PA 212: Ceramah UAS Tidak Ajarkan Kekerasan atau Radikalisme
A
A
A
JAKARTA - Sekjen Persaudaraan Alumni (PA) 212, Bernard Abdul Jabbar mengaku heran terhadap alasan penolakan dakwah Ustaz Abdul Somad (UAS) di sejumlah daerah. Menurut dia, UAS tidak mengajarkan kekerasan atau radikalisme dalam dakwahnya.
"Memang Ustaz Abdul Somad mengajarkan apa, kan selama ini kita lihat ceramah beliau juga enggak ada sama sekali yang mengajarkan tentang kekerasan atau radikalisme," ujar saat dihubungi SINDOnews, Jumat (7/9/2018).
Karena itu, Bernard Abdul Jabbar menilai upaya penolakan terhadap dakwah UAS sebagai persekusi. UAS kembali mengalami penolakan sehingga ia membatalkan sejumlah tausiyahnya di tiga provinsi.
"Ini merupakan bagian dari persekusi yang dilakukan oleh mereka. Kasus-kasus yang seharusnya tidak terjadi terhadap mereka para ulama yang ingin melakukan kegiatan dakwahnya itu," tuturnya.
Oleh sebab itu, Bernard Abdul Jabbar meminta pemerintah untuk turun tangan melindungi hak salah satu warganya dalam menyampaikan pendapat di muka umum. Bernard juga mendesak kepolisian menindak orang-orang yang berusaha menghalangi kegiatan berdakwah para ulama. Sebab, menurut dia, berdakwah merupakan bagian dari kebebasan berpendapat yang dilindungi undang-undang.
"Ada pelanggaran hukum sebenarnya, ini kebebasan orang menyampaikan kenapa dihalang-halangi. Harusnya ditindak itu mereka yang sudah melakukan tindakan melarang dan sebagainya," jelasnya.
Dia akhir wawancara Bernard menyarankan UAS untuk tetap beristiqamah dan bersabar terhadap penolakan kegiatan dakwahnya. Menurut dia, hal itu merupakan tantangan yang harus dihadapi pendakwah.
"Saran saya kepada kawan saya juga Ustaz Abdul Somad tetap istiqamah, bersabar dalam berdakwah karena ini memang juga merupakan bagian dari tantangan dakwah yang harus dilalui," tutupnya.
"Memang Ustaz Abdul Somad mengajarkan apa, kan selama ini kita lihat ceramah beliau juga enggak ada sama sekali yang mengajarkan tentang kekerasan atau radikalisme," ujar saat dihubungi SINDOnews, Jumat (7/9/2018).
Karena itu, Bernard Abdul Jabbar menilai upaya penolakan terhadap dakwah UAS sebagai persekusi. UAS kembali mengalami penolakan sehingga ia membatalkan sejumlah tausiyahnya di tiga provinsi.
"Ini merupakan bagian dari persekusi yang dilakukan oleh mereka. Kasus-kasus yang seharusnya tidak terjadi terhadap mereka para ulama yang ingin melakukan kegiatan dakwahnya itu," tuturnya.
Oleh sebab itu, Bernard Abdul Jabbar meminta pemerintah untuk turun tangan melindungi hak salah satu warganya dalam menyampaikan pendapat di muka umum. Bernard juga mendesak kepolisian menindak orang-orang yang berusaha menghalangi kegiatan berdakwah para ulama. Sebab, menurut dia, berdakwah merupakan bagian dari kebebasan berpendapat yang dilindungi undang-undang.
"Ada pelanggaran hukum sebenarnya, ini kebebasan orang menyampaikan kenapa dihalang-halangi. Harusnya ditindak itu mereka yang sudah melakukan tindakan melarang dan sebagainya," jelasnya.
Dia akhir wawancara Bernard menyarankan UAS untuk tetap beristiqamah dan bersabar terhadap penolakan kegiatan dakwahnya. Menurut dia, hal itu merupakan tantangan yang harus dihadapi pendakwah.
"Saran saya kepada kawan saya juga Ustaz Abdul Somad tetap istiqamah, bersabar dalam berdakwah karena ini memang juga merupakan bagian dari tantangan dakwah yang harus dilalui," tutupnya.
(kri)