Tinjau Armina, Menag: Insya Allah Siap 100%
A
A
A
MEKKAH - Fase Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina) adalah fase terpenting dalam penyelenggaraan haji. Sebab pada fase yang akan dimulai pada 8 Dzulhijjah (19 Agustus 2018) inilah terdapat rukun sekaligus wajib haji yakni wukuf di Arafah.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Kamis 16 Agustus 2018 siang, meninjau langsung kesiapan Armuzna. “Alhamdulillah sarana-prasarana di Armina sudah siap 100% ditempati jamaah kita,” ungkap Menag di sela pengecekan lokasi.
Menurut dia, pendingin udara sudah siap, beberapa yang lain menggunakan kipas dengan sistem embun (mist fan). “Karpet juga sudah digelar, termasuk penambahan toilet. Mudah-mudahan pada saatnya nanti siap menerima jamaah,” imbuh Menag lagi.
Hadir mendampingi Menag, Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Nizar Ali, Inspektur Jenderal Kemenag M. Nur Kholis Setiawan, Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Sartono, dan anggota Amirul Hajj serta jajaran eselon II Kemenag lainnya.
Tenda yang digunakan jamaah, jelas Menag, adalah tenda khusus yang tahan api. “Tenda seperti ini baru digunakan mulai tahun lalu, sebelumnya hanya ala kadarnya dengan tiang besi berkarat atau bambu saja,” tambahnya.
Karena itu, Menag meminta kepada Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi untuk bekerja tidak hanya mengejar nilai indeks kepuasan jamaah. “Tapi jadikan ini sebagai sebuah kehormatan bahwa Allah telah memilih kita untuk melayani tamu-tamuNya,” pesannya.
Di lokasi tersebut Menag juga melihat ambulans sedang menurunkan obat-obatan dan alat kesehatan. “Kita menyiapkan semaksimal mungkin layanan kesehatan untuk jamaah,” tandasnya. Dia menambahkan, selama musim haji ini, Indonesia memiliki 70 maktab, setiap maktab berjumlah 2.700-3.000 jamaah yang menghuni 20-30 tenda.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Kamis 16 Agustus 2018 siang, meninjau langsung kesiapan Armuzna. “Alhamdulillah sarana-prasarana di Armina sudah siap 100% ditempati jamaah kita,” ungkap Menag di sela pengecekan lokasi.
Menurut dia, pendingin udara sudah siap, beberapa yang lain menggunakan kipas dengan sistem embun (mist fan). “Karpet juga sudah digelar, termasuk penambahan toilet. Mudah-mudahan pada saatnya nanti siap menerima jamaah,” imbuh Menag lagi.
Hadir mendampingi Menag, Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Nizar Ali, Inspektur Jenderal Kemenag M. Nur Kholis Setiawan, Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Sartono, dan anggota Amirul Hajj serta jajaran eselon II Kemenag lainnya.
Tenda yang digunakan jamaah, jelas Menag, adalah tenda khusus yang tahan api. “Tenda seperti ini baru digunakan mulai tahun lalu, sebelumnya hanya ala kadarnya dengan tiang besi berkarat atau bambu saja,” tambahnya.
Karena itu, Menag meminta kepada Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi untuk bekerja tidak hanya mengejar nilai indeks kepuasan jamaah. “Tapi jadikan ini sebagai sebuah kehormatan bahwa Allah telah memilih kita untuk melayani tamu-tamuNya,” pesannya.
Di lokasi tersebut Menag juga melihat ambulans sedang menurunkan obat-obatan dan alat kesehatan. “Kita menyiapkan semaksimal mungkin layanan kesehatan untuk jamaah,” tandasnya. Dia menambahkan, selama musim haji ini, Indonesia memiliki 70 maktab, setiap maktab berjumlah 2.700-3.000 jamaah yang menghuni 20-30 tenda.
(wib)