Alasan Tiket Full, Travel Umrah Telantarkan Jamaah Palembang

Rabu, 27 Juni 2018 - 21:14 WIB
Alasan Tiket Full, Travel...
Alasan Tiket Full, Travel Umrah Telantarkan Jamaah Palembang
A A A
JAKARTA - Jamaah umrah asal Indonesia kembali telantar di Tanah Suci. Kantor Urusan Haji (KUH) Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah baru saja menerima aduan kasus penelantaran jamaah umrah.

Setidaknya 13 jamaah umrah yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan telah berada di Mekkah lima hari lebih lama dari yang dijadwalkan karena tidak mendapatkan tiket pulang.
Karena masih didampingi tour leader-nya, jamaah yang rata-rata belum ada pengalaman perjalanan ke luar negeri ini akhirnya bisa dievakuasi ke Wisma KUH KJRI Jeddah di wilayah Mekkah.
Pemimpin perjalanan rombongan jamaah tersebut, Mursydah Muhlis Marwah mengatakan, dari awal pemberangkatan, travel ZZ yang mereka gunakan telah menunjukkan gelagat kurang baik. Mulai dari penundaan agenda pemberangkatan hingga penambahan biaya di luar kesepakatan.

“Kami berangkat seharusnya terjadwal pada 28 Maret dan ternyata beberapa kali ada penundaaan. Penundaan itu katanya karena urusan visa, katanya juga kekurangan biaya. Akhirnya kita dikenakan biaya tambahan. Visa kemudian keluar pada akhir Ramadhan, kemudian kita berangkat dengan uang tambahan tersebut dua hari sebelum Lebaran," ungkap Mursydah.

Menurut Mursydah, rombongan jamaah yang sebagian besar berusia lanjut tersebut diberangkatkan dari Palembang menuju ke Jeddah dengan rute dua kali transit, di Jakarta dan di Kuala Lumpur. Setelah tiba di Jeddah, perjalanan berlanjut ke Madinah dan tinggal di kota nabi tersebut selama dua hari.

Setelah shalat Id dan Lebaran di Madinah, agenda dilanjutkan ke Mekkah dan rencananya tinggal selama lima hari atau sampai tanggal 20 Juni.

Namun permasalahan muncul setelah batas seharusnya mereka tinggal Mekkah telah berakhir. Pihak travel menyatakan tidak dapat menyediakan tiket pulang karena lagi “full”, kemudian menawarkan tiket untuk 6 orang saja.

”Sampai pada batas kami tinggal di Mekkah kemudian pihak travel menyatakan belum ada tiket untuk pulang. Katanya tiket full, kemudian kita dikasih tiket untuk tanggal 25 Juni. Itu pun hanya disediakan untuk enam orang saja. Sedangkan jumlah jumlah jemaah ada 13 orang. Kemudian saya bilang tidak mau, kita tidak mau dipisah-pisah karena jamaah kebanyakan sudah lanjut usia. Jadi saya maunya gabung saja, karena kasihan mereka belum ada pengalaman perjalanan luar negeri," tutur Mursydah.

Untuk biaya hidup jamaah selama di Mekkah, Mursyda mengaku menggunakan biaya dari kantong pribadi. Dia bahkan juga menalangi beberapa biaya ekstra yang dikenakan oleh pihak travel sejak awal keberangkatan.

“Untuk biaya pemberangkatan umrah ini kita dikenakan biaya paket Rp19 juta dari travel ZZ per paket, dan kemudian ada tambahan. Itu hanya paket umrah saja. Selama empat hari setelah tanggal 20 Juni itu saya yang nanggung. Di Madinah saya sudah menyerahkan Rp20 juta kepada pihak travel karena minta tambahan katanya untuk tiket pulang. Travel minta tambahan 10 juta per jamaah, Tapi rata-rata mereka (jamaah) gak ngasi Rp10 juta, mereka ada yang ngasi Rp7 juta, ada yang Rp5 juta," tutur Mursyda.

Sejak mendapat laporan dari Nur, mukimin Mekkah yang juga anggota satgas PWNI wilayah Mekkah pada hari Senin sore (25/6/2018), Staf Teknis Haji (STH) 1 Ahmad Dumyathi Bashori menginstruksikan petugas wisma KUH Mekkah untuk mengevakuasi.

Sebagai tindak lanjut untuk menangani kasus tersebut, Ahmad Dumyathi menugaskan Divisi Penanganan Kasus Jamaah Umrah KUH KJRI. Selanjutnya melaporkan kejadian tersebut kepada Kementerian Haji dan Umrah Bidang Pengawasan Umrah, Ing. Abdul Aziz Damanhuri, bahwa ada 13 orang jamaah umrah WNI tidak dapat pulang karena persoalan tiket.

Selama proses penyelesaian tersebut, KUH KJRI Jeddah juga berkoordinasi dengan Staf Teknis Imigrasi KJRI Jeddah. Setelah diketahui pihak muassa yang menjadi bagian dari proses pemberangkatan perjalanan umrah tersebut, dengan sigap Divisi Penanganan Kasus Umrah KUH KJRI Jeddah menghubunginya. Pada pukul 16.30 WAS (26/6/2018) pihak muassasah Syarikat Al Iwa datang.

Proses penyelesaian kasus pun semakin menemukan titik terang setelah pihak terkait bertemu di Wisma KUH Makkah. Ahmad Dumyathi menjelaskan duduk perkaranya bahwa mereka tidak dapat pulang dari tanggal 23 Juni. Namun upaya komunikasi dengan pihak travel ZZ tidak membuahkan hasil.

"Tolong mereka dibantu agar segera dipulangkan," pinta Ahmad Dumyathi saat bertemu dengan muasasa yang juga dihadiri oleh perwakilan Staf Teknis Imigrasi, perwakilan satgas PWNI serta perwakilan jamaah.

Saat pertemuan dengan muasasa tersebut, STH 1 yang di sebut konsul haji di wilayah Arab Saudi ini juga menyampaikan untuk tempat tinggal sementara jamaah akan diakomodir di wisma haji Makkah dengan seadanya. Kemudian STH1 juga meminta kepada pihak muassasah agar juga disiapkan makanan.

"Tolong mereka (jamaah-red) dibantu makanan, agar tidak ada yang jatuh korban akibat keterlambatan pemulangan mereka ke Tanah Air. Maklum persediaan bekal uang mereka juga sudah habis," katanya.

Sebagai respons dari hasi pertemuan tersebut, pada pukul 18.30 Waktu Arab Saudi (WAS) utusan muassasa, Iwa datang dengan membawa uang sebesar SAR1.300 untuk membantu penyediaan makanan jamaah. Bantuan diterima langsung STH 1 dan kemudian diserahkan kepada jamaah di kantin wisma KUH Mekkah setelah makan malam bersama.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0907 seconds (0.1#10.140)