Beri Dukungan ke Jokowi, Gerindra: TGB Pernah Diperiksa KPK
A
A
A
JAKARTA - Partai Gerindra tidak mengetahui alasan yang mendasari Tuan Guru Bajang (TGB) M Zainul Majdi mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019.
Namun, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono mengingatkan, Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) itu sempat diperiksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Mapolda NTB beberapa bulan lalu.
"Kalau masyarakat melihat sebelumnya, belakangan ini kan Pak TGB diperiksa di KPK, masyarakat lihat dan kemudian menilai," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (7/7/2018).
Dirinya mengaku tidak mengetahui, apakah pemeriksaan KPK itu mempengaruhi TGB untuk mendukung Presiden Jokowi. Namun, Ferry juga menduga ada beberapa hal yang bisa membuat TGB mendukung Presiden Jokowi.
Pertama, dengan ikhlas menyatakan dukungan karena melihat Presiden Jokowi sukses. "Kedua, bisa karena intimidasi atau tersandera kasus," ujarnya.
Ketiga, karena ada masalah di internal partai TGB, Demokrat. Misalnya, aspirasi TGB tidak diakomodir oleh Partai Demokrat. "Tapi saya tak bisa menuduh, karena yang paling tahu Pak TGB," ujarnya.
Namun, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono mengingatkan, Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) itu sempat diperiksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Mapolda NTB beberapa bulan lalu.
"Kalau masyarakat melihat sebelumnya, belakangan ini kan Pak TGB diperiksa di KPK, masyarakat lihat dan kemudian menilai," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (7/7/2018).
Dirinya mengaku tidak mengetahui, apakah pemeriksaan KPK itu mempengaruhi TGB untuk mendukung Presiden Jokowi. Namun, Ferry juga menduga ada beberapa hal yang bisa membuat TGB mendukung Presiden Jokowi.
Pertama, dengan ikhlas menyatakan dukungan karena melihat Presiden Jokowi sukses. "Kedua, bisa karena intimidasi atau tersandera kasus," ujarnya.
Ketiga, karena ada masalah di internal partai TGB, Demokrat. Misalnya, aspirasi TGB tidak diakomodir oleh Partai Demokrat. "Tapi saya tak bisa menuduh, karena yang paling tahu Pak TGB," ujarnya.
(maf)