Kerajaan Arab Saudi Apresiasi Kemenkes dengan 3 Penghargaan
A
A
A
MADINAH - Pembinaan Kesehatan Haji oleh Kementerian Kesehatan RI kembali diapresiasi oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Arab Saudi.
Apresiasi berupa penghargaan kali ini diberikan atas inovasi dalam upaya promotif preventif Indonesia bagi jamaah hajinya di tahun ini. Penghargaan diserahkan oleh Director General of Clinical Education MoH Kerajaan Saudi Arabia (KSA), Fahad Alamri kepada Kabid Kesehatan Arab Saudi, Melzan Dharmayuli, di Kantor Academic Family Medicine Madinah, (19/9/2018).
Sebelumnya, Kemenkes mendapatkan dua penghargaan pada pertengahan Agustus 2018 lalu atas keberhasilan dalam pelayanan kepada para jemaah haji tamu Allah pada tahun 1438 H/2018 M. Penghargaan pertama diberikan oleh Ketua Komite Kantor Urusan Haji Makkah Al Mukarramah, Tal’at bin Abdul Aziz Masyi.
Sementara penghargaan kedua diberikan oleh Direktur Jenderal Kesehatan di Daerah Mekkah l, Wael bin Hamza Mutair.
Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji Indonesia, Eka Jusup Singka bersyukur atas ketiga penghargaan ini. Dia pun dan mengucapkan berterima kasih kepada semua pihak yang telah bersungguh-sungguh menyukseskan penyelenggaraan Kesehatan Haji 2018.
“Ini merupakan apresiasi dari Kerajaan Arab Saudi. Artinya, mereka melihat apa yang kita kerjakan benar-benar dirasakan manfaatnya. Bukan oleh jamaah haji Indonesia saja, melainkan juga bagi negara mereka. Saya berterima kasih kepada semuanya yang telah bekerja keras dan sungguh-sungguh dalam melayani jamaah,” ungkap Eka.
Kepala Seksi Kesehatan Mekkah, M Imran menegaskan, sejak awal kesiapan tim kesehatan Indonesia ada di semua lini. “Pemerintah Indonesia dinilai paling inovatif jauh di atas ekspektasi mereka (Pemerintah Arab Saudi) seperti misalnya kita menyiapkan APD, kacamata, kipas, sendal. Inovasi kita dinilai lebih baik dari negara lain. Kita tidak hanya menyediakan dokter dan perawat saja,” tambah Imran.
Kemenkes Saudi mengapresiasi upaya promotif preventif yang dilakukan Kemenkes Indonesia bagi jamaah hajinya, baik di Makkah, Madinah maupun di Bandara Jeddah. “Indonesia merupakan satu-satunya negara yang mendapat penghargaan tersebut,” klaim Melzan seusai menerima penghargaan.
Melzan menjelaskan, penghargaan ini diberikan bagi Program Promotif dan Preventif yang sangat baik dan membantu Kemenkes Arab Saudi dalam mengedukasi kesehatan haji bagi seluruh negara. “Mereka berharap, ke depannya kegiatan promotif preventif ini dapat ditingkatkan lebih baik lagi. Tidak hanya pada operasional musim haji, tapi juga pada saat persiapan,” ucap Melzan.
Beberapa hal yang sangat diapresiasi oleh mereka adalah adanya penyediaan alat pelindung diri (APD) bagi jamaah haji yang dinilai sangat membantu mereka. Selain itu, pelaksanaan edukasi kesehatan bagi jamaah di setiap lokus mulai kedatangan di bandara, bus, halaman masjid, hotel, terminal, tenda Arafah dan Mina serta tempat umum lainnya, juga dinilai bagus.
Kemenkes Saudi memuji video-video penyuluhan yang dibuat Tim Promotif Preventif yang telah disebarluaskan jauh hari sebelum penyelanggaran ibadah haji. “Mereka menilai video-video kita sangat bagus untuk media edukasi pada jamaah haji. Mereka akan mengadopsi video kita dan pesan-pesan di dalamnya,” tambah Melzan.
Koordinator TPP, Dian Shinta menyebutkan, sejak awal hingga saat ini TPP sudah memproduksi 36 video penyuluhan. “Masih ada lagi video yang sedang dalam proses sampai penyelenggaran kesehatan haji 2018 ini berakhir. Jumlahnya sampai 45,” ungkap Dian.
Kemenkes Arab Saudi memberikan beberapa penghargaan atas capaian terbaik untuk penyuluhan kesehatan sebagai upaya promotif peventif. Selain Indonesia, pihak lain yang mendapatkan penghargaan adalah Dinkes Madinah dan 2 orang sukarelawan dari Arab Saudi.
Sebelum pemberian penghargaan, ada pemaparan dari Kemenkes Arab Saudi tentang hasil capaian kerja program KSA untuk promotif preventif. “Dinyatakan bahwa salah satu negara yang sedikit mendapat penyuluhan dari Kemenkes Arab Saudi adalah Indonesia, selain Malaysia dan Turki. Padahal jumlah jamaah haji Indonesia paling banyak dan tidak semua bisa bahasa Indonesia. Meski demikian, mereka tidak merasa khawatir karena tim promotif preventif (TPP) Indonesia telah menyampaikan pesan-pesan kesehatan yang menjadi perhatian mereka. Mereka bilang, Indonesia adalah best practice,” cetusnya.
Beberapa pola-pola penyuluhan Indonesia akan diadopsi oleh Kementerian Arab Saudi. Di antaranya, cara-cara penyuluhan di bandara, penggunaan identitas berupa rompi. TPP Indonesia memiliki rompi yang mudah dikenali, sementara Kementerian Arab Saudi hanya dicirikan dengan pin.
Ke depannya mereka juga akan mulai melakukan edukasi di Masjid Nabawi seperti yang dilakukan Indonesia saat memberikan penyuluhan di pelataran Masjid Nabawi. Selain itu, mereka juga akan membuat video-video edukasi untuk dsebarkan ke negara-negara yang akan mengirim jamaah hajinya. “Mereka terinspirasi dari TPP Indonesia yang menyebarluaskan video edukasi melalui TKHI,” pungkas Dian.
Apresiasi berupa penghargaan kali ini diberikan atas inovasi dalam upaya promotif preventif Indonesia bagi jamaah hajinya di tahun ini. Penghargaan diserahkan oleh Director General of Clinical Education MoH Kerajaan Saudi Arabia (KSA), Fahad Alamri kepada Kabid Kesehatan Arab Saudi, Melzan Dharmayuli, di Kantor Academic Family Medicine Madinah, (19/9/2018).
Sebelumnya, Kemenkes mendapatkan dua penghargaan pada pertengahan Agustus 2018 lalu atas keberhasilan dalam pelayanan kepada para jemaah haji tamu Allah pada tahun 1438 H/2018 M. Penghargaan pertama diberikan oleh Ketua Komite Kantor Urusan Haji Makkah Al Mukarramah, Tal’at bin Abdul Aziz Masyi.
Sementara penghargaan kedua diberikan oleh Direktur Jenderal Kesehatan di Daerah Mekkah l, Wael bin Hamza Mutair.
Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji Indonesia, Eka Jusup Singka bersyukur atas ketiga penghargaan ini. Dia pun dan mengucapkan berterima kasih kepada semua pihak yang telah bersungguh-sungguh menyukseskan penyelenggaraan Kesehatan Haji 2018.
“Ini merupakan apresiasi dari Kerajaan Arab Saudi. Artinya, mereka melihat apa yang kita kerjakan benar-benar dirasakan manfaatnya. Bukan oleh jamaah haji Indonesia saja, melainkan juga bagi negara mereka. Saya berterima kasih kepada semuanya yang telah bekerja keras dan sungguh-sungguh dalam melayani jamaah,” ungkap Eka.
Kepala Seksi Kesehatan Mekkah, M Imran menegaskan, sejak awal kesiapan tim kesehatan Indonesia ada di semua lini. “Pemerintah Indonesia dinilai paling inovatif jauh di atas ekspektasi mereka (Pemerintah Arab Saudi) seperti misalnya kita menyiapkan APD, kacamata, kipas, sendal. Inovasi kita dinilai lebih baik dari negara lain. Kita tidak hanya menyediakan dokter dan perawat saja,” tambah Imran.
Kemenkes Saudi mengapresiasi upaya promotif preventif yang dilakukan Kemenkes Indonesia bagi jamaah hajinya, baik di Makkah, Madinah maupun di Bandara Jeddah. “Indonesia merupakan satu-satunya negara yang mendapat penghargaan tersebut,” klaim Melzan seusai menerima penghargaan.
Melzan menjelaskan, penghargaan ini diberikan bagi Program Promotif dan Preventif yang sangat baik dan membantu Kemenkes Arab Saudi dalam mengedukasi kesehatan haji bagi seluruh negara. “Mereka berharap, ke depannya kegiatan promotif preventif ini dapat ditingkatkan lebih baik lagi. Tidak hanya pada operasional musim haji, tapi juga pada saat persiapan,” ucap Melzan.
Beberapa hal yang sangat diapresiasi oleh mereka adalah adanya penyediaan alat pelindung diri (APD) bagi jamaah haji yang dinilai sangat membantu mereka. Selain itu, pelaksanaan edukasi kesehatan bagi jamaah di setiap lokus mulai kedatangan di bandara, bus, halaman masjid, hotel, terminal, tenda Arafah dan Mina serta tempat umum lainnya, juga dinilai bagus.
Kemenkes Saudi memuji video-video penyuluhan yang dibuat Tim Promotif Preventif yang telah disebarluaskan jauh hari sebelum penyelanggaran ibadah haji. “Mereka menilai video-video kita sangat bagus untuk media edukasi pada jamaah haji. Mereka akan mengadopsi video kita dan pesan-pesan di dalamnya,” tambah Melzan.
Koordinator TPP, Dian Shinta menyebutkan, sejak awal hingga saat ini TPP sudah memproduksi 36 video penyuluhan. “Masih ada lagi video yang sedang dalam proses sampai penyelenggaran kesehatan haji 2018 ini berakhir. Jumlahnya sampai 45,” ungkap Dian.
Kemenkes Arab Saudi memberikan beberapa penghargaan atas capaian terbaik untuk penyuluhan kesehatan sebagai upaya promotif peventif. Selain Indonesia, pihak lain yang mendapatkan penghargaan adalah Dinkes Madinah dan 2 orang sukarelawan dari Arab Saudi.
Sebelum pemberian penghargaan, ada pemaparan dari Kemenkes Arab Saudi tentang hasil capaian kerja program KSA untuk promotif preventif. “Dinyatakan bahwa salah satu negara yang sedikit mendapat penyuluhan dari Kemenkes Arab Saudi adalah Indonesia, selain Malaysia dan Turki. Padahal jumlah jamaah haji Indonesia paling banyak dan tidak semua bisa bahasa Indonesia. Meski demikian, mereka tidak merasa khawatir karena tim promotif preventif (TPP) Indonesia telah menyampaikan pesan-pesan kesehatan yang menjadi perhatian mereka. Mereka bilang, Indonesia adalah best practice,” cetusnya.
Beberapa pola-pola penyuluhan Indonesia akan diadopsi oleh Kementerian Arab Saudi. Di antaranya, cara-cara penyuluhan di bandara, penggunaan identitas berupa rompi. TPP Indonesia memiliki rompi yang mudah dikenali, sementara Kementerian Arab Saudi hanya dicirikan dengan pin.
Ke depannya mereka juga akan mulai melakukan edukasi di Masjid Nabawi seperti yang dilakukan Indonesia saat memberikan penyuluhan di pelataran Masjid Nabawi. Selain itu, mereka juga akan membuat video-video edukasi untuk dsebarkan ke negara-negara yang akan mengirim jamaah hajinya. “Mereka terinspirasi dari TPP Indonesia yang menyebarluaskan video edukasi melalui TKHI,” pungkas Dian.
(pur)