Jokowi Minta Tim Kampanye Tangkal 4 Isu Ini
A
A
A
SEMARANG - Calon Presiden (Capres) Joko Widodo (Jokowi) membeberkan setidaknya terdapat empat isu yang santer menyerang dirinya menjelang Pilpres 2019.Sehingga dia berpesan kepada tim kampanye akan dua hal, yakni bisa menghadapi isu dan menceritakan capaian keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah
"Isu-isu yang akan berkembang itu adalah yang pertama isu PKI, kedua antek asing, isu tenaga kerja asing, terutama yang dari Cina dan kriminalisasi ulama," ungkap Jokowi saat memberikan sambutan pada acara Pelantikan dan Konsolidasi Tim kampanye Daerah di Panti Marhaen, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (20/10/2018).
Terkait isu PKI, Jokowi kembali menyatakan bahwa kalau dirinya itu kelahiran tahun 1961, sedangkan pembubaran PKI dilakukan pada tahun 1965 - 1966."Saya baru empat tahun, tidak ada yang namanya aktivis PKI balita itu tidak ada," ungkapnya.
Dan menurutnya, isu PKIitu sekarang digeser kepada orang tua dan kakek neneknya, sehingga pihaknya mempersilahkan untuk kroscek sendiri, apalagi sekarang era terbuka tidak ada yang bisa ditutupi.
Kemudian soal isu antek asing, pasangan Ma’ruf Amin itu menyatakan telah dibuktikan dengan pengambil alihan blok Mahakam yang sekarang sudah 100 persen diambil alih dan dikelola Pertamina dan Freeport yang sekarang sudah 51,2 persen milik Indonesia, setelah selama 40 tahun cuma 9,3 persen."Sejak 2014 saya mau 51 persen, negosiasi alot sekali. Saya sampaikan ini di wilayah Indonesia dan rakyat menghendaki itu. Lantas antek asing yang mana coba?," tanya Jokowi dengan nada geram.
Terkait isu tenaga kerja asing yang di media sosial (medsos) menyebutkan ada sebanyak 10 juta tenaga yang banyak masuk dari Cina.Padahal, dia menegaskan bahwa mereka adalah kontrak wisatawan."Itu yang saya tanda tangani 10 juta adalah wisatawan yang kita harapkan datang dari Cina ke Indonesia," tegasnya.
Mantan Wali Kota Solo itu menyebutkan, tenaga kerja asing yang dari Cina hanya 24 ribu, sedangkan tenaga kerja Indonesia yang di Cina 80 ribu sehingga menurutnya Cina tekor 56 ribu."Sedangkan bandingkan jumlah tenaga kerja dibanding penduduk, TKA di Indonesia itu satu persen saja tidak ada, hanya 0,03 persen," tandasnya.
Dan menyangkut isu kriminalisasi ulama, Jokowi mempertanyakan ulama yang mana, karena dirinya sendiri rutin keluar masuk pesantren untuk bersilaturahim dengan para ulama."Namun kalau memang ada ulama yang kena masalah kemudian dilaporkan seseorang itu sudah ranah hukum," pungkasnya.
"Isu-isu yang akan berkembang itu adalah yang pertama isu PKI, kedua antek asing, isu tenaga kerja asing, terutama yang dari Cina dan kriminalisasi ulama," ungkap Jokowi saat memberikan sambutan pada acara Pelantikan dan Konsolidasi Tim kampanye Daerah di Panti Marhaen, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (20/10/2018).
Terkait isu PKI, Jokowi kembali menyatakan bahwa kalau dirinya itu kelahiran tahun 1961, sedangkan pembubaran PKI dilakukan pada tahun 1965 - 1966."Saya baru empat tahun, tidak ada yang namanya aktivis PKI balita itu tidak ada," ungkapnya.
Dan menurutnya, isu PKIitu sekarang digeser kepada orang tua dan kakek neneknya, sehingga pihaknya mempersilahkan untuk kroscek sendiri, apalagi sekarang era terbuka tidak ada yang bisa ditutupi.
Kemudian soal isu antek asing, pasangan Ma’ruf Amin itu menyatakan telah dibuktikan dengan pengambil alihan blok Mahakam yang sekarang sudah 100 persen diambil alih dan dikelola Pertamina dan Freeport yang sekarang sudah 51,2 persen milik Indonesia, setelah selama 40 tahun cuma 9,3 persen."Sejak 2014 saya mau 51 persen, negosiasi alot sekali. Saya sampaikan ini di wilayah Indonesia dan rakyat menghendaki itu. Lantas antek asing yang mana coba?," tanya Jokowi dengan nada geram.
Terkait isu tenaga kerja asing yang di media sosial (medsos) menyebutkan ada sebanyak 10 juta tenaga yang banyak masuk dari Cina.Padahal, dia menegaskan bahwa mereka adalah kontrak wisatawan."Itu yang saya tanda tangani 10 juta adalah wisatawan yang kita harapkan datang dari Cina ke Indonesia," tegasnya.
Mantan Wali Kota Solo itu menyebutkan, tenaga kerja asing yang dari Cina hanya 24 ribu, sedangkan tenaga kerja Indonesia yang di Cina 80 ribu sehingga menurutnya Cina tekor 56 ribu."Sedangkan bandingkan jumlah tenaga kerja dibanding penduduk, TKA di Indonesia itu satu persen saja tidak ada, hanya 0,03 persen," tandasnya.
Dan menyangkut isu kriminalisasi ulama, Jokowi mempertanyakan ulama yang mana, karena dirinya sendiri rutin keluar masuk pesantren untuk bersilaturahim dengan para ulama."Namun kalau memang ada ulama yang kena masalah kemudian dilaporkan seseorang itu sudah ranah hukum," pungkasnya.
(maf)