Ini Faktor yang Bisa Mencairkan Drama Politik di Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Kondisi perpolitikan di Indonesia saat ini dinilai masih sangat dinamis. Terdapat beberapa faktor untuk bisa mencairkan suhu politik di Tanah Air yang cenderung masih memanas.
Figur cawapres dianggap menjadi salah satu faktor yang bisa membuat suhu politik mencair menjelang penetapan capres dan cawapres 2019.
"Ini dinamis, karena semua (calon) yang masuk itu belum tentu dapat diterima semua partai," ujar pengamat politik dari UIN Jakarta, Gun Gun Heryanto, dalam Talkshow Polemik MNC Trijaya Network, dengan tema 'Cerita di Balik Drama Copras Capres', di Warung Daun, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (28/7/2018).
Gun Gun menilai penyebab lain belum cairnya suhu politik di Indonesia hingga memunculkan banyak drama di dalamnya, karena sulitnya titik temu untuk mengakomodir kepentingan partai koaliasi. Semua partai memiliki kepentingan sendiri-sendiri yang terus diperjuangkan.
Kata dia, ada yang strategi partai untuk melambungkan ketua umum masing-masing sebagaimana yang dilakukan Ketum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketum PPP Romahurmuziy.
Ada juga partai yang ingin mengajukan tokoh muda sebagai persiapan di 2024, seperti Partai Demokrat dengan menyodorkan putra sang ketum, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Faktor terakhir yang bisa membuat suhu politik di Indonesia mencair, kata Gun Gun, adanya sejumlah undang-undang yang sedang dilakukan uji materiil di Mahkamah Konstitusi (MK).
Jika uji materiil undang-undang tersebut dikabulkan, peta koalisi kemungkinan besar terjadi perubahan.
"Soal Judical Review presidential threshold dan batasan kekuasaan, ini variebel konstektual yang bisa mengubah peta," imbuhnya.
Figur cawapres dianggap menjadi salah satu faktor yang bisa membuat suhu politik mencair menjelang penetapan capres dan cawapres 2019.
"Ini dinamis, karena semua (calon) yang masuk itu belum tentu dapat diterima semua partai," ujar pengamat politik dari UIN Jakarta, Gun Gun Heryanto, dalam Talkshow Polemik MNC Trijaya Network, dengan tema 'Cerita di Balik Drama Copras Capres', di Warung Daun, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (28/7/2018).
Gun Gun menilai penyebab lain belum cairnya suhu politik di Indonesia hingga memunculkan banyak drama di dalamnya, karena sulitnya titik temu untuk mengakomodir kepentingan partai koaliasi. Semua partai memiliki kepentingan sendiri-sendiri yang terus diperjuangkan.
Kata dia, ada yang strategi partai untuk melambungkan ketua umum masing-masing sebagaimana yang dilakukan Ketum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketum PPP Romahurmuziy.
Ada juga partai yang ingin mengajukan tokoh muda sebagai persiapan di 2024, seperti Partai Demokrat dengan menyodorkan putra sang ketum, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Faktor terakhir yang bisa membuat suhu politik di Indonesia mencair, kata Gun Gun, adanya sejumlah undang-undang yang sedang dilakukan uji materiil di Mahkamah Konstitusi (MK).
Jika uji materiil undang-undang tersebut dikabulkan, peta koalisi kemungkinan besar terjadi perubahan.
"Soal Judical Review presidential threshold dan batasan kekuasaan, ini variebel konstektual yang bisa mengubah peta," imbuhnya.
(thm)