Polisi Curigai Terkait Kasus Pengeroyokan Ratna Sarumpaet

Rabu, 03 Oktober 2018 - 15:38 WIB
Polisi Curigai Terkait Kasus Pengeroyokan Ratna Sarumpaet
Polisi Curigai Terkait Kasus Pengeroyokan Ratna Sarumpaet
A A A
JAKARTA - Mabes Polri mencurigai kabar pengeroyokan aktifis Ratna Sarumpaet tidak benar. Meskipun tak memastikan hoaks, namun penyidikan masih dilakukan, penyisirian digital dan lapangan terus dilakukan polisi.

Karena itu, Mabes Polri telah meminta Polda Metro Jaya dan Polda Jawa Barat untuk menyisir kasus Ratna. Penyelidiki akan ditelusuri mulai dari foto foto yang tersebar di media sosial.

Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto menjelaskan indikasi adanya hoax terlihat saat foto tersebar. Dalam foto itu, Ratna mengakui dirinya mengalami pemukulan pada Jumat 21 September 2018 lalu. Ia mengakui pemukulan dilakukan di Bandung, Jawa Barat.

"Kalau kejadiannya 21, kenapa enggak lapor? Padahal kan enggak harus Bu Ratna yang lapor," sindir Setyo di Polda Metro Jaya, Rabu (3/10/2018).

Polisi, kata Setyo tengah menyisiri sejumlah kemungkinan. Penyidikan kemudian dilanjutkan hingga ke RS Khusus Bina Estetika yang disinyalir menjadi lokasi foto.

Termasuk soal waktu pengeroyokan yang disinyalir tanggal 21 September 2018. Setyo mengatakan pihaknya telah menelusuri sejumlah rumah sakit, polsek, hingga ke Bandara Husaen Sasta Negara serta berkoordinasi dengan pihak keamanan.

Dari hasil lidik yang dilakukan, semuanya penyisiran tak ditemukan bahwa Ratna ada di bandung, manifesto taksi, kereta, hingga lain lain kemudian dilakukan.

Malahan dalam penyidikan ini, lanjut Setyo, pihaknya mendapati Ratna berada di RS Khusus Bina Estetika dan tengah menjalani operasi. Hal ini terungkap dari CCTV yang ada di kawasan itu.

"Dari data, Ada perbedaan dengan fakta penyidik. Karena ngga ada laporan," ucapnya.

Kini fokus polisi merujuk pada orang pertama kali memposting. Penelusuran dilakukan kepada orang tersebut, dan diduga menyebar hoaks.

Setyo melanjutkan pemeriksaan terhadap kasus ini masih dalam proses. Pemeriksaan saksi, alat bukti baik rekaman CCTV, bukti surat dan alat petunjuk masih dilakukan.

Termasuk melakukan pemeriksaan dan mem-BAP kasusnya. Pihaknya akan berkoordinasi dengan JPU serta Bareskrim Mabes Polri yang turun langsung dalam penyidikan ini.

Setyo enggan berkomentar lebih mengenai kondisi tahun politik menyebabkan foto Ratna dimanfaatkan segelintir orang. Ia menjelaskan belum mengetahui target penyebaran ini.

"Tetapi teman teman penyidik akan bekerja semaksimal mungkin. Untuk melengkapi, untuk menyempurnakan keterangan saksi, barang bukti dan sebagainya. Tentang dampak politik. Saya tidak menyatakan. Ini kriminal murni. Saya tidak menyatakan masalah," tegas Setyo.

Sementara itu, Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Nico Afinta menjelaskan pihaknya sudah mengecek sejumlah kemungkinan terkait kasus ini. Bahkan hasil penelusuran yang dilakukan Polda Jawa Barat tak ditemukan adanya konfensi Internasional seperti yang diakui Ratna.

Malahan lanjut Nico, pihaknya sudah bertemu dan mengecek RS Bina Estetika yang diduga tempat ratna melakukan operasi. Cek lokasi foto sudah dilakukan pihak Ditkrimum Polda Metro Jaya.

Dalam kegiatan itu, Nico melanjutkan pihaknya mendapati ada buku masuk pada Ratna 21 September 2018 lalu, sementara pendaftaran operasi dilakukan Ratna sehari sebelumnya.

"Jadi ada dua kasus. Ada desakan pengungkapan pengeroyokan dan mengungkap apa bener Ratna dianiaya," tuturnya.

Untuk membuktikan kasus itu, Nico melanjutkan pihaknya sudah membentuk tim khusus mereka nantinya akan melakukan penyidikan terhadap tiga laporan di Polda Metro Jaya dan satu laporan di Bareskrim.

Dalam laporan itu, polisi diminta menyelidiki berita bohong sesuai dengan Pasal 14 Ayat 1 dan 2, Pasal 28 Ayat 1 dan 2, Pasal 14 Undang-Undang (UU) 146 tentang Pemberitaan Bohong.

"Polisi tetap melakukan pendalaman. Soal pemberitaan yang beretar mohon sebentar dihentikan sampai polisi buat terang," ucapnya.

Nico kemudian melanjutkan kedatangan Ratna di RS Bina Estetika untuk melakukan operasi plastik. Kala itu, anak anaknya melakukan transferan puluhan juta untuk biaya operasi.

Karena itulah, mengklarifikasi hal itu, Nico menegaskan pihaknya akan menyelidiki dan memeriksa sejumlah saksi termasuk keluarga. Namun bila bener mengalami pengeroyokan, Nico akan meminta Ratna visum.

"RS itu beda beberapa tipe, A, B, C, D, dan khusus. Misal ibu dan anak, kandungan. Ini rs RS bedah untuk memperbaiki gigi, memperindah, wajah, tarik benang dsb. Kami masih mendalami apakah Ratna menjalani itu," kata Nico yang mengatakan penyidikan baru jalan sehari.

Nico melanjutkan dalam perkara ini, pihaknya menjelaskan Ratna baru sebatas saksi. Hasil penyidikan nantinya akan dikonfirmasi kepada Ratna, sehingga kebenaran akan terungkap. Karena itulah pihaknya belum dapat memeriksa Ratna.

"Sementara sebagai saksi karena mengalami, kalau kondisi sudah sehat kami akan hubungi untuk kami ambil keterangan," tutupnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3509 seconds (0.1#10.140)