Eratkan Persatuan Melalui Penggunaan Medsos yang Sehat

Senin, 20 Agustus 2018 - 13:02 WIB
Eratkan Persatuan Melalui...
Eratkan Persatuan Melalui Penggunaan Medsos yang Sehat
A A A
JAKARTA - Media sosial (medsos) dan teknologi digital bisa menjadi berkah bagi semua orang. Jika digunakan secara baik dan benar, medsos akan menebarkan pesan-pesan perdamaian yang dapat mempersatukan dan mendamaikan.

Sebaliknya, medsos bisa menjadi bencana jika dipakai untuk menyebarkan informasi-informasi radikal yang dapat membahayakan dan memecah belah masyarakat.

Momentum peringatan Hari Kemeredkaan Republik Indonesia dinilai harus menjadi momentum untuk "memerahputihkan" medsos dan dunia maya. Caranya, terus menggaungkan pesan-pesan kebangsaan demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. “Media sosial dan teknologi digital bukan untuk memecah belah bangsa Indonesia, tapi justru untuk merekatkan kita semua,” tutur Enda Nasution, aktivis medsos dan blogger.

Melalui medsos, kata dia, masyarakat dapat berkomunikasi dengansiapa pun dari 16 ribu pulau dan 300 suku bangsa di Indonesia dengan cepat dan murah.

Menurut dia, seluruh komponen bangsa harus bergerak untuk memerahputihkan medsos dengan pesan-pesan kebangsaan demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Peringatan HUT RI harus digunakan sebagai sarana merefleksikan kembali pencapaian bangsa Indonesia selama 73 tahun dan mengingat hal-hal apa penting untuk Indonesia ke depan.

“Ini karena dalam beberapa tahun ini menjadi perhatian kita, karena banyak pihak yang berkonflik sesama kita sendiri. Padahal dari pertama kali negara ini didirikan, pesan-pesan persatuan itu yang menjadi sangat penting. Kalau kita sendiri tidak mau bersatu dan secara geografis kita sudah di pisah-pisah oleh pulau tentunya kita bisa terpecah belah. Ini akan berbahaya bagi kelangsungan hidup bangsa,” tutur Koordinator Gerakan #BijakBersosmed ini, Jumat 17 Agustus 2018.

Menurut dia, meski secara geografis Indonesia terpisah-pisah oleh ribuan pulau serta budaya, bahasa yang berbeda, tapi dengan teknologi digital seolah-olah berada dalam ruangan bersama.

“Di medsos tidak bisa dielakkan lagi karena ada perbedaan pendapat, perbedaan pandangan yang mungkin karena latar belakang kita yang berbeda juga. Kalau dulu perbedaan mungkin tidak terlalu terasa karena kita hidupnya berjauhan, tetapi sekarang semua orang bisa bicara dalam plattform sama,” ujar Enda.

Dia tidak menampik perbedaan pendapat dapat menimbulkan gesekan. Namun harus disadari, perbedaan adalah berkah dan itu harus diwujudkan dengan kedamaian.

Lewat perbedaan, kata dia, masyarakat berusaha mencari solusi terbaik, bukan lantas merendahkan orang lain. “Kita harus selalu mempererat, memperkuat persatuan dan kesatuan kita dengan damai dan dengan rasa bahwa kita memang menuju ke sebuah arah yang lebih baik," tutur Enda.

Dia berharap Indonesia ke depan jauh lebih maju dan sejahtera dibandingkan saat ini. "Saya selalu percaya dengan adanya dunia digital, perbedaan itu menjadi berkah untuk dapat mempersatukan kita,” tuturnya.

Enda menjelaskan, selama ini gerakan #BijakBerSosmed sudah berupaya keras menyemarakkan dunia maya dengan menggaungkan perdamaian. Dari tahun ke tahun para penggiat media sosial punya momen-momen untuk merayakan HUT Kemerdekaan.

Dia juga mengingatkan untuk mewaspadai kelompok yang menggunakan medsos dengan tujuan memecah belah bangsa, apalagi memasuki tahun politik.

"Biasanya pesta demokrasi itu digunakan oleh kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan pesan hoaks ataupun ucapan ujaran kebencian yang justru bisa memecah belah bangsa ini, tuturnya.

Masyarakat pengguna medsos juga diingatkan untuk mewaspadai pesan-pesan yang dapat menimbulkan perpecahan termasuk propaganda dari kelompok-kelompok radikal

“Kita harus bisa membedakan antara pesan-pesan yang kita anggap berbahaya, ketika ada orang yang berusaha mengajak orang lain, menghasut orang lain untuk masuk ke dalam gerakan yang sifatnya mengancam jiwa atau dirinya sendiri, maupun orang lain. Bahkan kegiatan kekerasan-kekerasan fisik lewat media sosial juga harus diwaspadai,” tuturnya.

Untuk mewaspadai hal tersebut, kata Enda, perlu ada semacam training atau peningkatan kapasitas, setidaknya dari sisi pengetahuan masyarakat secara umum, terutama kepada anak-anak muda seperti anak SD, SMP, SMA untuk menyampaikan bagaimana menggunakan teknologi dengan baik.

“Ini yang kita sebut sebagai literasi digital, jadi bukan saja media sosial, tapi bagaimana menggunakan gadged, komunikasi yang baik misalnya kepada orang tua, kepada guru atau kepada dosen dan juga kecakapan lain,” katanya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1141 seconds (0.1#10.140)