Kopi dan Gelas Bambu untuk Jokowi dan Megawati
A
A
A
JAKARTA - Kerja keras Yuri Dulloh, pemuda asal Desa Pucangan, Kecamatan Ambal, Kebumen menggali dan mengembangkan kopi lokal sejak tahun 2009 sudah terlihat hasilnya.
Kini, kafenya Yuam Roasted Coffe yang terletak di depan rumah, di tengah perkampungan sudah dikenal luas, bahkan hingga mancanegara. Berbagai penghargaan telah diperoleh Yuri, termasuk dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Nama Yuam sebagai brand kafenya ternyata merupakan singkatan dari nama dan daerah asalnya, yakni Yuri Ambal.
Pada Selasa 11 September 2018, sahabat masa kecil Yuri, Rahmat Sahid, berkunjung ke kafenya, untuk nostalgia dan diskusi sambil minum kopi Wamen (Jawa-Kebumen).
Di sela diskusi, Yuri yang masih terkenang dengan penghargaan dari Presiden Jokowi, meminta Rahmat Sahid agar menyampaikan bingkisan kopi dan gelas bambu penyaring untuk diberikan kepada Jokowi dan Megawati Soekarnoputri.
Yuri menitipkan bingkisan itu setelah mengetahui sahabatnya, Rahmat Sahid adalah penulis buku Ensiklopedia Keislaman Bung Karno, yang kata pengantarnya ditulis Megawati Soekarnoputri. Lebih yakin lagi ketika Yuri mengetahui, ternyata Rahmat Sahid menjadi calon anggota legislatif dari PDI Perjuangan untuk dapil Jawa Tengah VII (Kebumen, Purbalingga, dan Banjar Negara).
"Waktu saya ke Istana sebenarnya sudah disiapkan Mas (bingkisan kopi untuk Presiden Jokowi), tapi ada kendala teknis. Makanya, ini mumpung sampeyan ke sini, saya nitip agar bisa disampaikan ke Pak Jokowi dan Ibu Megawati," ujar Yuri.
Dalam obrolan ringan, Yuri dan Rahmat yang semasa kecilnya pernah sama-sama mengangon, Yuri mengangon kerbau, dan Rahmat mengangon kambing, begitu antusias saling bertukar cerita dan pengalaman.
Yuri menuturkan, pengalamannya sejak 2009 menggali potensi kopi lokal dan berbagai kegiatan seperti menghijaukan lahan-lahan yang tidak produktif dilakukan dengan kerja keras sambil terus melakukan edukasi. Hal itu dia lakukan untuk membangun kesadaran sekaligus pendidikan kepada masyarakat untuk mau menanam kopi.
Pria yang juga aktif di Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat Desa (PKSMD) ini mengungkapkan, dengan kerja kerasnya itu, dia kini sudah bisa membuka kedai kopi yang diolah dari budidaya sendiri bersama mitra petani kopi yang tersebar di beberapa titik di Kebumen.
Tidak hanya itu, Yuri juga kemudian menciptakan alat penyaring kopi dari bambu. Adapun untuk pengolahan kopi, dari beberapa kali percobaannya dia kemudian berhasil memproduksi bubuk kopi yang diberi nama Kopi Yuam (Yuri-Ambal). Jenis kopi yang dibudidayakan adalah arabika, robusta, wamen, dan nangka.
"Awalnya, banyak yang menertawakan usaha dan kerja keras saya ini. Tapi saya terus lakukan percobaan-percobaan, gagal, coba lagi, gagal, coba lagi, dan itu yang membawa pada keberhasilan saya bisa produksi kopi bubuk Yuam. Ini sudah saya patenkan (hak paten)," tuturnya.
Dalam tiga tahun belakangan, nama Yuri dan Kopi Yuam sudah populer. Dia beberapa kali diundang menjadi narasumber utama di acara talk show beberapa televisi swasta nasional.
Pengunjung kafenya pun kini dari berbagai daerah, yang tidak hanya ingin menikmati seduhan kopi olahan Yuri, tetapi juga untuk pengembangan riset. Bahkan, pengunjungnya yang dari luar begeri lebih dari 30 negara, meskipun tempat kafenya jauh dari perkotaan. Para turis yang pernah datang di antaranya dari Perancis, Jerman, Rusia, Turki, Belanda, Korea, Taiwan, Denmark, Australia, Uzbaikistan, Arab Saudi dan India, Singapura.
Yang juga membanggakan bagi Yuri Dulloh adalah berkat kreativitasnya itu dia bisa berkeliling ke beberapa negara. Di antaranya, dia pernah mengikut Festival Indonesia di Moskow, Rusia. Bahkan, Kopi Yuam dan Gelas Bambu karya Yuri diterima untuk dipajang di Museum Seni Oriental di Moskow.
Di antara penghargaan yang pernah diraih Yuri adalah Pemenang Utama Lomba Kreativitas dan Inovasi Masyarakat Jawa Tengah 2016, juara Wirausaha Muda Mandiri Jateng, Terbaik UKM Kebumen, dan Juara Utama UKM Jateng.
Dia juga penerima Kalpataru tingkat Provinsi Jawa Tengah yang diundang ke Istana untuk menerima penghargaan dari Presiden Jokowi.
Sementara itu, Rahmat Sahid yang mendapatkan kepercayaan menyampaikan bingkisan tersebut langsung berkoordinasi dengan Sekjen PDI Perjuangan Hasto kristiyanto agar Kopi Yuam dan Gelas Bambu itu bisa segera sampai ke Presiden Jokowi dan Ibu Megawati.
Kini, kafenya Yuam Roasted Coffe yang terletak di depan rumah, di tengah perkampungan sudah dikenal luas, bahkan hingga mancanegara. Berbagai penghargaan telah diperoleh Yuri, termasuk dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Nama Yuam sebagai brand kafenya ternyata merupakan singkatan dari nama dan daerah asalnya, yakni Yuri Ambal.
Pada Selasa 11 September 2018, sahabat masa kecil Yuri, Rahmat Sahid, berkunjung ke kafenya, untuk nostalgia dan diskusi sambil minum kopi Wamen (Jawa-Kebumen).
Di sela diskusi, Yuri yang masih terkenang dengan penghargaan dari Presiden Jokowi, meminta Rahmat Sahid agar menyampaikan bingkisan kopi dan gelas bambu penyaring untuk diberikan kepada Jokowi dan Megawati Soekarnoputri.
Yuri menitipkan bingkisan itu setelah mengetahui sahabatnya, Rahmat Sahid adalah penulis buku Ensiklopedia Keislaman Bung Karno, yang kata pengantarnya ditulis Megawati Soekarnoputri. Lebih yakin lagi ketika Yuri mengetahui, ternyata Rahmat Sahid menjadi calon anggota legislatif dari PDI Perjuangan untuk dapil Jawa Tengah VII (Kebumen, Purbalingga, dan Banjar Negara).
"Waktu saya ke Istana sebenarnya sudah disiapkan Mas (bingkisan kopi untuk Presiden Jokowi), tapi ada kendala teknis. Makanya, ini mumpung sampeyan ke sini, saya nitip agar bisa disampaikan ke Pak Jokowi dan Ibu Megawati," ujar Yuri.
Dalam obrolan ringan, Yuri dan Rahmat yang semasa kecilnya pernah sama-sama mengangon, Yuri mengangon kerbau, dan Rahmat mengangon kambing, begitu antusias saling bertukar cerita dan pengalaman.
Yuri menuturkan, pengalamannya sejak 2009 menggali potensi kopi lokal dan berbagai kegiatan seperti menghijaukan lahan-lahan yang tidak produktif dilakukan dengan kerja keras sambil terus melakukan edukasi. Hal itu dia lakukan untuk membangun kesadaran sekaligus pendidikan kepada masyarakat untuk mau menanam kopi.
Pria yang juga aktif di Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat Desa (PKSMD) ini mengungkapkan, dengan kerja kerasnya itu, dia kini sudah bisa membuka kedai kopi yang diolah dari budidaya sendiri bersama mitra petani kopi yang tersebar di beberapa titik di Kebumen.
Tidak hanya itu, Yuri juga kemudian menciptakan alat penyaring kopi dari bambu. Adapun untuk pengolahan kopi, dari beberapa kali percobaannya dia kemudian berhasil memproduksi bubuk kopi yang diberi nama Kopi Yuam (Yuri-Ambal). Jenis kopi yang dibudidayakan adalah arabika, robusta, wamen, dan nangka.
"Awalnya, banyak yang menertawakan usaha dan kerja keras saya ini. Tapi saya terus lakukan percobaan-percobaan, gagal, coba lagi, gagal, coba lagi, dan itu yang membawa pada keberhasilan saya bisa produksi kopi bubuk Yuam. Ini sudah saya patenkan (hak paten)," tuturnya.
Dalam tiga tahun belakangan, nama Yuri dan Kopi Yuam sudah populer. Dia beberapa kali diundang menjadi narasumber utama di acara talk show beberapa televisi swasta nasional.
Pengunjung kafenya pun kini dari berbagai daerah, yang tidak hanya ingin menikmati seduhan kopi olahan Yuri, tetapi juga untuk pengembangan riset. Bahkan, pengunjungnya yang dari luar begeri lebih dari 30 negara, meskipun tempat kafenya jauh dari perkotaan. Para turis yang pernah datang di antaranya dari Perancis, Jerman, Rusia, Turki, Belanda, Korea, Taiwan, Denmark, Australia, Uzbaikistan, Arab Saudi dan India, Singapura.
Yang juga membanggakan bagi Yuri Dulloh adalah berkat kreativitasnya itu dia bisa berkeliling ke beberapa negara. Di antaranya, dia pernah mengikut Festival Indonesia di Moskow, Rusia. Bahkan, Kopi Yuam dan Gelas Bambu karya Yuri diterima untuk dipajang di Museum Seni Oriental di Moskow.
Di antara penghargaan yang pernah diraih Yuri adalah Pemenang Utama Lomba Kreativitas dan Inovasi Masyarakat Jawa Tengah 2016, juara Wirausaha Muda Mandiri Jateng, Terbaik UKM Kebumen, dan Juara Utama UKM Jateng.
Dia juga penerima Kalpataru tingkat Provinsi Jawa Tengah yang diundang ke Istana untuk menerima penghargaan dari Presiden Jokowi.
Sementara itu, Rahmat Sahid yang mendapatkan kepercayaan menyampaikan bingkisan tersebut langsung berkoordinasi dengan Sekjen PDI Perjuangan Hasto kristiyanto agar Kopi Yuam dan Gelas Bambu itu bisa segera sampai ke Presiden Jokowi dan Ibu Megawati.
(dam)