PDIP Bilang untuk Jadi Pemimpin dan Ulama Tak Bisa Instan
Rabu, 19 September 2018 - 15:44 WIB

PDIP Bilang untuk Jadi Pemimpin dan Ulama Tak Bisa Instan
A
A
A
JAKARTA - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Budiman Sudjatmiko membayangkan tugas Jokowi-KH Ma'ruf Amin saat menjadi pemimpin Indonesia nanti akan menjalankan amanat UUD 45 seperti yang tertuang dalam pembukaan yakni memajukan kesejahteraan umum.
Budiman meyakini Jokowi-Ma'ruf akan memajukan kesejateraan umum, mengurangi kesenjangan kota desa, mengurangi kesenjangan Jawa luar Jawa, tengah, barat, timur yang sudah dilakukan pada periode pertama dan akan dilanjutkan periode kedua.
"Pada akhirnya di tahun 2045 diharapkan indonesia merayakan 100 tahun kemerdekaan sudah bisa menciptakan ketertiban dunia, perdamaian abadi dan kemerdekaan sosial. Artinya sudah ada petunjuknya cara memilih pemimpin," ujar Budiman saat deklarasi Komunitas Muda Amin (KMA) Indonesia di Rumah Cemara, Menteng, Jakarta, Rabu (19/9/2018).
Sebaliknya kata Budiman, jika memilih pemimpin modalnya kebencian, pembodohan, menebar fitnah menciptakan kebisingan tanpa data dan fakta dianggap tidak mencerdaskan bangsa. Menurutnya, jika ada pemimpin dengan jalan seperti itu maka, akan konstitusi akan semakin tersamarkan.
Budiman yang juga influencer TKN Jokowi-Ma'ruf ini menganggap, tak ada pemimpin yang lahir secara instan. Semua membutuhkan proses yang panjang dari bawah. Hal demikian, katanya, juga berlaku jika seseorang yang disematkan sebagai ulama.
"Ya artinya mereka yang mendadak ulama segala macam. Enggak bisa. Segala hal yang diperjuangkan dengan darah dan keringat tidak bisa dibeli dengan segepok uang atau segepok sertifikat," tandasnya.
Budiman meyakini Jokowi-Ma'ruf akan memajukan kesejateraan umum, mengurangi kesenjangan kota desa, mengurangi kesenjangan Jawa luar Jawa, tengah, barat, timur yang sudah dilakukan pada periode pertama dan akan dilanjutkan periode kedua.
"Pada akhirnya di tahun 2045 diharapkan indonesia merayakan 100 tahun kemerdekaan sudah bisa menciptakan ketertiban dunia, perdamaian abadi dan kemerdekaan sosial. Artinya sudah ada petunjuknya cara memilih pemimpin," ujar Budiman saat deklarasi Komunitas Muda Amin (KMA) Indonesia di Rumah Cemara, Menteng, Jakarta, Rabu (19/9/2018).
Sebaliknya kata Budiman, jika memilih pemimpin modalnya kebencian, pembodohan, menebar fitnah menciptakan kebisingan tanpa data dan fakta dianggap tidak mencerdaskan bangsa. Menurutnya, jika ada pemimpin dengan jalan seperti itu maka, akan konstitusi akan semakin tersamarkan.
Budiman yang juga influencer TKN Jokowi-Ma'ruf ini menganggap, tak ada pemimpin yang lahir secara instan. Semua membutuhkan proses yang panjang dari bawah. Hal demikian, katanya, juga berlaku jika seseorang yang disematkan sebagai ulama.
"Ya artinya mereka yang mendadak ulama segala macam. Enggak bisa. Segala hal yang diperjuangkan dengan darah dan keringat tidak bisa dibeli dengan segepok uang atau segepok sertifikat," tandasnya.
(maf)