Mahfud MD Ngaji Online Soal Pancasila Bersama PPI Tiongkok
A
A
A
JAKARTA - Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mohammad Mahfud MD mengingatkan pentingnya Pancasila kepada mahasiswa yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok.
Melalui video conference yang disaksikan seluruh mahasiswa PPI di berbagai kota di Tiongkok, Mahfud MD mengajak ngaji bareng terkait pentingnya Pancasila di era milenial sekarang ini.
Kepada mahasiswa PPI Mahfud MD memaparkan sejarah lahirnya Pancasila, dari mulai BPUPKI, Piagam Jakarta, hingga Pancasila yang seperti saat ini. Para pendiri bangsa telah menyepakati Pancasila adalah ideologi final melalui diskusi panjang.
“Konsep negara kita ini bukan negara agama tetapi negara berke-Tuhanan. Semua founding father menyepakati ini,” ujar Mahfud sambil menunggu buka puasa di kantornya, MMD Initiative, Jalan Kramat VI, Jakarta Pusat.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini menegaskkan, Pancasila ideologi yang luar biasa yang mampu mempersatukan bangsa Indonesia dari sekat-sekat primordial. Pancasila bisa mempersatukan 1.340 suku bangsa, 736 bahasa daerah, dan 6 agama. Karenanya, Mahfud berpesan kepada mahasiswa Indonesia di Tiongkok untuk tetap mengamalkan Pancasila di era milenial seperti sekarang ini.
“Generasi muda saat ini harus merefleksikan Pancasila dalam kehidupan bersosialisasi mereka sehari-hari untuk mencegah perpecahan dan radikalisme. Dengan cinta Tanah Air, hubbul watan, ini bagian dari iman, syukuri karena kita mempunyai bangsa. Bangsa ini harus dicintai dan dirawat bersama-sama,” tandasnya.
Di sesi tanya jawab, salah satu mahasiswa bertanya tentang peran BPIP. Mahfud lalu menjelaskan, badan ini dibentuk sebagai pelaksana pedoman idiologi negara. Tugasnya antara lain membuat dan merumuskan kebijakan yang akan diberikan kepada pemerintah dan kemudian disalurkan dalam bentuk kebijakan kepada kementerian/lembaga.
Selain perumusan kebijakan, BPIP setelah diperluas wewenangnya, diberi tugas eksekutif yakni halaqoh ke lapangan. Seperti ke pesantren, Kadin, TNI dan organisasi masyarakat, dan lembaga lainnya.
“Dulu zaman P4 rumusannya selalu sama. Sekarang ini berbeda, sekarang berdasarkan aktualitas yang ada. Selalu bersifat baru, tidak baku. Ke pesantren berdiskusi pandangan pesantren soal negara, ke Kadin bagaimana Pancasila bicara soal ekenomi, ke TNI pancasila bicara Pancasila soal pertahanan dan sebagainya,” terangnya.
Di akhir diskusi, Mahfud mengingatkan kembali agar mahasiswa mengamalkan Pancasila sesuai dengan sila-sila yang ada. “Mari jaga kebersatuan kita, tunjukan jati diri kita yang punya sifat kepancasilaan, selalu tawadhu, bertaqwa, berkemanusiaan, bermusyawarah, teguh bersatu jaga NKRI, dan jaga nama bangsa di negeri orang,” pesannya.
Sementara itu, Ketua PPI Tiongkok Fadlan Muzaki menyatakan, pelajar Indonesia di Tiongkok berkomitmen berpegang teguh pada Pancasila sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara. Dengan diskusi ini, pelajar Indonesia di Tiongkok membuktikan bahwa mereka tetap berpegang teguh kepada ideologi bangsa di manapun mereka berada.
Diskusi bersama Mahfud MD ini juga sebagai bukti bahwa mereka masih peduli terhadap pengamalan nilai-nilai pancasila sesuai perkembangan zaman. Keterbatasan jarak yang ada tidak membuat PPI berdiam diri untuk menambah wawasan dan juga ilmu pengetahuan mengenai Pancasila.
“Dengan diskusi online seperti ini, kami yang berada di Tiongkok juga tetap menggali nilai-nilai pancasila. Diskusi ini juga dapat dipandang sebagai counter issue yang menyatakan bahwa pelajar Indonesia di Tiongkok diharuskan belajar ideologi tertentu,” tuturnya.
Melalui video conference yang disaksikan seluruh mahasiswa PPI di berbagai kota di Tiongkok, Mahfud MD mengajak ngaji bareng terkait pentingnya Pancasila di era milenial sekarang ini.
Kepada mahasiswa PPI Mahfud MD memaparkan sejarah lahirnya Pancasila, dari mulai BPUPKI, Piagam Jakarta, hingga Pancasila yang seperti saat ini. Para pendiri bangsa telah menyepakati Pancasila adalah ideologi final melalui diskusi panjang.
“Konsep negara kita ini bukan negara agama tetapi negara berke-Tuhanan. Semua founding father menyepakati ini,” ujar Mahfud sambil menunggu buka puasa di kantornya, MMD Initiative, Jalan Kramat VI, Jakarta Pusat.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini menegaskkan, Pancasila ideologi yang luar biasa yang mampu mempersatukan bangsa Indonesia dari sekat-sekat primordial. Pancasila bisa mempersatukan 1.340 suku bangsa, 736 bahasa daerah, dan 6 agama. Karenanya, Mahfud berpesan kepada mahasiswa Indonesia di Tiongkok untuk tetap mengamalkan Pancasila di era milenial seperti sekarang ini.
“Generasi muda saat ini harus merefleksikan Pancasila dalam kehidupan bersosialisasi mereka sehari-hari untuk mencegah perpecahan dan radikalisme. Dengan cinta Tanah Air, hubbul watan, ini bagian dari iman, syukuri karena kita mempunyai bangsa. Bangsa ini harus dicintai dan dirawat bersama-sama,” tandasnya.
Di sesi tanya jawab, salah satu mahasiswa bertanya tentang peran BPIP. Mahfud lalu menjelaskan, badan ini dibentuk sebagai pelaksana pedoman idiologi negara. Tugasnya antara lain membuat dan merumuskan kebijakan yang akan diberikan kepada pemerintah dan kemudian disalurkan dalam bentuk kebijakan kepada kementerian/lembaga.
Selain perumusan kebijakan, BPIP setelah diperluas wewenangnya, diberi tugas eksekutif yakni halaqoh ke lapangan. Seperti ke pesantren, Kadin, TNI dan organisasi masyarakat, dan lembaga lainnya.
“Dulu zaman P4 rumusannya selalu sama. Sekarang ini berbeda, sekarang berdasarkan aktualitas yang ada. Selalu bersifat baru, tidak baku. Ke pesantren berdiskusi pandangan pesantren soal negara, ke Kadin bagaimana Pancasila bicara soal ekenomi, ke TNI pancasila bicara Pancasila soal pertahanan dan sebagainya,” terangnya.
Di akhir diskusi, Mahfud mengingatkan kembali agar mahasiswa mengamalkan Pancasila sesuai dengan sila-sila yang ada. “Mari jaga kebersatuan kita, tunjukan jati diri kita yang punya sifat kepancasilaan, selalu tawadhu, bertaqwa, berkemanusiaan, bermusyawarah, teguh bersatu jaga NKRI, dan jaga nama bangsa di negeri orang,” pesannya.
Sementara itu, Ketua PPI Tiongkok Fadlan Muzaki menyatakan, pelajar Indonesia di Tiongkok berkomitmen berpegang teguh pada Pancasila sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara. Dengan diskusi ini, pelajar Indonesia di Tiongkok membuktikan bahwa mereka tetap berpegang teguh kepada ideologi bangsa di manapun mereka berada.
Diskusi bersama Mahfud MD ini juga sebagai bukti bahwa mereka masih peduli terhadap pengamalan nilai-nilai pancasila sesuai perkembangan zaman. Keterbatasan jarak yang ada tidak membuat PPI berdiam diri untuk menambah wawasan dan juga ilmu pengetahuan mengenai Pancasila.
“Dengan diskusi online seperti ini, kami yang berada di Tiongkok juga tetap menggali nilai-nilai pancasila. Diskusi ini juga dapat dipandang sebagai counter issue yang menyatakan bahwa pelajar Indonesia di Tiongkok diharuskan belajar ideologi tertentu,” tuturnya.
(thm)