PII Dukung Airlangga Dampingi Jokowi di Pilpres 2019
A
A
A
JAKARTA - Persatuan Insinyur Indonesia (PII) mendukung Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019. Pasalnya, Airlangga Hartarto dianggap sosok yang mampu menuntaskan pembangunan infrastruktur sekaligus menyiapkan pertumbuhan industri nasional berdaya saing global, yang selaras dengan tuntutan industri 4.0.
PII menganut faham ekonomi nilai tambah (value added economy) yang bertumpu pada engineering, teknologi dan industri. Mereka juga percaya bahwa persaingan dunia membutuhkan fondasi jaringan infrastruktur pendukung yang andal.
Wakil Ketua Umum PII, Heru Dewanto menilai apa yang sudah dilakukan pemerintahan saat ini sejalan dengan visi ekonomi nilai tambah yang merupakan mazhab yang dianut PII. PII menilai, pembangunan infrastruktur secara pesat saat ini perlu dilanjutkan pemerintahan mendatang, dengan konsep yang terarah dan sinergis dengan strategi nasional memajukan sektor industri.
Maka itu, PII memandang Presiden Jokowi selayaknya diberi kesempatan memimpin untuk periode kedua dan didampingi oleh sosok yang mampu menuntaskan pembangunan infrastruktur sekaligus menyiapkan pertumbuhan industri nasional berdaya saing global yang selaras dengan tuntutan industri 4.0.
Kata dia, Jokowi selama ini sudah sangat baik memacu pembangunan infrastruktur. Namun, infrastruktur hanyalah sebuah perantara. Sedangkan tujuan akhir untuk mengangkat perekonomian adalah sektor industri.
"Dan saat ini yang sudah terbukti mengakselerasi pertumbuhan industri nasional dan menginisiasi Indonesia 4.0, ya Pak Airlangga. Jadi secara substansif, ini alasan saya mendukung Bapak Jokowi dan Airlangga memimpin bangsa ini 5 tahun ke depan,” ujar Heru kpada wartawan, Sabtu (21/7/2018).
Dia melanjutkan, sektor industri terhadap produk domestik bruto di Indonesia telah mencapai angka 22%. Namun, kata dia, sektor industri di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara lain.
Padahal sektor industri memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan lagi karena Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah. “Industri merupakan nilai tambah dari perekonomian. Industri menciptakan nilai tambah berlipat ganda dari sumber daya alam yang melimpah, dan juga menciptakan peluang kerja yang masif,” tuturnya.
Selain itu, dia yang akan dilantik menjadi Ketua Umum PII tahun ini juga mempunyai alasan subyektif mendukung Airlangga Hartarto, karena Menteri Perindustrian itu juga Mantan Ketua Umum PII. “Kalau secara substansif, pasangan Jokowi dan Airlangga saya nilai mampu mendongkrak kesejahteraan rakyat melalui infrastruktur dan perindustrian," paparnya.
Namun, secara subjektif Jokowi dan Airlangga juga dianggap SDM terbaik Persatuan Insinyur Indonesia, karena Jokowi adalah anggota PII, dan Airlangga adalah mantan Ketua Umum PII. Dia melanjutkan, hasil kerja yang ditunjukkan oleh Airlangga Hartarto sebagai Menteri Perindustrian bisa terlihat nyata, yaitu tingkat pertumbuhan industri yang maju pesat bahkan tumbuh melebihi pertumbuhan ekonomi Indonesia, yaitu 5,46% pada 2017.
Selain itu, visi Airlangga untuk mewujudkan industri 4.0 menjadi nyata merupakan sebuah harapan bagi industri di Indonesia untuk bisa lebih maju. “Kita butuh dua orang visioner untuk benar-benar membawa Indonesia lebih maju dan sejahtera," kata Heru.
PII menganut faham ekonomi nilai tambah (value added economy) yang bertumpu pada engineering, teknologi dan industri. Mereka juga percaya bahwa persaingan dunia membutuhkan fondasi jaringan infrastruktur pendukung yang andal.
Wakil Ketua Umum PII, Heru Dewanto menilai apa yang sudah dilakukan pemerintahan saat ini sejalan dengan visi ekonomi nilai tambah yang merupakan mazhab yang dianut PII. PII menilai, pembangunan infrastruktur secara pesat saat ini perlu dilanjutkan pemerintahan mendatang, dengan konsep yang terarah dan sinergis dengan strategi nasional memajukan sektor industri.
Maka itu, PII memandang Presiden Jokowi selayaknya diberi kesempatan memimpin untuk periode kedua dan didampingi oleh sosok yang mampu menuntaskan pembangunan infrastruktur sekaligus menyiapkan pertumbuhan industri nasional berdaya saing global yang selaras dengan tuntutan industri 4.0.
Kata dia, Jokowi selama ini sudah sangat baik memacu pembangunan infrastruktur. Namun, infrastruktur hanyalah sebuah perantara. Sedangkan tujuan akhir untuk mengangkat perekonomian adalah sektor industri.
"Dan saat ini yang sudah terbukti mengakselerasi pertumbuhan industri nasional dan menginisiasi Indonesia 4.0, ya Pak Airlangga. Jadi secara substansif, ini alasan saya mendukung Bapak Jokowi dan Airlangga memimpin bangsa ini 5 tahun ke depan,” ujar Heru kpada wartawan, Sabtu (21/7/2018).
Dia melanjutkan, sektor industri terhadap produk domestik bruto di Indonesia telah mencapai angka 22%. Namun, kata dia, sektor industri di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara lain.
Padahal sektor industri memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan lagi karena Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah. “Industri merupakan nilai tambah dari perekonomian. Industri menciptakan nilai tambah berlipat ganda dari sumber daya alam yang melimpah, dan juga menciptakan peluang kerja yang masif,” tuturnya.
Selain itu, dia yang akan dilantik menjadi Ketua Umum PII tahun ini juga mempunyai alasan subyektif mendukung Airlangga Hartarto, karena Menteri Perindustrian itu juga Mantan Ketua Umum PII. “Kalau secara substansif, pasangan Jokowi dan Airlangga saya nilai mampu mendongkrak kesejahteraan rakyat melalui infrastruktur dan perindustrian," paparnya.
Namun, secara subjektif Jokowi dan Airlangga juga dianggap SDM terbaik Persatuan Insinyur Indonesia, karena Jokowi adalah anggota PII, dan Airlangga adalah mantan Ketua Umum PII. Dia melanjutkan, hasil kerja yang ditunjukkan oleh Airlangga Hartarto sebagai Menteri Perindustrian bisa terlihat nyata, yaitu tingkat pertumbuhan industri yang maju pesat bahkan tumbuh melebihi pertumbuhan ekonomi Indonesia, yaitu 5,46% pada 2017.
Selain itu, visi Airlangga untuk mewujudkan industri 4.0 menjadi nyata merupakan sebuah harapan bagi industri di Indonesia untuk bisa lebih maju. “Kita butuh dua orang visioner untuk benar-benar membawa Indonesia lebih maju dan sejahtera," kata Heru.
(kri)