BMKG Gelar Pelatihan Kesiapan Hadapi Tsunami di Samudra Hindia
A
A
A
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan menggelar Indian Ocean Wave Exercise (IOWave18), program gladi berkala dua tahunan yang dikoordinasikan IOC/UNESCO melalui ICG/IOTWMS, sebuah sistem peringatan dini dan mitigasi tsunami untuk negara-negara di Samudera Hindia.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono menjelaskan, gladi berkala ini telah dilakukan sejak 2009.
Gladi pada 2018 sekaligus menjadi salah satu bentuk sumbangsih Indonesia dalam menyambut International Tsunami Awareness Day setiap tanggal 5 November.
Gladi IOWAVE18 dilakukan dengan dua skenario. Skenario pertama adalah gempa bumi berkekuatan 9,0 di Makran Iran yang terjadi pada 4 September 2018 pukul 13.00 WIB. Skenario kedua, gempa bumi berkekuatan 9,3 di Sunda Trench yang terjadi pada 5 September 2018 pukul 10.00 WIB.
Pada IOWAVE18 ini, BMKG memiliki dua peran, yaitu sebagai penyedia peringatan dini tsunami (Tsunami Service Provider/TSP) untuk Samudra Hindia. BMKG akan mendiseminasikan peringatan dini tsunami ke National Tsunami Warning Center (NTWC) di 24 negara Samudera Hindia, untuk diteruskan kepada badan-badan penanggulangan bencana/Disaster Management Offices (DMO), yaitu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di masing-masing negara serta ke masyarakat terancam di wilayahnya.
"Pada tingkat nasional di Indonesia, BMKG juga berperan sebagai NTWC yang bertanggung jawab untuk seluruh wilayah Indonesia. BMKG akan menyebarkan peringatan dini tsunami kepada para pemangku kepentingan untuk diteruskan kepada masyarakat," tuturnya.
Pada IOWAVE18 di Indonesia akan melibatkan 12 lokasi, yaitu Jakarta, Banda Aceh, Aceh Barat, Aceh Selatan, Sibolga, Nias, Pariaman, Padang, Pandeglang, Pangandaran, Daerah Istimewa Yogyakarta, Pacitan, dan Bantul.
Menurut dia, tujuan latihan ini untuk memvalidasi rantai informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami, mulai dari diseminasi, pemahaman produk dan moda komunikasi, serta melatih kesiapsiagaan daerah, masyarakat dan media, dalam mengantisipasi Tsunami dan menguji prosedur tetap melalui Tabletop Exercise dan Tsunami Drill.
IOWAVE18 Indonesia digelar bersama BNPB dan BPBD dengan dukungan dari KPI, BPPT, BIG, Kemlu, LIPI, praktisi PRB, dan dan stasiun televisi nasional.
Gelaran ini akan menjadi masukan berharga bagi proposal perbaikan Tsunami Masterplan Indonesia, yaitu penyusunan agenda Indonesia dalam perbaikan sistem penanggulanan bencana tsunami di kawasan Samudera Hindia, termasuk melalui konferensi internasional tentang IOWave18.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono menjelaskan, gladi berkala ini telah dilakukan sejak 2009.
Gladi pada 2018 sekaligus menjadi salah satu bentuk sumbangsih Indonesia dalam menyambut International Tsunami Awareness Day setiap tanggal 5 November.
Gladi IOWAVE18 dilakukan dengan dua skenario. Skenario pertama adalah gempa bumi berkekuatan 9,0 di Makran Iran yang terjadi pada 4 September 2018 pukul 13.00 WIB. Skenario kedua, gempa bumi berkekuatan 9,3 di Sunda Trench yang terjadi pada 5 September 2018 pukul 10.00 WIB.
Pada IOWAVE18 ini, BMKG memiliki dua peran, yaitu sebagai penyedia peringatan dini tsunami (Tsunami Service Provider/TSP) untuk Samudra Hindia. BMKG akan mendiseminasikan peringatan dini tsunami ke National Tsunami Warning Center (NTWC) di 24 negara Samudera Hindia, untuk diteruskan kepada badan-badan penanggulangan bencana/Disaster Management Offices (DMO), yaitu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di masing-masing negara serta ke masyarakat terancam di wilayahnya.
"Pada tingkat nasional di Indonesia, BMKG juga berperan sebagai NTWC yang bertanggung jawab untuk seluruh wilayah Indonesia. BMKG akan menyebarkan peringatan dini tsunami kepada para pemangku kepentingan untuk diteruskan kepada masyarakat," tuturnya.
Pada IOWAVE18 di Indonesia akan melibatkan 12 lokasi, yaitu Jakarta, Banda Aceh, Aceh Barat, Aceh Selatan, Sibolga, Nias, Pariaman, Padang, Pandeglang, Pangandaran, Daerah Istimewa Yogyakarta, Pacitan, dan Bantul.
Menurut dia, tujuan latihan ini untuk memvalidasi rantai informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami, mulai dari diseminasi, pemahaman produk dan moda komunikasi, serta melatih kesiapsiagaan daerah, masyarakat dan media, dalam mengantisipasi Tsunami dan menguji prosedur tetap melalui Tabletop Exercise dan Tsunami Drill.
IOWAVE18 Indonesia digelar bersama BNPB dan BPBD dengan dukungan dari KPI, BPPT, BIG, Kemlu, LIPI, praktisi PRB, dan dan stasiun televisi nasional.
Gelaran ini akan menjadi masukan berharga bagi proposal perbaikan Tsunami Masterplan Indonesia, yaitu penyusunan agenda Indonesia dalam perbaikan sistem penanggulanan bencana tsunami di kawasan Samudera Hindia, termasuk melalui konferensi internasional tentang IOWave18.
(dam)