Prabowo-Susilo Bambang Yudhoyono Belum Deal

Rabu, 25 Juli 2018 - 16:46 WIB
Prabowo-Susilo Bambang...
Prabowo-Susilo Bambang Yudhoyono Belum Deal
A A A
JAKARTA - Pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) belum menyepakati adanya koalisi resmi antara kedua partai politik dalam menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Kendati demikian, peluang koalisi partai politik beraliran nasional-religius ini terbuka lebar. Pertemuan tertutup ketua umum dua parpol besar ini berjalan selama hampir tiga jam. Kedua mantan jenderal ini membahas berbagai perkembangan politik nasional terbaru, termasuk kemung kinan koalisi kedua parpol dalam mengusung calon presiden-calon wakil presiden dalam Pilpres 2019.

“Banyak hal kami bahas dan diskusikan mendalam pada hari ini. Yang utama ada tiga. Pertama, komitmen bersama kami selaku pemimpin Partai Gerindra, Pak Prabowo dan saya selaku pemimpin Partai Demokrat agar Pemilu 2019 nanti berlangsung damai, jujur, adil. Itu pertama,” kata SBY di kediamannya, kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa usai pertemuan.

Presiden ke-6 RI itu menjelaskan, pertemuan juga mendiskusikan perkem bangan situasi nasional terutama yang dihadapi dan dialami rakyat Indonesia. “Ketiga, atas dasar poin pertama dan kedua tadi kami membahas kemungkinan koalisi Partai Gerindra-Demokrat dan partai-partai lain dalam Pilpres 2019 mendatang,” kata SBY. Dia menegaskan, dalam pembicaraan selama 1,5 jam itu, jalan menuju koalisi terbuka lebar.

Apalagi, dirinya dan Prabowo sepakat atas apa yang menjadi persoalan bangsa dalam lima tahun ke depan. “Tentu kami tidak akan bicara koalisi tanpa harus mengerti apa yang diinginkan rakyat. Saya pribadi dan Pak Prabowo sepakat, syarat-syarat koalisi itu tersedia,” ujarnya.

Meski sepakat mengenai kondisi bangsa, rencana koalisi ternyata belum final. Partai Gerindra dan Demokrat sepakat untuk melakukan pertemuanper temuan lagi untuk mematangkan rencana tersebut. “Setelah pertemuan pertama ini, kami akan melanjutkan pembahasan lebih mendalam secara substansi dalam hari-hari mendatang.

Hasil pertemuan ini akan kami sampaikan kepada majelis tinggi partai, karena forum inilah forum tertinggi Partai Demokrat yang akan menentukan siapa capres dan cawapres yang kami usung,” kata SBY.

Adapun potensi koalisi dengan Jokowi, SBY menjelaskan bahwa dirinya sudah menjalin komunikasi dengan Jokowi hampir satu tahun dan Jokowi pun berharap Demokrat bisa bergabung ke dalam koalisinya.

Namun, dirinya menya dari bahwa banyak rintangan menuju koalisi itu, sementara koalisi bisa terbangun jika dilingkupi oleh iklim yang baik dan adanya kesediaan berkoalisi. “Koalisi harus ada iklimnya baik. Muncul respect?, muncul trust. Itu yang saya kira menjadi hambatan saat ini,” bebernya.

Terkait pembahasan cawapres, menurut SBY tidak elok membahas terkait cawapres di pertemuan pertama. Memang setiap parpol menginginkan kader terbaiknya maju sebagai capres atau cawapres; tapi bagi Demokrat, tawaran cawapres bukan harga mati. “Pasangan capres cawapres yang paling baik yang bisa melakukan perubahan ke arah yang lebih baik,” imbuhnya.

Sementara itu, Prabowo Subianto mengatakan sebetulnya tidak banyak yang perlu ia tambahkan karena apa yang disampaikan SBY sudah menjadi pengertian dan kesepakatan bersama. Dirinya berterima kasih kepada SBY yang telah menyambut elite Gerindra, pihaknya merasa ada chemistry yang sangat baik antara Demokrat dan Gerindra. “Karena dasar latar belakang pemikiran kita sama, kita sangat prihatin dengan kondisi dan perkembangan bangsa, terutama kondisi ekonomi bangsa,” kata Prabowo di kesempatan sama.

Menurut Prabowo, akan ada pertemuan lanjutan untuk pembahasan yang lebih teknis untuk memberi solusi kepada rakyat. Tim kecil dari Gerindra akan intensif kerja dengan tim kecil dari Demokrat tentu juga berkolaborasi dengan PKS dan PAN. “Saya juga sampaikan beberapa menit sebelum menjalankan. Mereka (PKS dan PAN) menyambut baik pertemuan saya dengan SBY,” ujarnya.

Prabowo juga membenarkan bahwa SBY tidak meminta putranya, Agus Hari murti Yudhoyono (AHY), menduduki posisi cawapres sebagai harga mati dalam komunikasi koalisi ini. Tentu saja pihaknya sedang mencari nama terbaik yang memiliki kemampuan dan mampu berkomunikasi dengan generasi muda yang menjadi mayoritas pemilih. “Kalau umpamanya dalam pertemuan nanti nama AHY muncul sebagai suatu yang dibicarakan, saya harus katakan why not? Jadi tidak ada harga mati harga matian, kita sudah cukup lama.

Yang penting cari solusi terbaik,” pungkasnya. Saat Prabowo tiba pukul 19.13, Prabowo beserta rombongan disambut langsung oleh tuan rumah SBY beserta kedua putranya, AHY dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), serta elite Partai Demokrat lainnya.

Koalisi Jokowi Sodorkan Cawapres Tunggal

Sementara itu, materi pertemuan antara enam ketua umum (ketum) partai politik (parpol) yang tergabung dalam koalisi pendukung Joko Widodo (Jokowi) perlahan terungkap ke publik. Salah satu materi pertemuan yang menarik adalah adanya kesamaan pandangan para ketum parpol koalisi pengusung Jokowi terkait nama cawapres.

Para ketum parpol tersebut sepakat mengusulkan satu nama untuk dipilih Jokowi sebagai pendampingnya. “Jadi gini ya, kemarin itu ada Ketua PDIP Ibu Megawati, ada Ketua PKB Muhaimin Iskandar, ada Ketua NasDem Surya Paloh, ada Ketua PPP Saudara Romy, ada Ketua Hanura, siapa ya yang paling ganteng, ada Ketua Golkar Airlangga yang besar gede.

Yang saya heran, mereka itu tanpa ada tekanan tanpa ada sepakat bulat, bulat menyatakan presiden itu Jokowi. Jadi bulat itu, kita nggak pakai berunding-berunding, bulat presiden Jokowi,” kata Ketum DPP Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.

OSO mengatakan, selama ini ada 10 nama calon wakil presiden (cawapres) yang beredar di publik. Namun, enam ketum parpol ini secara bulat menunjuk satu orang untuk menjadi cawapres dan menyerahkan keputusan akhir kepada Jokowi. “Nah, ada 10 nama calon-calon yang beredar wakil capres. Tapi bulat juga kita menunjuk satu orang saja wakilnya, jadi bukan 10 orang wakil, satu orang. Nah, satu orang ini kita serahkan kepada Pak Jokowi. Ya, begitulah cerita nya,” ujarnya.

Menurut ketua DPD RI itu, semua ketum parpol bersepakat tidak akan mengungkap nama itu ke publik. Dan, satu nama itu memang berasal dari 10 nama yang selama ini berkembang di media.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1392 seconds (0.1#10.140)