Fokus Kendaraan Listrik, Moeldoko Garap Mobil Anak Bangsa

Jum'at, 20 Juli 2018 - 02:30 WIB
Fokus Kendaraan Listrik,...
Fokus Kendaraan Listrik, Moeldoko Garap Mobil Anak Bangsa
A A A
JAKARTA - Industri otomotif listrik Indonesia memasuki babak baru. PT Mobil Anak Bangsa (MAB) dan spesialis motor listrik Gesits siap berkolaborasi. Mereka pun akan bahu membahu mengembangkan kendaraan listrik secara massal.

Pergerakan industri otomotif khususnya berbasic listrik punya potensi besar di Indonesia. Sebab, pelaku bisnis sektor ini sama-sama dengan mengembangkan konsep ideal namun ekonomis. Harapannya, nilai jual di pasaran bisa terjangkau oleh lapisan masyarakat. Dan, MAB bersama Gesits sejauh ini menjadi kutub dari pengembangan kendaraan listrik.

Meski sama-sama fokus dengan kendaraan listrik, namun output keduanya berbeda. MAB sangat fokus dengan riset dan pengembangan bus listrik. MAB ini diprakarsai oleh Jenderal TNI (Purn) Moeldoko yang juga Kepala Staf Kepresidenan.

Bagaimana dengan Gesits? Brand ini merupakan kolaborasi antara Garasindo dengan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya. "Kuncinya ada baterai. Semua kini sudah sadar bila baterai menjadi masa depan," ungkap Moeldoko, Rabu (18/7/2018) malam.

"Industri otomotif yang berbasic listrik saat ini pun berkembang pesat. Sejak awal saya memang tertarik, apalagi setelah melihat langsung bus listrik di Shanghai. Karena bagus, saya tertarik untuk mengembangkannya di Indonesia. Apalagi, Pak Jokowi punya kesenangan otomotif," tambahnya.

Digulirkan sejak Maret, bus listrik karya MAB ini memiliki kandungan lokal hingga 45%. MAB pun saat ini terus berkomitmen untuk menggenapi kandungan lokal menjadi 100%. Realiasi kandungan lokal full bus bernama Maxvel ini ditarget maksimal lima tahun lagi.

Demi mewujudkan target tersebut, proses alih teknologi terus berjalan antara MAB dengan rekananannya di Shanghai. "Mobil listrik ini bagus untuk masa depan. Untuk itu, sebisa mungkin kandungan lokal mobil listrik ini 100%," katanya.

"Realisasi ini terbuka diwujudkan hingga lima tahun ke depan. Artinya, saat itu Indonesia sudah bisa memproduksi mobil listrik dengan kesemuanya dibuat di sini. Untuk menguatkan konsep sekaligus strategi, maka sinergi perlu dilakukan dengan beberapa pihak," tambah Moeldoko lagi.

Memiliki kesamaan basic, MAB pun melirik Gesits. Pertemuan mereka sudah terjadi beberapa waktu silam. Saat itu, Gesits diwakili oleh Gesits Technologies Indo (GTI) yang menggelar pertemuan dengan MAB.

Pada pertemuan itu tersirat adanya rencana kolaborasi. Direktur Utama PT Mobil Anak Bangsa Mayjen TNI (Purn) Leonard mengatakan, pertemuan terkait kesepakatan kerja sama masih sangat dini.

"Pertemuan MAB dan Gesits memang sudah dilakukan. Tapi, rencana kerjasama ini masih sangat awal. Masing-masing pihak hanya baru mengungkapkan ketertarikannya masing-masing. Adapun teknisnya seperti apa, belum dibahas. Perlu beberapa pertemuan lagi untuk mengetahui posisi dan keinginan dari masing-masing pihak," kata Leonard.

Menguatkan brandingnya, MAB bahkan sudah mendisplay bus listriknya itu di Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo 2018. Maxvel telah mengaplikasikan sistem mesin mekatronika dan nantinya akan diproduksi secara massal.

Lalu, Gesits sudah bersiap go public dan rencananya rilis pada Agustus nanti. Harga saat dipasarkan diperkirakan Rp15 Juta per unit. Menjadi kebanggaan negeri, Gesits menggunakan baterai ion lithium dengan jarak tempuh 80-100 Km untuk sekali pengisian.

Dibutuhkan waktu sekitar 1,5-3 jam untuk sekali pengisian listrik. Dengan suplai energi besar, kecepatannya hingga 100 Km/Jam dengan dengan 125cc motor konvensional. Lebih spesial, Gesits ini tidak mengeluarkan emisi gas buang.

"Realisasi proses kerasama ini baiknya ditunggu saja. Yang jelas akan lebih menarik bila MAB dan Gesits ini saling bersinergi," pungkasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1377 seconds (0.1#10.140)