pada tahun 2025. Serta tercapainya kawasan konservasi perairan seluas 20 juta hektar pada tahun 2018 atau dua tahun lebih cepat dari target 2020.
Presiden Jokowi menjelaskan dengan luas wilayah lautan yang lebih besar dari daratan, dan lebih dari 90 persen perdagangan dunia melalui laut dan diperkirakan kekayaan laut dunia mencapai USD 24 triliun.
Sekitar 3,2 miliar penduduk dunia tergantung pada sektor perikanan dan rantai pasokannya. "Belum lagi sumber alam lain yang terkandung di dalam laut. Itulah gambaran penting arti laut bagi kehidupan kita dan masa depan umat manusia," tambah Jokowi.
(maf)