Era Jokowi, Kekuatan Pertahanan Indonesia Terus Diperkuat
A
A
A
JAKARTA - Sebagai negara maritim, Indonesia merupakan negara yang sangat penting bagi negara-negara industri maju. Karena itu, pemerintah berkomitmen terus meningkatkan anggaran untuk melengkapi alutsista.
Guru Besar Ilmu Pertahanan Universitas Pertahanan Laksamana TNI (Purn) Prof Dr Marsetio mengatakan, keamanan maritim Indonesia sesungguhnya tidak dapat dilepaskan dari kondisi perubahan lingkungan strategis, karena akan timbul berbagai permasalahan.
“Untuk itu, Indonesia perlu terus memperkuat pertahanan dan keamanannya di wilayah kelautan serta perbatasan,” ujar Prof Marsetio, Sabtu (28/7/2018).
Secara terpisah, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan komitmen dan pencapaian-pencapaian pemerintahan Jokowi di bidang pertahanan. Beberapa di antaranya adalah peningkatan anggaran untuk melengkapi alutsista sehingga kekuatan pokok minimum dapat tercapai.
Kemudian membangun kesejahteraan dan profesional prajurit TNI, serta penguatan pos perbatasan di Kalimantan, Papua, dan Nusa Tenggara Timur. Bahkan untuk perbatasan Kalimantan sudah dilengkapi dengan chips agar dapat dipantau bila ada pergeseran.
Beberapa jenis alutsista TNI yang terbaru yakni Tank Leopard, Rudal Arhanud, Pesawat F-16, Pesawat CN 235 MPA, Kapal Fregat RI RE Martadinata, serta Kapal Latih KRI Bima Suci. Pencapaian ini tidak lepas dari komitmen Jokowi yang kuat terhadap pertahanan dan keamanan.
Komitmen ini juga dapat terlihat dari bagaimana Jokowi memilih orang-orang tangguh dan visioner dari pensiunan TNI, seperti Moeldoko yang dipilih menjadi Kepala Staf Kepresidenan. Moeldoko dinilai memiliki visi yang sama dengan Presiden untuk memperkuat pertahanan dan keamanan negara, baik dari luar maupun dalam.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Emrus Corner Emrus Sihombing mengatakan, sosok Moeldoko sangat tepat ditunjuk untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang.
Selain paham soal pertahanan dan keamanan, Moeldoko juga sangat kuat dari sisi politik dan ekonomi. "Moeldoko sangat cocok sebagai salah satu pilihan cawapres Jokowi di 2019," ujar Emrus.
Dosen Universitas Pelita Harapan ini mengakui Jenderal (Purn) Moeldoko sangat berjiwa nasionalis. Hal ini terlihat saat menjadi dan setelah pensiun sebagai perwira TNI. Menurut Emrus, tidak ada yang meragukan sisi nasionalisme mantan Panglima TNI ini.
"Namun, untuk jadi cawapres Jokowi, Moeldoko tidak bisa leluasa. Sebab, dia (Moeldoko) harus bisa komunikasi intens dengan partai pendukung Jokowi di 2019. Itu tantangannya," pungkasnya.
Guru Besar Ilmu Pertahanan Universitas Pertahanan Laksamana TNI (Purn) Prof Dr Marsetio mengatakan, keamanan maritim Indonesia sesungguhnya tidak dapat dilepaskan dari kondisi perubahan lingkungan strategis, karena akan timbul berbagai permasalahan.
“Untuk itu, Indonesia perlu terus memperkuat pertahanan dan keamanannya di wilayah kelautan serta perbatasan,” ujar Prof Marsetio, Sabtu (28/7/2018).
Secara terpisah, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan komitmen dan pencapaian-pencapaian pemerintahan Jokowi di bidang pertahanan. Beberapa di antaranya adalah peningkatan anggaran untuk melengkapi alutsista sehingga kekuatan pokok minimum dapat tercapai.
Kemudian membangun kesejahteraan dan profesional prajurit TNI, serta penguatan pos perbatasan di Kalimantan, Papua, dan Nusa Tenggara Timur. Bahkan untuk perbatasan Kalimantan sudah dilengkapi dengan chips agar dapat dipantau bila ada pergeseran.
Beberapa jenis alutsista TNI yang terbaru yakni Tank Leopard, Rudal Arhanud, Pesawat F-16, Pesawat CN 235 MPA, Kapal Fregat RI RE Martadinata, serta Kapal Latih KRI Bima Suci. Pencapaian ini tidak lepas dari komitmen Jokowi yang kuat terhadap pertahanan dan keamanan.
Komitmen ini juga dapat terlihat dari bagaimana Jokowi memilih orang-orang tangguh dan visioner dari pensiunan TNI, seperti Moeldoko yang dipilih menjadi Kepala Staf Kepresidenan. Moeldoko dinilai memiliki visi yang sama dengan Presiden untuk memperkuat pertahanan dan keamanan negara, baik dari luar maupun dalam.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Emrus Corner Emrus Sihombing mengatakan, sosok Moeldoko sangat tepat ditunjuk untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang.
Selain paham soal pertahanan dan keamanan, Moeldoko juga sangat kuat dari sisi politik dan ekonomi. "Moeldoko sangat cocok sebagai salah satu pilihan cawapres Jokowi di 2019," ujar Emrus.
Dosen Universitas Pelita Harapan ini mengakui Jenderal (Purn) Moeldoko sangat berjiwa nasionalis. Hal ini terlihat saat menjadi dan setelah pensiun sebagai perwira TNI. Menurut Emrus, tidak ada yang meragukan sisi nasionalisme mantan Panglima TNI ini.
"Namun, untuk jadi cawapres Jokowi, Moeldoko tidak bisa leluasa. Sebab, dia (Moeldoko) harus bisa komunikasi intens dengan partai pendukung Jokowi di 2019. Itu tantangannya," pungkasnya.
(thm)