PPP Usulkan 3 Okober sebagai Hari Anti Hoax Nasional
A
A
A
JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengusulkan 3 Oktober ditetapkan sebagai Hari Anti Hoax Nasional. Usulan ini merujuk pada hari pengakuan aktivis Ratna Sarumpaet yang menebar berita bohong mengenai kasus penganiayaan terhadap dirinya.
“Masyarakat Indonesia menjadi korban pembohongan Ratna Sarumpaet. Karena itu, untuk mencegah peristiwa terulang dan untuk membangun budaya bermedsos yang positif, maka pada tanggal 3 Oktober 2018, PPP mengusulkan untuk diperingati/ditetapkan sebagai Hari Anti Hoax Nasional, saat Ratna mengakui kebohongannya,” kata Wasekjen DPP PPP Achmad Baidowi dalam keterangan persnya kepada SINDOnews, Rabu (3/10/2018).
Diketahui, Rabu (3/10/2018), Ratna Sarumpaet akhirnya mengakui bahwa dirinya telah menebar berita bohong mengenai kasus penganiayaan terhadap dirinya di Bandung. Saat itu itu dia baru saja menghadiri konferensi internasional pada Jumat 21 September 2018. Namun setelah ditelusuri, ternyata pada hari itu tidak ada konferensi internasional di Bandung.
Setelah sempat heboh kasus penganiayaan itu, Selasa 2 Oktober 2018, akhirnya sehari kemudian anggota BPN Prabowo-Sandi ini menggelar konpres dan mengakui dia telah menebar berita bohong. “Tragisnya pengakuan Ratna Sarumpaet justru dijadikan akrobat politik untuk menghantam lawan. Sebuah pertunjukan politik yang barbar, tidak etis dan jauh dari beradab. Padahal kita sedang membangun iklim politik yang kondusif, beretika dan beradab,” ujar Wakil Sekretaris Fraksi PPP DPR ini.
Menurut Baidowi, pengakuan Ratna tersebut sekaligus menyadarkan publik Indonesia bahwa hoax telah menjadi pemicu perpecahan di masyarakat. “Ironisnya lagi pengakuan bohong Ratna Sarumpaet dianggap sebagai sebuah kebenaran oleh elite politik seberang seperti Prabowo Subianto, Sandiaga Uno, Amien Rais, Fadli Zon, Dahnil Simanjuntak, dan lainnya tanpa melakukan kroscek terlebih dahulu,” tuturnya.
“Masyarakat Indonesia menjadi korban pembohongan Ratna Sarumpaet. Karena itu, untuk mencegah peristiwa terulang dan untuk membangun budaya bermedsos yang positif, maka pada tanggal 3 Oktober 2018, PPP mengusulkan untuk diperingati/ditetapkan sebagai Hari Anti Hoax Nasional, saat Ratna mengakui kebohongannya,” kata Wasekjen DPP PPP Achmad Baidowi dalam keterangan persnya kepada SINDOnews, Rabu (3/10/2018).
Diketahui, Rabu (3/10/2018), Ratna Sarumpaet akhirnya mengakui bahwa dirinya telah menebar berita bohong mengenai kasus penganiayaan terhadap dirinya di Bandung. Saat itu itu dia baru saja menghadiri konferensi internasional pada Jumat 21 September 2018. Namun setelah ditelusuri, ternyata pada hari itu tidak ada konferensi internasional di Bandung.
Setelah sempat heboh kasus penganiayaan itu, Selasa 2 Oktober 2018, akhirnya sehari kemudian anggota BPN Prabowo-Sandi ini menggelar konpres dan mengakui dia telah menebar berita bohong. “Tragisnya pengakuan Ratna Sarumpaet justru dijadikan akrobat politik untuk menghantam lawan. Sebuah pertunjukan politik yang barbar, tidak etis dan jauh dari beradab. Padahal kita sedang membangun iklim politik yang kondusif, beretika dan beradab,” ujar Wakil Sekretaris Fraksi PPP DPR ini.
Menurut Baidowi, pengakuan Ratna tersebut sekaligus menyadarkan publik Indonesia bahwa hoax telah menjadi pemicu perpecahan di masyarakat. “Ironisnya lagi pengakuan bohong Ratna Sarumpaet dianggap sebagai sebuah kebenaran oleh elite politik seberang seperti Prabowo Subianto, Sandiaga Uno, Amien Rais, Fadli Zon, Dahnil Simanjuntak, dan lainnya tanpa melakukan kroscek terlebih dahulu,” tuturnya.
(poe)