Soal Dukungan di Pilpres 2019, Yusril: PBB Patuh pada Ulama

Senin, 13 Agustus 2018 - 16:20 WIB
Soal Dukungan di Pilpres...
Soal Dukungan di Pilpres 2019, Yusril: PBB Patuh pada Ulama
A A A
JAKARTA - Sikap Partai Bulan Bintang (PBB) sementara ini menempatkan diri di tengah, belum mendukung Prabowo-Sandi, atau mendukung Jokowi-Kiai Ma’ruf dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.

"Kami ini partai Islam. Kalau tidak manut sama ulama, manut sama siapa lagi? Masa kami manut sama orang yang teriak-teriak di medsos," kata Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra, Senin (13/8/2018).

Ijtimak ulama, tambah Yusril, memutuskan mendukung Prabowo sebagai Capres dan salah satu dari dua ulama, Ustaz Abdul Samad dan Habib Salim Segaf Aljufri sebagai Cawapres. Tetapi apa yang diputuskan oleh partai-partai koalisi keumatan yang tidak pernah ngajak PBB untuk musyawarah, justru bukan ulama, melainkan Sandiaga Uno, seorang pengusaha.

"Karena yang dipilih bukan ulama, ya PBB tunggu dulu, bagaimana petunjuk ulama yang berijtimak di Hotel Peninsula itu. Kan mereka yang memutuskan," imbuh Yusril.

(Baca juga: Ma'ruf Amin Didesak Mundur dari MUI, Ini Komentar Fadli Zon)

Ketika sedang menunggu hasil Ijtimak Ulama jilid II, Yusril tidak henti-henti digempur dari kiri-kanan, mengapa 'netral' dan tidak segera umumkan mendukung Prabowo-Sandi.

"Malah ada yang menuduh saya mengkhianati komando para ulama. Lha, yang berkhianat tidak memilih pendamping Prabowo adalah seorang ulama, siapa? Memang saya?" tanya Yusril.

Yusril menegaskan, pihaknya merasa tidak ikut-ikutan dan sama sekali tidak pernah diajak bicara oleh partai-partai koalisi keumatan.

"Apakah para ulama dapat menerima keputusan partai-partau koalisi keumatan dan juga keputusan Prabowo Subijanto yang memilih seorang pengusaha, Sandiaga Uno menjadi wakilnya, bukan ulama sebagaimana diputuskan okeh Ijtimak Ulama Jilid I," ungkapnya.

Sementara kubu, Joko Widodo (Jokowi), yang tidak dikomando ulama manapun, malah memilih seorang ulama, KH Ma’ruf Amin, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Rais Am PB NU. Terlepas dari kontroversi tentang Kiai Ma’ruf Amin, Yusril balik bertanya.

"Siapa di antara umat Islam Indonesia yang berani mengatakan bahwa Kiai Ma’ruf Amin bukan ulama?" kata Yusril, kalau kita sepakat bahwa Kiai Ma’ruf Amin adalah ulama dan beliau kini menjadi calon Presidennya kubu Jokowi, maka bagaimana umat harus bersikap? Ijtimak Ulama Jilid I memutuskan mendukung Prabowo sebagai Presiden dan salah satu dari dua ulama sebagai wakilnya.

"Tetapi keputusan itu tidak ditaati. Sementara Jokowi yang tidak disuruh oleh ulama manapun, malah memilih ulama menjadi cawapresnya. Saya berharap Ijtimak Ulama Jilid II dapat menjernihkan dan menjawab pertanyaan ini," ucap Yusril.

Yusril menambahkan, Ijtimak Ulama Jilid II memang dilematis. Kalau ada ijtihad baru yang membatalkan keputusan semula, yakni memberikan legitimasi kepada Prabowo yang telah memutuskan memilih bukan ulama menjadi Cawapresnya, para ulama harus menunjukkan dengan jelas rujukan nash syar’i yang menjadi dasar keputusannya.

"Salah-salah mengambil keputusan bisa menyebabkan merosotnya wibawa ulama di mata umat. Sementara belum ada keputusan Ijtimak Ulama Jilid II, PBB kini berada di tengah. Ini sesuai dengan tausiyah Habib Muhammad Rizieq Syihab. Kami, PBB manut kepada para ulama," tandas Yusril.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1231 seconds (0.1#10.140)