PPIH Arab Saudi: Masjidilharam Dapat Perhatian Ekstra
A
A
A
MEKKAH - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi memberikan perhatian ekstra terhadap pelayanan kepada para jamaah haji Indonesia. Wilayah ini menjadi perhatian utama, terutama pada saat jamaah haji Indonesia melaksanakan tawaf dan sai.
Personel petugas haji di wilayah yang menjadi episentrum pelaksanaan ibadah haji inipun ditambah dari semula 17 orang menjadi 30 orang. “Kita dapat tambahan dua orang dari temus (tenaga musiman) dan 11 orang dari tim Pertolongan Pertama Pada Jamaah Haji (P3JH). Jadi sekarang kami memiliki 30 personel,” ujar Kepala Seksi Sektor Khusus Masjidilharam Slamet Budiyono di Kantor Daker Mekkah, Arab Saudi, Kamis (26/7/2018).
Bahkan nantinya, kata Slamet Budiyono, petugas seksi khusus Masjidilharam ini akan mendapatkan tambahan personel sebanyak 25-30 yang diambil dari tim Perlindungan Jamaah (Linjam) Daker Madinah.
Penambahan ini dilakukan nanti setelah semua jamaah yang ada di Madinah sudah masuk ke Mekkah. Sehingga totalnya nanti menjadi 60 personel. “Nanti mereka akan kami sebar ke delapan pos yang ada di Masjidilharam,” katanya.
Jumlah pos pelayanan di Masjidilharam pun ditambah dari semula empat pos menjadi delapan. Slamet menuturkan kedelapan pos tersebut yakni Pos Marwah, Pos Tawaf, Pos King Abdul Aziz Gate, Pos lantai tiga Zamzam Tower, Terminal Syib Amir, Pos Daarut Tauhid, Pos yang ada di Lantai 1 dan 2 Masjidil Haram, Pos belakang Masjidilharam, dan Pos Darul Arqam.
Slamet Budiyono menuturkan, pos satu di Marwah adalah tempat terakhir bagi jamaah melaksanakan umroh qudum atau umroh wajib. Di mana di tempat ini jamaah melaksanakan tahalul atau memotong rambut.
Dari Marwah, jamaah diarahkan ke Terminal Sib Amir atau ke Terminal Bab Ali. Petugas bisa juga mengarahkan jamaah untuk jalan kaki ke penginapan di Hotel Kiswah yang berada di wilayah Jarwal yang berjarak sekitar 800 meter.
Pos dua di area Tawaf, personel kami akan terus memantau para jamaah yang melaksanakan tawaf menuju ke arah sai. “Kadang-kadang ada jamaah yang tidak tahu lokasi sai, di mana Bukit Safaa dan Marwa. Di situlah petugas kami akan memberitahu kepada jamaah, termasuk apabila ada jamaah yang terjatuh atau sakit di lokasi Tawaf harus memberikan pertolongan,” kata Slamet Budiyono.
Para petugas di pos Tawaf juga harus mengarahkan para jamaah haji untuk melakukan sai apakah di lantai dasar, lantai satu ataupun lantai dua. “Pengarahan kepada para jamaah dalam pelaksanaan sai ini situasional saja. Artinya apabila di lantai dasar sangat padat, jamaah bisa diarahkan ke lantai satu ataupun lantai dua Masjidilharam,” katanya.
Slamet Budiyono menuturkan, berdasarkan pengalaman tahun lalu, banyak jamaah terpisah dari rombongan karena begitu padatnya jamaah dari berbagai negara yang melaksanakan tawaf maupun sai. Kalau sudah terpisah, jamaah panik mencari rombongan. Sementara dia belum menyelesaikan tawaf maupun sai.
“Kalau belum menyelesaikan tawaf maupun sai, rukun hajinya kan tidak terpenuhi. Karena itu, tugas kami adalah mengantarkan para jamaah tersebut untuk menyelesaikan tawaf maupun sai agar rukun hajinya menjadi sah. Di tim kami juga ada personel yang tugasnya memberikan bimbingan ibadah,” kata Slamet Budiyono.
Dia mengungkapkan tim sektor khsusus ini bekerja 24 jam menjaga jamaah haji di Masjidilharam. Tim dibagi menjadi dua shift di mana pergantian dilakukan pada jam 9 pagi dan jam 9 malam.
Tim sektor khusus ini juga beranggotakan di antaranya petugas wanita. Ini diperlukan agar tim bisa lebih leluasa dalam mengantarkan atau membopong jemaah perempuan.
Ketua PPIH Arab Saudi Ahmad Dumyati Basori mengingatkan kepada para jamaah agar apabila keluar hotel tidak membawa uang dalam jumlah banyak maupun perhiasan, termasuk di antaranya apabila ingin ke Masjidilharam. Sebab di Masjidilharam sering terjadi pencopetan.
Praktik kriminal ini tidak hanya terjadi pada musim haji tahun ini, namun juga telah terjadi di tahun-tahun yang lalu. Oleh karena itu, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pihak keamanan Masjidilharam (Askar) untuk melakukan pengawasan secara lebih ketat untuk meminimalisir terjadinya aksi pencopetan.
Personel petugas haji di wilayah yang menjadi episentrum pelaksanaan ibadah haji inipun ditambah dari semula 17 orang menjadi 30 orang. “Kita dapat tambahan dua orang dari temus (tenaga musiman) dan 11 orang dari tim Pertolongan Pertama Pada Jamaah Haji (P3JH). Jadi sekarang kami memiliki 30 personel,” ujar Kepala Seksi Sektor Khusus Masjidilharam Slamet Budiyono di Kantor Daker Mekkah, Arab Saudi, Kamis (26/7/2018).
Bahkan nantinya, kata Slamet Budiyono, petugas seksi khusus Masjidilharam ini akan mendapatkan tambahan personel sebanyak 25-30 yang diambil dari tim Perlindungan Jamaah (Linjam) Daker Madinah.
Penambahan ini dilakukan nanti setelah semua jamaah yang ada di Madinah sudah masuk ke Mekkah. Sehingga totalnya nanti menjadi 60 personel. “Nanti mereka akan kami sebar ke delapan pos yang ada di Masjidilharam,” katanya.
Jumlah pos pelayanan di Masjidilharam pun ditambah dari semula empat pos menjadi delapan. Slamet menuturkan kedelapan pos tersebut yakni Pos Marwah, Pos Tawaf, Pos King Abdul Aziz Gate, Pos lantai tiga Zamzam Tower, Terminal Syib Amir, Pos Daarut Tauhid, Pos yang ada di Lantai 1 dan 2 Masjidil Haram, Pos belakang Masjidilharam, dan Pos Darul Arqam.
Slamet Budiyono menuturkan, pos satu di Marwah adalah tempat terakhir bagi jamaah melaksanakan umroh qudum atau umroh wajib. Di mana di tempat ini jamaah melaksanakan tahalul atau memotong rambut.
Dari Marwah, jamaah diarahkan ke Terminal Sib Amir atau ke Terminal Bab Ali. Petugas bisa juga mengarahkan jamaah untuk jalan kaki ke penginapan di Hotel Kiswah yang berada di wilayah Jarwal yang berjarak sekitar 800 meter.
Pos dua di area Tawaf, personel kami akan terus memantau para jamaah yang melaksanakan tawaf menuju ke arah sai. “Kadang-kadang ada jamaah yang tidak tahu lokasi sai, di mana Bukit Safaa dan Marwa. Di situlah petugas kami akan memberitahu kepada jamaah, termasuk apabila ada jamaah yang terjatuh atau sakit di lokasi Tawaf harus memberikan pertolongan,” kata Slamet Budiyono.
Para petugas di pos Tawaf juga harus mengarahkan para jamaah haji untuk melakukan sai apakah di lantai dasar, lantai satu ataupun lantai dua. “Pengarahan kepada para jamaah dalam pelaksanaan sai ini situasional saja. Artinya apabila di lantai dasar sangat padat, jamaah bisa diarahkan ke lantai satu ataupun lantai dua Masjidilharam,” katanya.
Slamet Budiyono menuturkan, berdasarkan pengalaman tahun lalu, banyak jamaah terpisah dari rombongan karena begitu padatnya jamaah dari berbagai negara yang melaksanakan tawaf maupun sai. Kalau sudah terpisah, jamaah panik mencari rombongan. Sementara dia belum menyelesaikan tawaf maupun sai.
“Kalau belum menyelesaikan tawaf maupun sai, rukun hajinya kan tidak terpenuhi. Karena itu, tugas kami adalah mengantarkan para jamaah tersebut untuk menyelesaikan tawaf maupun sai agar rukun hajinya menjadi sah. Di tim kami juga ada personel yang tugasnya memberikan bimbingan ibadah,” kata Slamet Budiyono.
Dia mengungkapkan tim sektor khsusus ini bekerja 24 jam menjaga jamaah haji di Masjidilharam. Tim dibagi menjadi dua shift di mana pergantian dilakukan pada jam 9 pagi dan jam 9 malam.
Tim sektor khusus ini juga beranggotakan di antaranya petugas wanita. Ini diperlukan agar tim bisa lebih leluasa dalam mengantarkan atau membopong jemaah perempuan.
Ketua PPIH Arab Saudi Ahmad Dumyati Basori mengingatkan kepada para jamaah agar apabila keluar hotel tidak membawa uang dalam jumlah banyak maupun perhiasan, termasuk di antaranya apabila ingin ke Masjidilharam. Sebab di Masjidilharam sering terjadi pencopetan.
Praktik kriminal ini tidak hanya terjadi pada musim haji tahun ini, namun juga telah terjadi di tahun-tahun yang lalu. Oleh karena itu, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pihak keamanan Masjidilharam (Askar) untuk melakukan pengawasan secara lebih ketat untuk meminimalisir terjadinya aksi pencopetan.
(pur)