Ketua MPR Ajak Mahasiswa Beri Pendidikan Politik ke Masyarakat

Jum'at, 14 September 2018 - 02:24 WIB
Ketua MPR Ajak Mahasiswa...
Ketua MPR Ajak Mahasiswa Beri Pendidikan Politik ke Masyarakat
A A A
SAMARINDA - Memasuki tahun politik, mahasiswa dituntut tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, namun juga harus menjadi agen perubahan. Partisipasi mahasiswa terhadap perpolitikan di Tanah Air dinilai penting, termasuk berperan ikut menyampaikan kepada masyarakat tentang hak politik, memilih dan dipilih.

"Sampaikan kepada masyarakat hak politik secara bertanggungjawab," ujar Ketua MPR Zulkifli Hasan di sela sosialisasi Empat Pilar MPR yang dihadiri sekitar 1.600 mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) di Kota Samarinda, Kamis (13/9/2018).

Hak politik yang bertanggungjawab, menurut Zulkifli, yaitu masyarakat peduli politik, Pemilu, dengan mengetahui asal-usul calon yang hendak dipilih. "Hak pilih kita jangan ditukar sembako, sarung, dan uang", tegasnya.

Untuk itu, dirinya mengharap mahasiswa membantu pendidikan politik pada masyarakat mengenai pentingnya hak dan kewajiban warga negara. Menurutnya, memilih pemimpin adalah kewajiban warga negara.

Dan pemimpin memiliki tugas melayani rakyat, juga melayani negara. Seorang pemimpin harus memiliki perilaku yang memanusiakan manusia dengan adil dan beradab, serta melindungi rakyat dari kelaparan.

Zulkifli yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini meminta kepada pihak rektorat UMKT agar jangan sampai ada mahasiswa yang dikeluarkan dari kampus hanya karena tidak mampu membayar uang kuliah.

Sebab, sesuai perintah konstitusi, negara memiliki tugas untuk mencerdaskan rakyatnya. "Tidak boleh ada rakyat yang hidup beratapkan langit karena tak punya rumah," tuturnya.

Prinsip sebuah negara merdeka, kata Zulkifli, adalah harus menjunjung tinggi persatuan, berdaulat, adil, setara, dan sejahtera. Selain itu, negara harus melayani dan menegakkan keadilan hukum.

"Baik yang mendukung atau tak mendukung (dalam pemilu) karena dia adalah aparatur negara maka harus adil. Itilah cita-cita kita merdeka. Kita memang berbeda-beda, tapi negeri ini negeri kesepakatan, kesepahaman," paparnya.

Menurut Zulkifli, kemajuan sebuah bangsa bukan ditentukan oleh kekayaan alamnya, tapi oleh sumber daya manusianya (SDM). Dia mencontohkan, negeri tetangga Singapura yang tidak memiliki cukup sumber daya alam, namun bisa menjadi negara maju karena memiliki SDM yang mumpuni.

Dalam hal ini, kuncinya ada di pendidikan. Karena itu, Zulkifli meminta para mahasiswa untuk mengoptimalkan kesempatan dengan bersungguh- sungguh dalam menjalankan kegiatan perkuliahan.

"Siapkan diri kalian yang sungguh sungguh. Kalian akan menjadi seperti apa, kalian sendiri yang menentukan. Berapa harga kalian, kalian yang menentukan. Kalau ilmumu banyak, harga akan naik. Lakukan evaluasi diri. Tulis apa yang telah dikerjakan dan sejauh mana perbaikan yang dicapai," tuturnya.

Zulkifli mengatakan, wilayah Kalimantan Timur merupakan daerah yang memiliki kekayaan alam melimpah. Namun sayangnya, angka kesenjangannya juga cukup tinggi. Salah satunya karena faktor SDM.

Dia menyebutkan, ketika kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS merosot maka rakyat Kalimantan Timur langsung terimbas karena tambang-tambang yang ada umumnya milik korporasi.

"Karena itu, kalau kalian enggak sungguh-sungguh, hati-hati. Kita tak cukup hanya bisa menyalahkan orang lain. Kalian sudah kuliah di kampus terbaik, rugi kalau enggak sungguh-sungguh. Pergunakan waktu sebaik mungkin. Kalian bisa jadi apa saja. Tentukan cita-cita setinggi-tingginya. Tal ada prestasi tanpa kerja keras dan perjuangan. Berjuanglah dengan sungguh-sungguh," tuturnya.

Terkait pengamalan nilai-nilai empat pilar, menurut mantan menteri kehutanan ini, Muhammadiyah sudah khatam. "Muhammadiyah sudah melaksanakan Empat Pilar," ujarnya.

Dicontohkan, sekolah dan perguruan tinggi yang dikelola Muhammadiyah, terutama yang berada di Indonesia bagian timur, peserta didiknya tak hanya ummat Muslim, namun juga banyak um mat yang beragama lain.

"Bahkan di Indonesia timur, peserta didik perguruan Muhammadiyah mayoritas adalah non-Muslim," ungkapnya. Jadi dari sini Muhammadiyah hadir untuk bangsa dan negara.

Tak hanya itu, dalam memilih pemimpin, menurut Zulkifli, Muhammadiyah menggunakan jalan musyawarah untuk mufakat sehingga tak ada unsur intimidasi atau iming-iming. Dari semua yang sudah dilakukan oleh organisasi yang didirikan Ahmad Dahlan itu, katanya, kalau Indonesia mau maju maka harus belajar pada Muhammadiyah.

Dikatakan, Indonesia didirikan oleh kaum intelektual dengan gagasan berbangsa dan bernegara yang sangat maju. "Tahun 1945 kita sudah memikirkan negara kesejahteraan", paparnya. Masalah ini, menurutnya, baru dibicarakan oleh negara lain 20 tahun kemudian.

Sebagai kaum intelektual, para pendiri bangsa benar-benar memikirkan bangsa, negara, dan rakyat. Agus Salim, salah satu pendiri bangsa, bahkan menyebut, menjadi pemimpin adalah jalan menderita.

Keteladanan dari para pendiri bangsa dikatakan Zulkifli Hasan tak hanya dalam kepemimpinan. Dalam pergaulan, sikap para intelektual itu dikatakan perlu ditiru. "Meski IJ Kasimo dari Partai Katolik dan Natsir dari Masyumi, namun mereka bersahabat", ungkapnya. Meski Buya Hamka dan Soekarno pernah berseteru, namun ketika Soekarno wafat, Hamka yang mensalatkan.

Sikap para pendiri bangsa itu menurut Bang Zul sesuai dengan cita-cita Indonesia merdeka, yakni bersatu, berdaulat, adil, dan setara.

Setelah Indonesia merdeka 73 tahun, dirinya merasakan apa yang diteladankan para pendiri bangsa itu mulai pudar. "Kepemimpinan kita sekarang berbeda dengan masa lalu", paparnya.
Zulkifli Hasan mengharap para pemimpin atau pejabat melayani rakyat. Hal demikian perlu sebab mereka disumpah untuk taat pada konstitusi. "Taat pada konstitusi adalah mencerdaskah kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dan ikut menciptakan perdamaian dunia", paparnya.

Sosialisasi Empat Pilar MPR itu juga dihadiri Rektor UMKT Bambang Setiaji dan para pimpinan Muhammadiyah Majelis Wilayah Kalimantan Timur.

Di awal sambutan, Bambang Setiaji mengatakan hadirnya Zulkifli Hasan merupakan kesempatan yang langka. Untuk itu diharapkan para mahasiswa menggunakan kesempatan sosialisasi itu dengan baik.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6174 seconds (0.1#10.140)